Ada Aksi Demo, Unkris: Kedepankan Komunikasi, Musyawarah dan Kekeluargaan

ANP • Sunday, 29 Aug 2021 - 21:20 WIB

JAKARTA - Pihak Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menyatakan prihatin dan menyayangkan terkait adanya aksi unjukrasa yang terjadi 24 Agustus lalu di depan Gedung Rektorat Unkris. Keprihatinan datang dari Pengurus Yayasan Unkris, Pimpinan Rektorat, Civitas akademika, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa).

Ketua BEM Unkris, Dwiki Hendra Saputra menjelaskan, selama ini Unkris mengedepankan komunikasi secara kekeluargaan dalam menangani setiap persoalan. Namun, dikejutkan dengan aksi demo yang secara tiba tiba tanpa pemberitahuan. Sekelompok mahasiswa yang mengatas namakan Aliansi Mahasiswa

"Cukup mengagetkan, selain karena demo juga adanya Aliansi Mahasiswa yang kami juga belum tahu itu mahasiswa dari kampus mana saja. Tapi kalau melihat almet yang digunakan adalah Almet UNKRIS jadi jelas tidak dapat disebut sebagai aliansi," tegas Dwiki.

Sementara Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa, Gerry menyatakan, peristiwa tersebut diluar tanggungjawab BEM dan DPM UNKRIS , alasannya  karena tidak pernah ada diskusi atau aspirasi  sebelumnya. Untuk itu, BEM dan DPM UNKRIS menyatakan sikap bahwa aksi tersebut adalah di luar sistem yang ditetapkan dan jalankan selama ini.

"Selama ini BEM dan DPM UNKRIS sangat terbuka dalam menampung seluruh aspirasi yang datang dari mahasiswa. Dengan aksi yang telah terjadi, maka dengan tegas BEM dan DPM UNKRIS menyatakan sikap tegas dan tertulis yang disampaikan pada pengurus Yayasan dan juga pimpinan jajaran Rektorat. Pernyataan sikap ini juga sebagai dukungan moral kepada pengurus Yayasan, Rektorat dan jajaran Civitas akademika lainnya, bahwa mahasiswa mendukung penuh kebijakan yang saat ini sudah berjalan dengan sangat baik," katanya. 

Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan UNKRIS, Amir Karyatin SH, yang dengan tegas menyayangkan sikap aksi mahasiswa beberapa waktu yang lalu adalah aksi  diluar sistem yang ada. Amir menjelaskan, bahwa mahasiswa adalah generasi  muda yang seharusnya membiasakan diri mentaati sistim yang sudah disepakati sebagai aturan bersama, bisa dibayangkan jika aturan bersama yang merupakan kebijakan ini terus dilanggar, karena ingin memaksakan kehendak, tanpa melihat dampak lanjutan yang dilakukan.

"Ini sungguh menjadi  hal yang sangat ironis, mengingat generasi muda khususnya mahasiswa adalah generasi terdidik harapan masadepan bangsa. Mahasiswa jika ada sesuatu yang ingin disampaikan dapat dengan mudah melakukan komunikasi, saat ini eranya kan sangat mudah untuk melakukan komunikasi, tidak bisa dengan tatap muka ya melalui online. Jika memang Yayasan ataupun pihak Rektorat di rasa mahasiswa ada yang tidak tepat atau sesuai yang silahkan disampakian dengan baik, dimana tidak sesuainya. Kita tentu akan terbuka  menerima mahasiswa yang kristis, apalagi jika kritiknya itu diikuti dengan solusi bagi kemaskahatan banyak mahasiswa UNKRIS tentu akan diterima," ujarnya.

Ia berharap, Jangan sampai mahasiswa yang katanya kaum terdidik ini, hanya dimanfaatkan sepihak demi ambisi golongan tertentu. Jika memang Yayasan atau Rektorat  menurut mahasiswa salah ya silahkan dengan jalur yang semestinya, yaitu jalur Hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Ini sedang dalam situasi PPKM yang semua kegiatannya terbatas dan harus Prokes kog malah Demo ini kan terlihat sangat tidak elegan dalam memaknai situasi dan demokrasi," lanjut Amir.

Pertemuan ini terlaksana pada tanggal 26 Agustus, BEM Dan DPM menyerahkan Nota Pernyataan Sikap yang dihadiri oleh Ketua Pengurus Yayasan Amir Karyatin SH, Sekretaris Yayasan Dyah Riestyantie, Rektor Dr. Ir Ayub Muktiono SIP, CIQaR, Wakil Rektor 2 Dr. Suwanda MT, Wakil Rektor 3 Dr. Parbuntian Sinaga SH, Sekretaris Pembina Ir Andie E Yusup, Ketua BEM  Dwiki Hendra Saputra , Ketua DPM  Gerry Chandra Noviandrie dan Sekretaris BEM, Farhat. (ANP)