Minat Wisata Alam & Petualangan Kian Tinggi

ANP • Monday, 25 Oct 2021 - 14:45 WIB

JAKARTA - masyarakat terhadap wisata alam dan petualangan di masa pandemi kian tinggi. Survei Adventure Outlook 2022 menunjukkan hampir semua responden atau sebanyak 99% menyatakan berminat melakukan perjalanan wisata alam mau pun petualangan.

Keinginan itu dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan Clean (bersih), Healthy (sehat), Safety (aman) dan Environment Sustainability (CHSE) serta asuransi perjalanan.

Survei Adventure Outlook 2022 yang dilakukan Indonesia International Outdoor Festival bersama Kopisetara dan didukung penuh oleh Bank bjb menunjukkan persepsi responden yang sebagian besar (86,2%) menyatakan sangat penting dan penting diberlakukannya  CHSE di masa pandemi.

Sebanyak 72,7% responden juga menganggap pentingnya operator memperhatikan penerapan bukti vaksin dan disiplin protokol kesehatan.

“Hasil survei ini memberi gambaran pada pelaku industri pariwisata alam dan petualangan untuk lebih memperhatikan konsep-konsep dan kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan dan keamanan serta kenyamanan berwisata di era baru,” ujar Heru Prasetya, Kepala Litbang Arah Kita Media Group yang timnya melakukan survei Adventure Outlook 2022.

Gaya Berwisata
Heru menjelaskan, survei juga membidik gaya atau kebiasaan berwisata responden. Sebagian besar responden menyatakan melakukan perjalanan wisata beberapa kali dalam satu tahun dengan persentase 58%. “Yang menggembirakan, 35% responden menyatakan berwisata setidaknya satu bulan satu kali, dan sebesar 7% menjawab melakukan kegiatan wisata setiap minggu.”

Untuk menggali informasi lebih detail, jelas Heru, dilakukan crosstabulasi dan dapat diketahui bahwa wiraswasta yang paling banyak melakukan perjalanan wisata setiap minggu. Sedangkan yang bekerja sebagai karyawan cenderung melakukan perjalanan wisata sebulan sekali dan setahun beberapa kali.

Sebagian besar responden menyatakan kombinasi pergi bersama teman, keluarga dan pergi sendiri (campuran) sebesar 53%. Sedangkan yang khusus suka pergi bersama teman sebesar 26%, dan yang suka pergi bersama keluarga sebesar 17%. dan yang suka pergi sendiri hanya 4%.

Untuk melihat konsistensi jawaban di atas kroscek yang dilakukan menunjukkan bahwa yang suka pergi sendiri adalah kelompok usia 17-25 tahun. Yang suka pergi bersama keluarga adalah kelompok usia di atas 26 tahun dan yang suka pergi bersama teman adalah mereka yang berusia 17 – 35 tahun.

Lewat survei juga diketahui bahwa sebagian besar responden 72% menghabiskan waktu berwisata selama 2 hari 1 malam hingga 3 hari 2 malam. Sedangkan yang berlibur lebih dari 3 hari 2 malam sebesar 24%.

Jenis akomodasi yang mereka pilih untuk berwisata adalah Glamping/camping, campervan sebesar 51%, Homestay/guesthouse sebesar 29%, Hotel berbintang 13% dan properti pribadi yang disewakan sebesar 7% .

Hasil survei menurut Heru juga menunjukkan besarnya peran digitalisasi. Hasil survei menyebutkan 72% responden mengatur perjalanan sendiri dalam arti menyusun rencana perjalanan sendiri dengan menggali informasi dari mesin pencari, website, dan media sosial operator perjalanan atau aktivitas. Sedangkan yang menggunakan konsultan dan  travel agent (campuran keduanya) sebesar 24%.

Terkait dengan media sosial, hasil survei menunjukkan 96% responden melakukan dokumentasi perjalanan wisata, dan sebagian besar di antaranya mempunyai kebiasaan berbagi melalui media sosial seperti Instagram sebesar 86%, Facebook 58%, Youtube 18% dan Twitter 11%.

“Hasil survei ini menunjukkan jenis media sosial apa yang paling banyak digunakan oleh responden, sehingga bisa menjadi gambaran pada pelaku industri pariwisata saat menyusun dan melakukan konsep promosi,” papar Heru.

