Risma Prihatin, Surabaya Menjadi Tempat Pembuangan ODGJ

• Monday, 9 Dec 2019 - 14:51 WIB

Surabaya - Keberadaan Surabaya sebagai kota besar ke-2 setelah Jakarta, ternyata menyisakan persoalan sosial yang mendalam. Salah satunya keberadaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, Surabaya seakan menjadi tempat pembuangan ODGJ. Tiap hari bisa dipastikan akan ditemukan sekitar 4 sampai 5 orang dengan status gangguan jiwa.

"Surabaya ini setiap hari dihadapkan pada keberadaan orang gila. Pasti selalu ada yang baru yang ditemukan. Namun demikian Pemkot akan merawat mereka, dan jika sudah baik akan kita pulangkan. Atau jika tidak ada keluarganya akan kita berdayakan," ujar Risma.

Selama ini menurut Risma, dirinya telah mengetahui daerah mana saja di Surabaya yang menjadi tempat pembuangan orang dengan gangguan jiwa. Dan Pemkot Surabaya sudah melakukan pendataan untuk kemudian melakukan koordinasi dengan daerah asal orang gila tersebut.

"Saya paham sekali lokasi mana yang jadi tujuan untuk membuang orang gila. Asalnya juga saya tahu. Kedepan akan kita koordinasikan agar keberadaan mereka tidak menjadi beban sosial bagi Kota Surabaya," ujar Walikota perempuan pertama di Surabaya tersebut.

Risma juga sempat mencontohkan ada seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa, yang dibuang keluarganya. Setelah dirawat bisa sembuh, bahkan bisa berjualan secara mandiri. Namun ketika kembali ke keluarganya, gangguan jiwanya kambuh lagi dan kembali dibawa ke Surabaya untuk dirawat. Dan kembali sembuh dan menetap di Surabaya.

"Ada juga yang gila kemudian sembuh. Namun saat kembali ke daerahnya gilanya kambuh lagi dan minta kembali ke Surabaya. Ya kita tetap terima dan sekarang telah bekerja di Surabaya. Alhamdulilah tidak pernah kumat lagi," pungkas Risma.

Meski Surabaya peduli terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa dan telantar, namun Pemkot Surabaya minta kepada daerah lain untuk tidak membuang mereka ke Surabaya.

"Jangan telantarkan mereka. Sebisa mungkin diselesaikan sendiri didaerah dan tidak mengalihkan beban tersebut ke daerah lain seperti Surabaya," ungkap Risma. (Hermawan)