Tahun 2021, Dirjen Kebudayaan Targetkan  6 Program Kebudayaan

AKM • Wednesday, 13 Jan 2021 - 18:20 WIB

Jakarta - Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hilmar Farid menyatakan ada 6 program prioritas pada tahun 2021. Keenam program itu adalah Desa Pemajuan Kebudayaan, Jalur Rempah, Repatriasi Cagar Budaya, Media Kebudayaan, Advokasi Masyarakat Adat dan BLU Museum.

Hilmar menjelaskan, Program Desa Pemajuan Kebudayaan menjadi prioritas tahun ini untuk mengaktifkan ekosistem pemajuan kebudayaan di desa dengan mengenali dan menarasikan potensi desa berbasis budaya.

“Kami ingin menggali potensi ekosistem budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang masyarakat atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik kebudayaannya. Karena selama ini, potensi budaya itu hanya dilihat dari kacamata orang lain,” katanya cara taklimat media program Ditjen Kebudayaan pada 2021 secara virtual, Senin (11/1/21)

Lewat pengenalan itu, lanjut Hilmar, komunitas budaya desa dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk menyejahterakan masyarakat desa itu sendiri. 

“Untuk publikasinya, kami akan bantu lewat kegiatan Pasar Budaya. Sehingga desa menjadi hidup karena masyarakatnya lebih sejahtera,” ujarnya.

Ditambahkan, pogram prioritas lainnya adalah jalur rempah. Kegiatan akan fokus pada rekonstruksi jalur yang dilalui para pedagang rempah guna mendukung kisah tersebut ditetapkan sebagai ‘World Heritage’.

Program prioritas selanjutnya adalah Repatriasi (pengembalian kembali) sejumlah benda cagar budaya milik Indonesia yang selama ini ada di luar negeri. Pemanfaatan cagar budaya lebih jauh dapat ditemui di program Museum Nasional Indonesia (MNI) yang akan diubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

“Perubahan status MNI menjadi demi efisiensi dan efwktivitas kegiatan. Hal itu terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), potensi kerjasama yang luas, peluang inovasi dalam pengelolaan cagar budaya serta banyaknya tenaga profesional yang dilibatkan dalam acara yang dikembangkan MNI,” tutur Hilmar.

Upaya yang dilakukan MNI untuk mencapai BLU setidaknya ada 3 fokus kegiatan, yaitu pengelolaan koleksi nasional, pengelolaan venue budaya dan pengembangan jasa layanan.

Terkait bantuan untuk pelaku seni dan budaya di masa pandemi corona virus disease (covid-19l, Hilmar menyebut pihaknya memberi stimulus kegiatan bagi para budayawan. Ada 196 penerima dari 3.427 proposal kegiatan yang diajukan.

“Selama pandemi ini, kami gelar program Bahagia di Rumah yang tak hanya menjadi panggung alternatif bagi pelaku seni budaya, tetapi juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat tentang kekayaan seni dan budaya negeri sendiri,” tuturnya.

Momentum pandemi covid-19 juga dimanfaatkan Ditjen Kebudayaan untuk mengembangkan Program Media Budaya, sebuah saluran yang dikhususkan untuk menayangkan konten-konten kebudayaan. Media Budaya ini nantinya akan terintegrasi dalam bentuk omni-channel berupa media berbasis streaming maupun melalui sebuah laman (website).

“Media Budaya akan menjadi panggung bagi pelaku seni budaya untuk tampil. Media itu dapat diakses masyarakat sebagai tontonan yang menarik dan edukatif,” pungkas Hilmar (AKM)