Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Masa Pandemi COVID-19

AKM • Thursday, 7 Jan 2021 - 11:24 WIB

Jakarta -  Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global, telah menunjukkan upaya nyata dalam memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC) untuk menurunkan emisi 29% dengan upaya sendiri, dan meningkatkan target penurunannya hingga 41% pada tahun 2030 dengan dukungan internasional. 

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, berharap pada kesempatan diskusi kali ini dapat mengupas seputar perkembangan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, aksi cerdas dari para pihak yang memperlihatkan pelaksanaan komitmen Pemerintah Indonesia, dan perkembangan isu internasional dan capaian energi terbarukan, guna mendukung persiapan Indonesia untuk COP 26. 

“Indonesia telah berhasil berkontribusi terhadap pencapaian NDC 24,4% pada tahun 2017 dari target 29% pada tahun 2030. Dalam diskusi kali ini saya berharap para narasumber dan peserta Pojok Iklim dapat saling bertukar ide dan pandangan, khususnya pada beberapa fokus substansi yaitu pengembangan dan replikasi forum multipihak dalam konteks membangun kebijakan pengendalian perubahan iklim di Indonesia, penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam masa pemulihan pandemi COVID-19,” jelas Alue Dohong. 

Selanjutnya, Wamen LHK menambahkan bahwa beberapa substansi yang juga menjadi fokus adalah tentang penegasan komitmen dan optimasi sektor energi Indonesia dalam kerangka pengendalian perubahan iklim, penyediaan dukungan sains dan inovasi dalam upaya pengendalian perubahan iklim, pengembangan dan penyediaan akses pendanaan perubahan iklim serta pengarusutamaan peran non-state actors dalam upaya pengendalian perubahan iklim. 

“Seruan status Darurat Iklim yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam peringatan lima tahun Persetujuan Paris 2015 Climate Ambition Summit yang diadakan secara virtual pada Sabtu, 12 Desember 2020. Seruan tersebut mendorong seluruh negara untuk mempercepat upaya pengurangan emisi gas rumah kaca,” pungkas Alue Dohong. 

Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Sarwono Kusumaatmadja, dalam pemaparannya menyampaikan tema sentral COP 26 di Gasglow adalah layak diperkirakan akan konsentrasi ke aksi adaptasi dan mitigasi untuk kurangi emisi GRK dalam konteks kelangsungan hidup manusia dan keutuhan ekosistem alam. 

“Indonesia sudah memiliki program-program aksi nyata dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim  yang  memberikan  hasil yang konkrit yaitu berupa pengurangan drastis insiden karhutla, penurunan deforestasi yang diakui dunia internasional, serta revitalisasi DAS Citarum,” tambah Sarwono. 

Selanjutnya, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman juga menambahkan, salah satu bentuk persiapan menuju COP 26 di Gasglow harus dengan perencanaan, pelaksanaan aksi mitigasi, adaptasi, serta sistem monitoring dan evaluasi, kebutuhan kelengkapan informasi.

“Ini sangat penting untuk mendukung penyampaian laporan ke dunia internasional mengenai informasi yang terus diperbaharui tentang emisi GRK,” ujarnya. ( AKM)