Bukan Parlemen Biasa

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

JAKARTA – Kekalahan beruntun yang dialami Koalisi Indonesia Hebat (KIH) melawan Koalisi Merah Putih (KMP) menimbulkan tanda tanya besar di masyarakat. Sejumlah pihak menilai ada upaya untuk menjegal pemerintahan Jokowi JK yang akan dilantik pada 20 Oktober mendatang. Sebaliknya sebagian menilai hal tersebut biasa dalam sebuah demokrasi, adanya kekuatan penyeimbang untuk kepentingan rakyat dan bangsa.

Hal itu di kupas tuntas dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun Jakarta, Sabtu 11 Oktober 2014.

Partai Golkar memang tidak ada matinya. Meskipun calon yg didukungnya kalah dalam pilpres, kini mereka menguasai parlemen baik DPR ataupun MPR, melalui paket Koalisi Merah Putih. Wakil ketua umum partai Golkar, Fadel Muhammad mengatakan, bahwa dinamika politik di Indonesia, kini sudah makin maju. Dengan tidak ada penguasa mutlak baik di parlemen dan pemerintahan.

Menurutnya, KMP yang menguasai penuh parlemen dan KIH di pemerintahan, akan menjadi cek and balance yang bagus dalam pemerintahan mendatang.

“Kondisi politik tersebut seperti yang ada di Amerika Latin. Yang pada akhirnya mendapatkan pemimpin yang berkualitas dan hebat,” tegasnya.

Ia menegaskan Partai Golkar dan KMP akan berusaha untuk menjaga soliditas koalisi ke depan.

Namun, Koordinator FORMAPPI Sebastian Salang menegaskan, kekalahan KIH dalam pemilihan paket pimpinan MPR berkat kelihaian Partai Golkar. Ia menilai Partai Golkar sangat lihai dalam berpolitik. Bahkan kemanapun memainkan peran, dia selalu dilirik oleh kubu lawan.

Master mainnya Partai Golkar. Kayak dirampas paksa. Hingga saat ini Golkar belum ada yang bisa lawan.  Seperti perempuan cantik, siapapun yg bertarung akan lirik golkar,” ujarnya.

Tapi Salang memprediksi koalisi Merah Putih tidak akan bertahan lama, karena kini “kue” politik sudah habis dibagi.

“Kini kuenya tinggal masuk jajaran kabinet dan pimpinan alat kelengkapan dewan,” tambahnya.

Lain halnya dengan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mendukung Koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan paket pimpinan MPR dan akhirnya kalah, kini menjadi gamang. Untuk memutuslkan akan bergabung kembali pada KMP atau KIH.

Wasekjen PPP Syaifullah Tamliha, mengatakan, PPP akan menentukan arah koalisi, yaitu akan kembali bergabung KMP atau bergabung dengan KIH  akan diputuskan setelah Ketua Majelis Syariah DPP PPP, Maimun Zubair pulang dari ibadah haji.


“Keputusan PPP akan diumumkan sebelum tanggal 20 Oktober,” katanya.

Menurutnya, Ketua Majelis Syariah PPP, Maimun Zubair, baru akan tiba tanggal 15 dan 2 hari kemudian kubu Emron Pangkapi akan menggelar muhtamar di Surabaya.

PPP akan berkoalisi untuk kepentingan umat, bukan golongan,” katanya.

Saat ini di tubuh partai berlambang Kabah tersebut ada dualisme pimpinan, yaitu Kubu Suryadarma Ali dan Emron Pangkapi. Kedua kubu sama-sama mengklaim pimpinan yang sah, termasuk untuk menentukan arah politik ke depan.

Meskipun berseteru, Koalisi Merah Putih berkomitmen tidak akan menjegal pelantikan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019 di MPR, 20 Oktober mendatang. (ANP)