Promosikan Bali Melalui Penerapan CHSE, Kemenparekraf Gelar Perjalanan Wisata

ANP • Friday, 4 Dec 2020 - 20:25 WIB

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengadakan kegiatan "Perjalanan Wisata Pengenalan Bekerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia” mengunjungi beberapa destinasi di Bali pada bulan November 2020. Dengan tujuan untuk mempromosikan dan mempublikasikan destinasi pariwisata dengan penerapan protokol kesehatan berbasis
Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) di destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut Kemenparekraf bersama AirAsia mengundang beberapa pembuat opini yang terdiri dari Media Nasional dan Key Opinion Leader (KOL) untuk menjelajah destinasi wisata di Karang Asem, mengunjungi Desa Tenganan Pengringsingan yang merupakan desa tertua di Bali. Kemudian menjelajah Ubud dan melakukan aktifitas seperti melukis di atas gerabah di Serayu Pottery, relaksasi Spa di Seminyak, snorkeling dan Instagram moment di Nusa Penida serta mengunjungi tempat pembuatan coklat di daerah Sanur.

Hal yang cukup menarik perhatian adalah tantangan yang diberikan kepada peserta dari media yang semuanya adalah laki-laki, untuk mencoba membuat masakan Bali dipandu Chef Wayan Sandiyasa dari Alila Manggis Hotel Karang Asem.

Sementara itu, para KOL dengan antusias mendalami proses pembuatan artisan dessert di Room for Dessert Ubud, yang bahan bakunya didapat dari taman organik di restoran tersebut.

Pada kegiatan ini seluruh peserta dan industri pariwisata yang terlibat, yaitu hotel, restoran, tempat wisata, transportasi, tour guide dipastikan menjalankan dan telah memenuhi syarat protokol kesehatan berbasis berbasis CHSE, seperti selalu mengenakan masker, mencuci tangan dan pengukuran suhu badan sebelum memasuki suatu tempat, serta menjaga jarak.

Sertifikasi CHSE 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan,
prioritas kesehatan menjadi hal yang paling utama saat ini, maka pelaksanaan sertifikasi CHSE ini menjadi sangat penting untuk sektor pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.

“Sampai saat ini, sebanyak 666 pelaku usaha di Bali sudah selesai disertifikasi secara gratis. Terdiri dari 313 hotel dan 353 restoran, dari 1.000 target pendaftar,” ujar Wishnutama dalam keterangannya, Sabtu (28/11/2020)

Ia menjelaskan sertifikasi CHSE ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kesehatan.

“Hal ini penting dilakukan untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan,” kata Wishnutama.

Sementara itu, Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kemenparekraf, Bulqis Chairina menambahkan, kebijakan sebenarnya bukan hanya Bali, tapi seluruh Indonesia.

"Kita punya program, yaitu sosialisasi dan sertifikasi CHSE karena memang jadi satu kegiatan Kemenparekraf. Kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan harus menyadari bahwa ini (Covid-19) masih belum bisa hilang.” tuturnya dalam acara Jamuan Makan Malam "Perjalanan Wisata Pengenalan Kerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia," di Bali, Minggu (15/11). 

Ketatnya pengujian sertifikasi CHSE dijelaskan dengan informasi bahwa bulan November 2020 dari 5.000 peserta yang ikut berpartisipasi di kegiatan sosialisasi CHSE hanya 1000 peserta yang dinyatakan lolos.

Oleh karena itu, pihak Kemenparekraf meminta sinergi lebih antar kementerian/ lembaga terkait untuk membantu pemerintah dalam proses sosialisasi protokol kesehatan di area wisata jelang libur akhir tahun ini. Juga dukungan pelaku usaha industri terkait pariwisata untuk menyukseskan upaya preventif itu. (ANP)