Demokrat: Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan Bukan Bagian dari Perawatan  

MUS • Thursday, 5 Aug 2021 - 14:29 WIB

Jakarta – Pengecatan ulang badan pesawat Kepresidenan Indonesia memancing pro dan kontra di masyarakat. Pengecatan ulang pesawat dinilai tidak tepat, mengingat Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19. Masyarakat meminta presiden untuk menggunakan anggaran negara untuk hal-hal yang lebih urgent seperti membeli barang di bidang kesehatan.

Sejalan dengan pendapat masyarakat, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan menilai pemerintah tidak konsisten dengan kebijakan refocusing anggaran terutama selama pandemi. 

“Semua kebijakan dan program yang tidak perlu sudah dipotong oleh kementerian Keuangan, sudah 3 kali dilakukan refocusing anggaran. Anggaran pemerintah seharusnya saat ini difokuskan untuk melakukan penanganan pandemi, pengecatan boleh tapi nanti saja jika kasus sudah dapat dikendalikan,” terang Syarief Hasan pada Trijaya Hot Topic Pagi, Kamis (5/8/2021). 

Menurut Syarief, pengecatan ulang badan pesawat tidak bisa disamakan dengan maintenance atau perawatan yang erat kaitannya dengan kelayakan mesin.

“Beda sekali, maintenance itu perbaikan mesinnya. Bukan berarti perbaikan menjadi pengecatan ulang, itu 2 hal yang berbeda. Maintenance memang perlu, tapi pengecatan ulang itu berbeda,” jelas Syarief

Namun pengamat publik, Agus Pambagio memiliki pandangan berbeda. Menurutnya alat transportasi memang harus memiliki maintenance atau overhaul, mengingat hal ini juga demi keselamatan nyawa presiden.

“Alat Transportasi itu memiliki jam terbang dan jarak tempuh yang harus overhaul, harus dicek. Bukan berarti hanya cek-cek saja mengecat ulang badan pesawat juga termasuk overhaul. Kalau tidak salah sudah 8 tahun pesawat tidak melakukan overhaul,” kata Agus Pambagio. 

Selain itu menurut Agus, pengecatan ulang badan pesawat tidak ada hubungannya dengan kondisi pandemi. “Tidak ada hubungannya. Kalau tidak ada anggaran baru tidak boleh mengecat ulang. Kalau ada ya boleh-boleh saja. Kalau ada dana dan tidak dibelanjakan akan hangus,” imbuhnya. (Ann)