Australia Siapkan Kuburan Massal untuk Ratusan Ribu Ternak Korban Kebakaran

• Monday, 6 Jan 2020 - 15:20 WIB
Dua domba yang terbakar, namun masih hidup di Autralia. (FOTO: ABC News/Matt Roberts)

SYDNEY - Militer Australia akan dilibatkan untuk membuat kuburan massal bagi hewan yang mati terbakar agar mencegah terjadinya wabah penyakit.

Menurut Federasi Petani Australia, diperkirakan ratusan ribu ternak menjadi korban kebakaran hutan dan semak. Banyak hewan-hewan yang juga terlihat berkeliaran, karena pagar yang membatasi kandang ikut dilahap api.

Menteri Pertanian Australia, Bridget McKenzie, mengatakan kebakaran hutan dan semak memakan korban ternak dengan jumlah yang luar biasa.

"Saya sudah mendapat tawaran lebih dari 100 dokter hewan untuk membantu," kata McKenzie, kepada ABC News, Senin (6/1/2019).

"Saya tahu Australia Selatan, Victoria, dan New South Wales akan segera menerima tawaran tersebut, tidak saja untuk mengecek kesehatan ternak yang masih ada, juga untuk menyuntik mati hewan yang tak bisa diselamatkan."

McKenzie mengatakan ternak yang mati mengancam terjadinya wabah penyakit, yang dapat menular ke manusia.

"Situasi di lapangan masih belum aman, namun jika memungkinkan, pembersihan harus dilakukan," ujarnya.

Dia mengatakan militer diterjunkan agar bisa melakukannya dalam waktu sepekan.

Seorang petugas pemadam kebakaran di Kota Batlow, New South Wales, James Zimmerman, menulis di halaman Facebooknya jika mereka juga butuh amunisi untuk membunuh binatang.

"Agar mereka tidak lagi menderita," kata dia.

Wartawan ABC News Tom Lowrey yang berada di Batlow, sekitar 269 kilometer dari ibu kota Australia Canberra pada Senin (6/1/2020), mengatakan melihat banyaknya hewan mati yang berserakan di jalan dalam perjalanannya.

"Para petani pagi ini menaikkan mayat-mayat binatang yang sudah terbakar itu ke mobil mereka, mereka mengatakan melakukan sebisa mungkin menyelamatkan yang ada, namun tidak bisa menyalamatkan semuanya."

Dengan kebakaran hutan dan semak yang masih terjadi, para petani harus berjuang mengatasi api, selain memikirkan bagaimana memperbaiki dan membangun kembali peternakan yang terkena api dan tetap memproduksi agar tidak bangkrut.

"Saya mendengar cerita petani yang masih harus memerah susu ternak mereka sehari dua kali untuk tetap berproduksi, karena kalau tidak diperah, tidak akan ada pasokan susu," kata McKenzie.

"Para petani ini kemudian harus mengecek lahan mereka untuk menemukan ternak yang harus dibunuh dan kemudian juga memerangi kebakaran semak."

Sebelumnya ada konvoi 10 semi trailer yang membawa jerami ke daerah yang dilanda kebakaran di kawasan Upper Murray. Namun pengiriman ini akhirnya dibatalkan karena jerami kering, dan malah bisa meningkatkan kebakaran.

"Kami tidak mau mengirimkan jerami ke kawasan yang terbakar dan memperburuk situasi," kata McKenzie.

"Tetapi kami juga berusaha memastikan ada wilayah yang bisa diakses oleh petani ketika mereka memerlukannya," tutupnya.

(Sumber: Inews.id)