Pencegahan dan Deteksi Dini Bahaya Kanker Paru-Paru

• Monday, 2 Dec 2019 - 14:49 WIB

JAKARTA - MRCCC Siloam Hospitals Semanggi berkerja sama dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyelenggarakan Seminar Sehati dalam rangka bulan peduli Kanker Paru bertema “Pencegahan, Deteksi Dini, dan Pengobatan Kanker paru Terkini” pada Sabtu (30/11) di COnfernce Room Lantai 36, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.

Pada kesempatan kali ini, dr. A Mulawarman, SpP(K) menjadi moderator bagi audiens dan beberapa pembicara termasuk dr. Arif R. Hanafi, SpP(K) dan dr. Sita Andarini, SpP(K), PhD.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per Januari 2019, angka kejadian penyakit Kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asua urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah Kanker Paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata–rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker paru-paru, salah satu faktor terbesarnya adalah rokok. 

dr. Sita Andarini, SpP(K), PhD salah satu dokter di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi mengatakan “Di dalam rokok terdapat 2 komponen yaitu ada tar dan nikotin. Nikotin untuk bikin ketagihan/adiksi, sedangkan kalau tar adalah komponen padat. Ada 6.000 zat kimia dan 40 zat karsinogen langsung yang dapat memicu sel kanker. Selain itu, penggunaan vape sebagai pengganti rokok juga tidak disarankan karena mengandung nikotin.” 

“Saat ini bahkan ada penyakit paru akibat vape yaitu EVALI, khusus kerusakan paru akibat vape. Bahkan kami melakukan penelitian terhadap para pengguna vape dan menemukan bahwa hasil nikotinnya lebih tinggi dibandingkan perokok biasa”, imbuhnya. 

dr. Arif R. Hanafi, SpP(K) mengatakan angka tahan hidup pasien kanker bisa diperpanjang jika kanker masih ada dalam stadium I, II, dan IIIa. “Tujuan kami adalah membuat bagaimana penyakit itu menjadi kronik. Jadi, tidak apa-apa penyakitnya ada tapi tenang. Yang diharapkan pasien kronik dapat bertahan hidup hingga 5 tahun”. 

Dalam rangka mengoptimalkan upaya pencegahan dan pengendalian kanker paru di Indonesia, dalam seminar ini dibahas rangkaian tema besar mengenai kanker paru mulai dari Prosedur diagnostik kanker paru terkini, pengobatan presisi pada kanker paru bukan sel kecil, Landscape pengobatan kanker paru bukan sel kecil, Perawatan paliatif pada kanker paru, Peran radiologi pasca terapi kanker paru, dan Peranan patologi klinik pada evaluasi terapi kanker paru. (ANP)