BKKBN Siap Tingkatkan Pelayanan KB dalam Era New Normal

ANP • Wednesday, 10 Jun 2020 - 11:25 WIB

JAKARTA - Penyebaran Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Namun selain upaya pencegahan utama terhadap Covid-19 kepada masyarakat seperti mencuci tangan menggunakan sabun, melakukan social dan physical distancing, menjaga kesehatan tubuh agar prima serta menggunakan masker wajib dilakukan, tetapi juga kemajuan kesehatan ibu dan perempuan di Indonesia dalam hal Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi juga perlu ditingkatkan. Sebagaimana yang telah tertuang pada tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 2030. Untuk itu selain memprioritaskan program pencegahan terhadap Covid-19, sangat penting juga untuk melindungi masyarakat terhadap akses dan layanan KB. Sehingga, pelayanan KB di masa New Normal harus segera digalakkan untuk mengantisipasi ledakan penduduk.

Memperhatikan kondisi bidan dalam pelayanan juga merupakan faktor yang sangat penting, bidan menjadi garda terdepan bersama Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB) untuk melakukan pelayanan KB. Pada masa New Normal bidan harus dengan siap menyediakan masker, hand sanitizer, APD, sarung tangan dan memperhatikan protokol kesehatan.

Kepala BKKBN dr.Hasto Wardoyo, Sp, OG(K) menjelaskan “Pentingnya untuk kita melakukan kesuksesan alat kontrasepsi dan KB, kita harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan harus bisa menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting. Bidan mempunyai peran yang paling besar dan luar biasa untuk menurunkan AKI, AKB dan stunting serta membina balita sampai lansia”, jelas Hasto dalam Webinar Urgensi Pelayanan KB Pada Masa Normal melalui platform Zoom pada Selasa, 9 Juni 2020.

Lanjutnya bahwa BKKBN itu dengan bidan itu begitu bermitra sangat dekat artinya bahwa bidan bukan segalanya tetapi tanpa bidan BKKBN itu bukan apa-apa. Karena yang melakukan eksekutor di lapangan luar biasa di dalam hal universal atau akses ini sangat penting sekali. Tentu kita ingin mengemban amanat ICPD Kairo 1994 ini bagaiman akses universal untuk Reproductive Health itu bisa tercapai juga Adolescent Reproductive Health yang kemudian juga harus bisa menikmati Universal Coverage untuk Services of Reproductive. Oleh karena itu inilah peran yang luar biasa di dalam Reproductive Health dalam bidan-bidan itu penting sekali, tutur Hasto. 

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes pun menyampaikan bidan sebagai jembatan ibu hamil untuk kesehatannya, dimasa New Normal ini harus membuat papan pengumuman tentang protokol kesehatan, berkomunikasi terlebih dahulu jika ingin melakukan pelayanan KB agar bisa dipersiapkan, memberikan standar pelayanan standar klinis. Jika mungkin sebelumnya untuk melakukan konsultasi secara online dahulu”, imbuhnya.
Ketakutan orang untuk mendatangi Fasilitas Kesehatan (Faskes) memang merupakan suatu realita, banyak yang faskes yang tidak beroperasi, mengurangi jam tugas atau mengurangi jam operasionalnya. Tetapi, pelayanan harus tetap dilakukan berdasarkan gotong royong dan tidak ego sektoral sehingga bersama-sama bisa menempatkan diri ditempat yang rendah dan bertahan disaat sulit.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Dr. Dwi Listyawardani, Ir., M.Sc menambahkan dimasa pandemi dan menuju New Normal PLKB tetap melakukan koordinasi dengan bidan, Covid-19 harus putus mata rantainya, pelayanan kontrasepsi tidak boleh putus. New Normal yang kita lakukan akan menjadi normal yang baru dan kebiasaan yang baru, perlu dilakukan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.

Kegiatan Webinar Webinar Urgensi Pelayanan KB Pada Masa Normal melalui platform Zoom dan Youtube ini merupakan kerjasama antara BKKBN dengan DKT Indonesia, IBI, dan UNFPA. Narasumber yang hadir ialah Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp, OG(K), Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Dr. Dwi Listyawardani, Ir., M.Sc, Ketua IBI Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, Assistant Representative UNFPA Dr. dr. Melania Hidayat, MPH, Head Of Strategic Planning DKT Indonesia Aditya A. Putra, Influencer sekaligus Pemerhati Perempuan dan Anak Citra Ayu Mustika. Acara ini diikuti oleh lebih dari 1000 orang peserta Zoom dan 300 orang peserta Youtube. (ANP)