Warek UKI Denny Tewu: Pancasila Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

ANP • Monday, 21 Jun 2021 - 10:01 WIB

JAKARTA - Dr. Denny Tewu, berpandangan, “Pancasila tetap dengan kesaktiannya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari berbagai pengaruh luar yang belum tentu cocok dengan nilai-nilai pluralisme yang telah ada berakar bertumbuh di Indonesia.”

“Harapan kedepan kita bisa tetap jadikan Pancasila sebagai benteng pertahanan bangsa dalam menghadapi pengaruh buruk apapun itu termasuk agama dan doktrin-doktrin yang menyesatkan dari luar saat ini maupun di waktu yang akan datang,” pungkasnya.

Pancasila merupakan Etika Kebangsaan yang tidak semestinya dipertentangkan dengan agama. Dasar negara itu di desain agar seluruh masyarakat bisa menganut keyakinan atau agama masing masing secara damai. Oleh karena itu Pancasila tak layak dipolitisasi untuk kepentingan yang terkait dengan nilai keagamaan.

Menurut pandangan Dr. Denny Tewu, SE, MM, “Tujuh puluh enam tahun Indonesia merdeka telah membuktikan bahwa Pancasila sebagai pemersatu bangsa tidak perlu diragukan dan dipersoalkan apalagi dengan agama-agama yang memiliki basis utama di Indonesia, karena perdebatan antara Pancasila dan agama-agama yang berakar di Indonesia itu sudah selesai dan sudah tuntas. Semua agama yang berakar di Indonesia sudah sepakat Pancasila sebagai ideologi bangsa”, ujar Wakil Rektor 2 Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Minggu (20/06/2021).

Pertentangan antara pancasila dan agama kembali menjadi pembicaraan publik seiring dengan pengakuan sejumlah pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK). Tes itu dinilai sejumlah pihak kontroversi salah satunya karena diduga ada materi pertanyaan terkait dengan pilihan antara pancasila dan agama. Menurutnya, seharusnya Pancasila dan Agama tidak bisa dipilih salah satu.

“Artinya kalau kita pilih Pancasila berarti kita tidak beragama karena Pancasila bukan agama, sementara kalau kita pilih agama maka seakan kita tidak Pancasilais yang sejalan dengan nilai-nilai  agama, dan memang faktanya bahwa pertanyaan itu tidak dibutuhkan jawabannya, pihak pembuat pertanyaan hanya ingin melihat respons dari yang ditanyakan secara psikologis,” tegasnya. (ANP)