Berkaca dari India, Indonesia Mampu Ciptakan Aplikasi dan Tak Bergantung Asing

ADM • Wednesday, 1 Jul 2020 - 13:45 WIB

JAKARTA - Indonesia memiliki potensi pengembang aplikasi yang cukup mumpuni. Sebut saja startup seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak hingga Traveloka mampu menunjukkan kemampuan talenta anak bangsa untuk mengembangkan layanan digital.

Seperti diketahui, negara seperti China memiliki aturan terkait penggunaan layanan asing. Di Negeri Tirai Bambu, Anda tidak akan dapat memakai aplikasi seperti Gmail, Google Play, Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain.

Terkini, India melarang sejumlah aplikasi buatan perusahaan asal China. Pemblokiran aplikasi tersebut seiring dengan pertempuran antara tentara India dengan pasukan China di perbatasan.

Siaran pers pemerintah mengungkap bahwa Kementerian Teknologi Informasi telah menerima "banyak representasi yang menimbulkan kekhawatiran dari warga mengenai keamanan data dan risiko terhadap privasi yang berkaitan dengan pengoperasian aplikasi tertentu".

Pengamat Telekomunikasi, Heru Sutadi, mengatakan, Indonesia mampu untuk mandiri dan tidak bergantung pada aplikasi atau layanan digital dari asing.

"Mampu. Hanya soal kemauan menggunakan dan dukungan semua pihak untuk melawan dominasi aplikator asing," kata Heru kepada Okezone, Selasa (30/6/2020).

Ditanya adakah kekhawatiran terkait data pribadi pengguna yang bisa dimanfaatkan pihak asing, Heru menjawab bahwa data pribadi bisa bocor atau dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu, baik melalui aplikasi asing, aplikasi lokal maupun lembaga yang menyimpan data pribadi masyarakat.

"Tapi khusus dengan aplikasi asing, memang kita harus lebih khawatir karena kita tidak tahu data kita disimpan di mana dan digunakan untuk apa," katanya.

Ia mengatakan, perlu ada aturan mengenai bagaimana data itu dilindungi.

"Untuk aplikasi lokal dan lembaga yang menyimpan data pribadi harus ada aturan untuk bagaimana data dilindungi, kewajiban penempatan data di Indonesia dan aturan yang tegas," jelasnya.

 

Sumber : Okezone.com