Lemhannas Gunakan Pendekatan Soft Power

MUS • Thursday, 7 Oct 2021 - 12:22 WIB

Jakarta – Lemhannas RI telah lama menggunakan pendekatan hard power untuk hasilkan kajian. Mencermati kesuksesan negara-negara maju, Lemhannas RI mendalami pendekatan soft power untuk hasilkan kajian Indonesia Menuju 2045. Hal ini disampaikan Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo sambutan saat peluncuran buku Menuju Indonesia 2045 di Lemhannas RI pada Rabu (6/10). 

“Lemhannas sejak lama melakukan kajian yang bersifat hard power berkaitan dengan militer dan pendayagunaan kekuatan,” kata Agus saat peluncuran buku secara hybrid.

Pendekatan ini untuk menganalisa kehidupan bernegara hubungan antar-negara dengan memperhitungkan faktor geo-politis dan geo-strategis. 

Dalam ilmu hubungan internasional dipelajari bahwa hard power biasanya dilakukan dengan pola pendekatan koersif atau memaksa maupun dengan pendekatan membujuk lewat pemberian ganjaran. Baik secara transaksional maupun mengancam, pada akhirnya tujuan hard power adalah mencapai kemenangan atau membangun koalisi kemenangan.

BACA JUGA: Gubernur Lemhannas: Revolusi Industri 4.0 Menimbulkan Disrupsi

Pelengkap pendekatan hard power adalah soft power. pendekatan ini lebih berkarakter inspirasional. berusaha menarik simpati pihak lain melalui kecerdasan emosional, karisma, komunikasi yang persuasif, daya tarik ideologi visioner serta pengaruh budaya.

“Menjelang republik indonesia memasuki usia 100 tahun pada 2045 mendatang, kami merasa perlu mendalami pendekatan soft power. kita mesti belajar dari beberapa negara yang mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir,” lanjut Agus. 

Negara dengan budaya populer kini ikut mempengaruhi dunia lewat budaya berupa musik, tari, film dan makanan. bila sebelumnya budaya pop barat begitu mendominasi, sekarang kita lihat pengaruh budaya pop korea atau k-pop yang merasuki anak-anak muda di seluruh dunia termasuk di indonesia.

Bersamaan dengan serbuan musik, tari dan film korea, tumbuh subur pula aneka restoran yang menyajikan kuliner negeri ginseng itu. Secara sukarela anak- anak muda juga belajar bahasa Korea demi bisa menikmati k-pop secara utuh.

"Atas dasar perkembangan itulah kami memprakarsasi penulisan buku indonesia menuju 2045. Dalam tempo 24 tahun menuju 100 tahun usia republik, kita mesti belajar bagaimana negara-negara itu berhasil membangun sumber daya manusia (DM) yang unggul," tegasnya.

Sumber daya manusia indonesia yang unggul akan mendatangkan kemakmuran, kesejahteraan, kesetaraan, keadilan sosial dan kepuasan bagi bangsa indonesia. SDM unggul juga akan membentuk ketahanan nasional yang kuat dan merekatkan NKRI secara utuh.

"Kita tak akan mudah dipecah belah atau diadu domba. Bangsa indonesia akan menjadi kekuatan luar biasa yang berdiri sejajar dengan negara maju lain dan dihormati dalam percaturan global," pungkas Agus.