Hitam Putih Kampanye

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Jakarta -  Terbitnya Tabloid Gratis Bertitel Obor Rakyat dalam masa Pemilihan Presiden, dianggap sebagai dua sisi mata uang.

Bak sebuah pisau, Tabloid Obor Rakyat, bisa saja meraih simpati para pendukung salah satu Capres, dengan teknik penzaliman capres tersebut.

Demikian diungkapkan Sekjen PPP, Romahurmuzy, dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya FM di Warung Daun Cikini Jakarta, Sabtu, (14/06).

Menurut Pria yang akrab disapa Romi ini, Meski Obor Ekspres lebih banyak mengekspos sisi kelemahan Capres Joko Widodo, dan tidak mengungkap kelemahan Capres Prabowo Subianto, namun belum tentu menguntungkan pihak Prabowo. Justru dengan banyak mengungkap kelemahan Jokowi, maka bisa saja secara tidak sadar akan membuat Jokowi menjadi pihak teraniaya.

Salah satu anggota tim sukses pasangan Capres Jokowi-JK, Firman Jaya Daeli menganggap, Tabloid Obor Rakyat adalah alat politik. Menurut Firman, Berita dalam tabloid gratis itu juga banyak yang tidak faktual sehingga lebih kepada black campaign. Tabloid ini juga dianggap tidak mendidik, karena lebih membangun kebencian salah satu capres. Bahkan Firman meminta pembuat tabloid untuk bertobat.

Pihaknya juga telah melaporkan tabloid  Obor Rakyat kepada Bawaslu.

Sementara itu, Setiardi Budiono, Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat bersikukuh, bahwa semua isi dalam medianya berisi fakta atau faktual dan merupakan produk jurnalistik.

Menurut Setiardi, melalui Obor Rakyat justru ia ingin mengkritisi para capres.

Meski belum berbadan hukum dalam penerbitannya, Setiyardi membantah, bahwa Tabloid Obor Rakyat merupakan tabloid gelap. Sebagai jaminan, Ia bahkan mengklaim, telah Mencantumkan nama aslinya, dalam kolom redaksi. Resikonya, Ia siap memberikan pertanggungjawaban.

Setiyardi mengakui, Obor rakyat memang mengkritisi Jokowi, namun tidak juga mendukung Prabowo.

Pengamat politik, Hari Budianto menilai jelas, tabloid Obor Rakyar menyasar kalangan tertentu. Namun jika ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, maka hendaknya direalisasikan dengan langkah hukum, misalnya membuat aduan ke Dewan Pers.

Ia juga meminta, media partisan seperti Tabloid Obor Rakyat yang beredar, lebih mengedepankan visi misi sang calon presiden sehingga masyarakat menjadi lebih cerdas menentukan pilihannya.

 

(Rizky)