Ketika responden ditanya tentang jenis wisata yang paling diminati, tambah Heru, sebanyak 47% menjawab campuran wisata alam, wisata kota/desa , wisata budaya, wisata religi dll. Kemudian campuran wisata alam, wisata kota/desa dan wisata budaya sebesar 23%. Responden yang tegas memiliki minat wisata alam 18% dan sisanya memilih wisata alam dan wisata kota/desa sebesar12%.

Survei juga memberi gambaran kegiatan wisata alam yang diminati responden dari risiko rendah hingga risiko tinggi hampir sama rata. Mereka yang suka risiko tinggi sebesar 37%, risiko sedang 34%, risiko ringan 28%.

Pelengkapan Perjalanan
Adventure Outlook 2022 juga menyinggung pilihan responden terkait travel equipment atau peralatan perlengkapan wisata alam dan petualangan.

Sebagian besar responden memberikan prioritas pada kualitas,  kegunaan, model warna (campuran) sebesar 65%. Sedangkan yang khusus memprioritaskan kegunaan sebesar 18% dan kualitas sebesar 14%.

Merek lokal dan merek luar negeri (campuran) menjadi pertimbangan penting bagi 62% responden dan ada 25% responden menganggap merek tidak penting. Kemudian responden yang memilih merek lokal sebesar 12%.

“Secara umum perlengkapan wisata yang dianggap responden wajib dimiliki adalah pakaian, tas/daypack/jaket, tenda, sepatu hingga kantong tidur. Responden juga menganggap standar uji produk yang akan mereka beli menjadi pertimbangan utama sebesar 93%,” jelas Heru.

Rekomendasi
Berdasarkan analisa hasil survei, Heru kemudian merekomendasikan beberapa saran:
- Pemerintah perlu melakukan antispasi untuk menyiapkan wisata Labuan Bajo lebih baik  dengan infrastruktur yang baik dan juga antisipasi agar Labuan Bajo dan sekitarnya tidak menjadi mass tourism yang berisiko merusak kelestarian alam.
- Pemerintah dan pelaku bisnis wisata perlu segera berbenah untuk melakukan antisipasi lonjakan arus wisata setelah vakum selama pandemi covid-19.
- Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membuat konten advertising destinasi wisata melalui Sosial media yang banyak digunakan oleh pelaku wisata agar target kunjungan wisman dan winus tercapai.
- CHSE, bukti vaksin hingga protokol kesehatan dan langkah antisipasi lain perlu diterapkan secara ketat oleh pengelola/operator wisata sesuai harapan masyarakat agar terhindar dari gelombang 3 corona.
- Setiap destinasi wisata perlu menyiapkan petugas bersertifikasi agar kenyamanan dan keamanan orang berwisata terjamin.
- Industri peralatan dan perlengkapan wisata lokal masih dapat tumbuh karena responden tidak berpatokan harus produk luar negeri. Bahkan mereka menganggap merek tidak penting. Yang utama bagi mereka adalah model, warna, kegunaan dan kualitas.

Tentang Suervei
Survei Adventure Outlook 2022 dilakukan pada bulan Oktober 2021. Survei berhasil menjaring 2.009 responden  dengan data error sebanyak 4.5%.

Metodologi yang digunakan adalah survei online, dengan  pengambilan sampel menggunakan Nonprobabilitas sampling. Penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu, dalam hal ini kecepatan, kemudahan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi digital.

Hasil survei menunjukkan sebaran responden yang cukup baik, mencakup 27 provinsi, dengan jumlah responden tertinggi tiga besar ada di Jawa Barat, DKI Jakarta, disusul Banten.
Dilihat dari gender, 79,5% responden  didominasi laki-laki, dan sisanya 20,5% perempuan. Yang menarik, responden yang terlihat dalam survei ini didominasi generasi milenial atau generasi Y yang kini ada di rentang usia 26-45 tahun. Total generasi Y yang mengikuti survei mencapai 61,1% yang dibagi dalam dua kategori usia, yakni 26-35 dan 35-45 tahun.

Partisipasi terbanyak kedua ada pada generasi Z yang pada survei ini dimulai di usia 17 tahun (dengan pertimbangan sudah memiliki KTP) hingga usia 25 tahun. Besarannya mencapai 23,4%. Sedangkan Generasi Baby Boomers dan Generasi X atau Baby Burst hanya 15,5%.  (ANP)