BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5 Persen, Ini Alasannya

• Thursday, 23 Jan 2020 - 11:59 WIB
Bank Indonesia. (Foto: Okezone)

JAKARTA Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil Rapat dewan gubernur (RDG) sore ini. Bank sentral diperkirakan menahan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (7RR) di level 5 persen.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di tengah kondisi ekonomi yang kondusif.

"Bank Indonesia diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya BI7RR di level 5 persen pada RDG bulan Januari ini meskipun tingkat inflasi hingga cenderung terkendali dan nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dollar AS yang ditopang oleh aliran modal asing di pasar keuangan domestik," ujarnya, Kamis (23/1/2020).

Menurut Josua, BI saat ini masih mengevaluasi dampak dari penurunan suku bunga yang cukup agresif dilakukan pada tahun lalu. Pasalnya, penurunan suku bunga perbankan per Desember 2019 baru 30 bps padahal BI menurunkan 7RR hingga 100 bps.

"BI juga perlu mengantisipasi ekspektasi inflasi tahun 2020 yang didorong oleh kenaikan inflasi harga diatur pemerintah," kata dia.

Selain itu, dia menyebut BI akan memantau arah suku bunga Fed yang diprediksi bertahan di 1,5-1,75 persen hingga akhir 2020. Hal ini membuat ruang BI untuk menurubkan suku bunga makin terbatas.

"Selain itu, mempertimbangkan kurva term structure BI yang juga cenderung flat dan pada lelang Reverse Repo SUN 12 bulan pada tanggal 17 Januari yang lalu menunjukkan suku bunga RR-SUN 12 bulan masih tetap stabil, maka suku bunga acuan BI diperkirakan masih akan tetap di level 5 persen," ucap Josua.

Senada, Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto memprediksi BI akan menahan suku bunga pada Januari 2020. Bank sentral akan mengikuti arah kebijakan The Fed yang cenderung menahan diri untuk memangkas Fed Fund Rate (FFR).

"Karena perekonomian AS masih tumbuh kuat berkisar 2 persen dengan inflasi 1,8 persen atau mendekati target 2 persen. Angka Purchasing Manager Index (PMI) di AS juga masih di atas ambang normal yang 50, tepatnya sekitar 52-53 yang berarti perekonomian AS masih ekspansif," tuturnya.

Selain itu, kata Ryan, BI juga melihat ekonomi domestik masih on-the-right-track. PDB pada 2019 diprediksi tumbuh 5,4 persen sementara 2020 bisa tumbuh antara 5,1-5,3 persen. Inflasi 2019 juga berada di 2,72 persen dan cenderung flat pada tahun ini di kisaran 3 persen.

"Persepsi investor asing masih optimistis dengan outlook perekonomian yang tumbuh stabil di kisaran 5 persen di saat sejumlah negara mengalami koreksi ke bawah," katanya.

Kendati demikian, Ryan menilai BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga pada 2020 meski terbatas. Dia menyebut BI sedikitnya masih berpeluang memangkas suku bunga menjadi 4,75 persen di bulan-bulan berikutnya.

 

Editor : Rahmat Fiansyah

(Sumber : iNews.id)