Andil Kartini Riset dalam Perkembangan Iptek dan Inovasi Indonesia

FAZ • Wednesday, 21 Apr 2021 - 19:41 WIB

Jakarta - Emansipasi perempuan yang diperjuangkan R.A Kartini telah membuka lebar kesempatan yang setara bagi perempuan untuk dapat mengenyam pendidikan dan mengejar mimpi seluas-luasnya. Perempuan dapat menjadi apapun sesuai dengan minat dan talentanya, termasuk menjadi peneliti.

“Ibu Kartini telah menunjukkan bahwa perempuan setara dengan laki laki. Jika perempuan bertekad untuk melakukan sesuatu maka pasti bisa merealisasikannya,” ujar Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Bio Industri Laut LIPI.

Dalam sepanjang kiprahnya sebagai perempuan peneliti riset kelautan, Listyo Rahayu telah berhasil menemukan banyak spesies biota dari laut Indonesia.

Perjuangan R.A Kartini pun telah menjadi potret besar revolusi kesetaraan gender di Indonesia, oleh karenanya dokumentasi sejarah rekam jejak perjuangannya patut dijaga dan dilestarikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

“Perjuangan R.A. Kartini melalui surat-suratnya yang sangat potensial menjadi Memory of the World dalam bidang kesetaraan gender, sebenarnya mengajarkan bahwa perempuan harus memiliki ‘sensitifitas gender’ yang kemudian diikuti dengan ‘aksi’ untuk membuat perubahan di sekelilingnya, ke arah lebih baik,” jelas Kurniawati Hastuti Dewi, pakar gender dan politik Pusat Penelitian Politik LIPI.

Kurniawati menambahkan, sebagai perempuan peneliti dalam bidang politik, dirinya menyadari pentingnya menghadirkan perspektif perempuan dan perspektif gender dalam riset dan tulisan politik.

“Dengan demikian, peneliti perempuan dan para perempuan yang pengalamannya muncul dalam berbagai riset dan tulisan tersebut, berkontribusi menjadi sumber pengetahun yang memperkaya pengetahuan ilmu politik Indonesia dan dunia,” sebutnya.

Memperingati hari Kartini, Peneliti Biokimia LIPI, Tjandrawati Mozef mengatakan, kita perlu mengingat tauladan dan perjuangan yang diwariskan beliau.

“Dulu, kaum perempuan hidup terkekang baik untuk menempuh pendidikan maupun untuk bersosialisasi,” ujarnya.

“Hasil perjuangan Kartini berdampak panjang hingga saat ini. Kaum perempuan kini dapat mengenyam pendidikan dan berkiprah sesuai minat, bakat dan kemampuannya,” tambahnya.

Tjandrawati menekankan, seorang peneliti perlu menauladani sikap tersebut, peka terhadap permasalahan di sekitar dan berjuang  untuk mencari solusi.

“Kontribusi peneliti yang berdampak panjang, terutama dalam memperbaiki kualitas hidup manusia, menjadi indikator perjuangan seorang peneliti,” tegasnya.

Jumlah perempuan peneliti di Indonesia sendiri saat ini tergolong masih rendah, namun terus mengalami peningkatan. Di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga penelitian terbesar nasional, rasio perempuan peneliti yaitu sekitar 41% (Data 2019). Untuk itu, Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries menekankan keberadaan ekosistem riset yang ramah perempuan perlu terus ditingkatkan mengingat upaya mewujudkan kemajuan inovasi iptek tidak terlepas dari peran para perempuan peneliti.

“Peran penting perempuan peneliti dan SDM Iptek perlu terus diberi ruang yang lebih luas untuk mendorong mereka lebih berprestasi. Ketekunan, kesabaran, kegigihan, dan kemampuan multitasking perempuan merupukan kekuatan luar biasa. Saya yakin kekuatan tersebut akan menjadi daya ungkit semakin berkibarnya perempuan indonesia,” terang Nur.

Saat ini, kesempatan yang setara telah memberikan ruang bagi perempuan peneliti untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kemampuan diri dalam memajukan riset tanah air.

“Saya berharap, perempuan Indonesia menjadi cahaya yang tak pernah pudar. Tetap semangat utk maju, terlebih di tengah transformasi lembaga litbang di Indonesia sebagai tonggak kebangkitan ilmu pengetahuan,” imbuh Nur.