Optimalkan Inovasi Kerajinan dan Batik,  Kemenperin Gelar Innovating Jogja 2021

AKM • Wednesday, 23 Jun 2021 - 15:00 WIB

Yogyakarta - Industri kerajinan dan batik didukung sebagai salah satu sektor yang dapatmenjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor tersebut, di antaranya dengan memberikan dukungan terhadap inovasi, serta menciptakan ekositemyang menunjangindustri kerajinan dan batik, misalnya melalui kegiatan ‘Innovating Jogja 2021’.

Kegiatan ‘Innovating Jogja 2021’ dinisiasi oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, salah satu satuan kerja di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin. “Innovating Jogja telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Pada tahun ini, kegiatan difokuskan padapengembangan usaha tenant yang akan memanfaatkan hasil litbangyasa BBKB dan pengembangan usaha berdasarkan inovasi tenant pada bidang kerajinan dan batik,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi, Rabu(23/6).

Melalui kegiatan Innovating Jogja, BBKB Yogyakarta memfasilitasi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk mengikuti program inkubator bisnis. “Pada gelaran tersebut, dicari start-up berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik dengan sistem kompetisi,” tutur Kepala BSKJI Kemenperin.

Doddy menjelaskan, BBKB Yogyakarta memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan jasa industri bagi industri kerajinan dan batik, serta hasil-hasil inovasi yang mampu mendukung pengembangan sektor tersebut, sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing komersial, produktivitas, potensi ekspor sektor industri batik dan kerajinan  melalui pendekatan inovasi. “Melalui kegiatan Innovating Jogja 2021, diharapkan hasil-hasil inovasi tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku industri,”imbuhnya.

Ia menyampaikan, kegiatan Innovating Jogja 2021sekaligus membuka kesempatan bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya, berusia di bawah 45 tahun, dan memiliki inovasi serta semangat menjadi wirausaha untuk mengirimkan ide dan inovasinya di bidang kerajinan dan batik. “Melalui kegiatan ini, BBKB Kemenperin akan terus mengawal dan memfasilitasi ide-ide dan inovasi luar biasa yang dilakukan secara mandiri maupun berkolaborasi oleh para pelaku industri,” paparnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Titik Purwati Widowati menambahkan, pendaftar kegiatan Innovating Jogja tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan tahun ini ada pendaftar yang berasal dari luar Yogyakarta dan luar pulau Jawa.

“Tercatat sudah ada 247 pendaftar kegiataan Innovating Jogja 2021. Dari jumlah tersebut,48 peserta terpilih untuk mengikuti kegiatan Workhop Business Plan secara online. Kemudian panitia menyeleksi Business Plan yang dihasikan sehingga terpilih 30 peserta yang berhak mengikuti tahap bootcamp Innovating Jogja 2021,” ucapnya.

Titik menyampaikan, selama lima tahun pelaksanaannya, Innovating Jogja telah menghasilkan 20 tenantsdan 113 peserta yang telah mengikuti bootcamp. Ia menambahkan, para lulusan program ini  mampu berkembang, bahkan di masa Pandemi Covid-19. “Bahkan ada lima tenant Innovating Jogja tahun 2020 telah mampu melakukan lompatan-lompatan bisnis yang luar biasa,” papar Titik.

Ia menjelaskan, lima tenant tersebut antara lain CV. Woodeco Indonesia dan Toja Indonesia, yang telah mampu meraih pasar ekspor untuk produk home decoration dan fashion akseroris. Selain itu, CV. Woodeco Indonesia mengalami pertumbuhan omset sebesar 163% di masa inkubasi 2021. Lalu ada  Puspita Indigo berhasil mengembangkan paket produk pewarna alami instan untuk warna biru pada masa inkubasi yang sama, bahkan telah mencapai peningkatan penjualan  sebesar 70%.  Selanjutnya, tenant Innovating Jogja lainnya, Semilir dan Arsty Craft telah mampu meningkatkan penjualan sebesar 30%.

“Selain mendorong peningkatan bisnis, kegiatan innovating Jogja 2021 juga memfasilitasi para tenantuntukmeningkatkan kualitas produknyamelalui pendampingan penyusunandokumen sistem mutu, fasilitasi pengujian produk serta sertifikasi produk dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI),” tandasnya.