Kemkominfo dan Kemendikbudristek Ajak Sekolah untuk Optimalkan TIK di Dunia Pendidikan

ANP • Saturday, 18 Sep 2021 - 13:12 WIB

JAKARTA - Sejak tahun 2001, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dikenalkan di dunia pendidikan melalui integrasi TIK dalam kurikulum. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2012, TIK menjadi mata pelajaran tersendiri. Namun pada kurikulum 2013, secara nasional penggunaan TIK di sekolah dasar lebih ditekankan sebagai alat yang menunjang pembelajaran, dimana guru dan peserta didik dapat mengintegrasikannya dalam semua tema. 

Selain untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, TIK dapat dioptimalkan untuk menciptakan manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Dengan ini, sekolah dasar perlu menyiapkan diri agar dapat mengintegrasikan TIK untuk meningkatkan mutu pendidikannya.

Dalam rangka memberikan bekal kepada sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan TIK di dunia pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama GNLD Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Webinar Digital Society dengan tema “Pemanfaatan dan Integrasi TIK dalam Pendidikan”, pada Jumat, 17 September 2021.

 Acara tersebut diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Kemkominfo TV, Siberkreasi, Direktorat Sekolah Dasar, Pendidikan.id, dan Facebook Page Siberkreasi.

Narasumber yang hadir antara lain Perwakilan Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud Ristekdikti, Lailatul Machfudhotin, MA., Dosen Multimedia dan e-Learning Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar, Ahmad Dahlan, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS), Onno W. Purbo, Ph.D, serta hadir pula Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, dan Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud Ristekdikti, Jumeri, S.TP., M.Si. sebagai keynote speaker.

Acara dibuka oleh sambutan dari Dirjen Jumeri yang mengatakan bahwa peran TIK di dunia pendidikan sangat berperan sebagai infrastruktur pembelajaran apalagi di masa pelaksanaan PTM terbatas seperti saat ini dimana bahan ajar tersedia dalam format digital.

“Dengan TIK peserta didik tidak harus terpaku belajar pada tempat dan waktu yang ditentukan, saat senggang dan berada di tempat umum mereka bisa tetap belajar dengan perangkat yang mereka miliki,” ungkap Dirjen Jumeri.

Lebih lanjut Dirjen Jumeri juga menyampaikan Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud Ristekdikti dalam mendukung pelaksanaan digitalisasi sekolah dan pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer telah mengalokasikan dana dalam pemenuhan peralatan TIK melalui APBN dan prioritas Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021-2022 dalam pemenuhan sarana TIK dan rehabilitasi prasarana sekolah melalui DAK Fisik.

Selanjutnya, Dirjen Semuel yang juga memberikan Keynote Speech menyampaikan bahwa salah satu pilar penting dalam mendukung terwujudnya agenda transformasi digital adalah menciptakan masyarakat digital, di mana kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting di dalamnya.

“Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus kita semua miliki. Pemerintah akan terus melakukan upaya meningkatkan literasi digital masyarakat lewat berbagai macam inisiatif kegiatan,” kata Dirjen Semuel.


*Memanfaatkan TIK untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia*
Lailatul Machfudhotin menjelaskan empat tahapan integrasi TIK di sekolah, yaitu: the emerging approach, di mana sekolah masih berada di tahap permulaan integrasi TIK; the applying approach, yakni ketika sekolah sudah menggunakan TIK dalam tata kelola sekolah dan pembelajaran; the infusing approach, di mana sekolah sudah mengintegrasikan TIK ke dalam kurikulum; dan terakhir the transforming approach, ketika TIK sudah menjadi bagian integral kehidupan sekolah yang membuat sekolah menjadi lebih bermutu. 

“Jika kita mau mengintegrasikan TIK dalam pendidikan maka ada hal luar biasa yang bisa kita lakukan untuk kemajuan pendidikan Indonesia,”demikian Laila menutup paparannya.

Ahmad Dahlan menambahkan, strategi pembelajaran berbasis TIK yang dapat diterapkan di rumah, yaitu kolaboratif antara peserta didik dan pendamping (orang tua), dan juga berikan pembelajaran yang menyenangkan dengan grafis yang menarik ataupun gamefikasi. Ahmad juga menyarankan para pendidik untuk memanfaatkan konten daring (online) yang sudah ada dan tidak harus membuat konten baru.

“Karena sejatinya membuat konten online itu dibutuhkan keterampilan khusus, dan kita sebagai guru tidak diwajibkan membuat konten, yang diwajibkan adalah memastikan konten yang diberikan itu sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang kita rancang,” ujar Ahmad.

*Internet Offline dan Aplikasi Pembelajaran: Solusi Tetap Belajar Tanpa Tergantung Sinyal*
Onno W. Purbo menyampaikan permasalahan yang paling besar bukan di TIK tetapi di ketersediaan jaringan. Untuk itu Onno memberikan solusi untuk tetap bisa belajar tanpa bergantung dengan sinyal, yaitu “Internet Offline”. Onno memberikan contoh alat yang bisa digunakan untuk internet offline yang mudah harganya sangat terjangkau dan mudah didapatkan di toko-toko online.

Selain internet offline, Onno juga menyarankan untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dapat diunduh di Playstore. “Yang penting kita bisa membuat siswa jadi pintar dengan apa yang ada.” tutupnya. (ANP)