ALQUR'AN dan Sains: Bulan Mengikuti Perputaran Matahari

AKM • Thursday, 12 Nov 2020 - 10:15 WIB

ALQURAN dan sains mengungkap bulan ternyata mengikuti perputaran matahari. Matahari sendiri bertugas menyinari Planet Bumi sehingga bisa terlihat objek-objek yang ada di permukaannya. Munculnya matahari menandakan masuknya waktu pagi dan terbenamnya menunjukkan waktu malam.

Terdapat ayat di dalam Alquran yang menyebutkan tentang matahari dan bulan. Tepatnya dalam Surah Asy-Syams Ayat 1 sampai 2 yang artinya:

"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya," (QS Asy-Syams: 1–2)

Dalam buku 'Sains Dalam Alquran' karya Nadiah Thayyarah dijelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa ta'ala bersumpah atas nama matahari dan waktu dhuha-nya, sedangkan matahari adalah bintang terdekat dari Bumi.

Allah Subhanahu wa ta'ala bersumpah atas nama waktu dhuha, yaitu sesaat setelah terbitnya matahari hingga sebelum datang waktu Sholat Zuhur.

Matahari adalah sumber cahaya, energi, dan kehangatan bagi Bumi. Allah Subhanahu wa ta'ala bersumpah atas nama bulan ketika mengiringi matahari dalam hal menyinari Bumi, yaitu ketika matahari telah terbenam. Ini merupakan petunjuk bahwa bulan mengiringi matahari dalam hal terbenam dan terbitnya.

Bulan berputar pada porosnya dengan kecepatan 1 kilometer per detik. Ia berputar mengelilingi Bumi dengan kecepatan yang sama dan menyelesaikan satu siklus revolusinya terhadap Bumi selama 29,5 hari.

Bagi penduduk Bumi, hanya satu sisi bulan yang tampak bagi mereka karena waktu yang ditempuh bulan untuk mengelilingi Bumi sama dengan waktu yang digunakannya untuk berotasi pada porosnya.

Suhu permukaan bulan berubah-ubah. Pada siang hari suhunya 110 derajat Celsius pada sisi yang menghadap matahari, dan pada malam hari suhunya turun hingga minus 120 derajat Celsius.

Atmosfer yang melingkupi bulan sangat sedikit. Hal ini menyebabkan bulan menjadi sasaran hantaman berbagai meteorid secara terus-menerus. Oleh karena itu, permukaan bulan dipenuhi dengan lubang-lubang melingkar yang sangat dalam, dengan diameter mencapai 5 kilometer dan kedalaman 20 km.

Orbit revolusi bulan terhadap Bumi sedikit miring dari orbit revolusi Bumi terhadap matahari. Maka itu, manusia bisa melihat penampakan peredaran matahari dan bulan di langit dari timur ke barat tampak berdekatan, sehingga keduanya senantiasa beradu cepat.

Jadi, bulan bertemu matahari setiap sebulan sekali. Hal itu dimulai dengan munculnya hilal di ufuk barat setelah terbenamnya matahari, kemudian bulan berangsur-angsur tertinggal dari matahari.

Ketika bulan purnama, terbitnya bulan berbarengan dengan terbenamnya matahari. Setelah itu, bulan terlambat terbit sekira 50 menit setiap hari, dan keterlambatan ini berlanjut hingga hilal bisa dilihat pada tengah hari.

Mungkin inilah yang dimaksud dengan firman-Nya: "Dan bulan apabila mengiringinya." (QS Asy-Syams: 2)

Wallahu a'lam bishawab. (AKM)