BBM Harga Ganda

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Jakarta - Menghitung hari.. detik demi detik.. seperti judul lagu yang disenandungkan sang Diva KD (Krisdayanti), kenaikan harga BBM kembali tinggal menunggu waktu, kapan akan diumumkan oleh pemerintah.

Namun untuk kenaikan harga BBM tahun 2013 ada yang berbeda dibandingkan kenaikan BBM pada 2005 dan 2008 lalu. Pemerintah mengusung opsi Dual Price, BBM dengan harga sebelumnya yakni Rp 4500 dan BBM dengan harga penyesuaian yakni di kisaran Rp 6500 per liternya. Banyak kalangan menilai, kebijakan yang akan diusung membingungkan atau dalam bahasa terkini. GALAU.

Pengurus harian YLKI Tulus abadi mengibaratkan kebijakan pemerintah ibarat bermain Yo-yo bahkan dijadikan keputusan politik jangka pendek.

"Intinya presiden SBY harus berani menghentikan wacana dua harga ini,jangan mengambil posisi kontraproduktif terkait kebijakan harga BBM" ujar tulus di Warung Daun Sabtu (27 April 2013).

Menurut Tulus, selain YLKI banyak organisasi yang berhubungan dengan transportasi seperti Organda lebih mengusulkan kenaikan harga BBM secara menyeluruh.

"Ketika opsi dual price diterapkan jelas posisi pengendara sepeda motor jadi istimewa, di Jakarta saja pengguna angkutan umum tinggal 11,5 persen di 2013, jelas angkutan umum makin kesulitan mencari penumpang" kata Tulus.

Sementara itu pernyataan keras dilontarkan Wakil sekretaris DPD 3 Hiswana Migas Syarif hidayat yang menegaskan, pihaknya menolak opsi dua harga BBM.

"Apindo dan Kadin saja sudah mengusulkan kenaikan hrg BBM satu harga, begitu di koordinasikan ke seluruh DPD/DPC hiswana migas mereka menyatakan tidak siap!" Tegas Syarif.

Syarif mengakui,selama ini keuntungan kenaikan harga BBM secara menyeluruh keuntungan yang diterima anggota Hiswana migas tetap sama dlm arti tidak berpengaruh signifikan terhadap pemasukan (laba) di SPBU SPBU.

Anggota komite BPH migas Ibrahim hasyim menilai kedepan pemerintah seharusnya tidak lagi bergantung kepada kebutuhan BBM yang dari tahun ke tahun melonjak seiring meningkatnya penggunak kendaraan bermotor maupun pribadi.

"Persoalan kedepan disamping ketersediaan pangan juga ketersediaan energy, seharusnya fase penggunaan Gas sudah mulai digalakkan lagi, konversi BBM ke gas sudah sangat mendesak"kata Ibrahim.

Ibrahim meminta pemerintah segera memutuskan kebijakan atau formulasi yang tepat mengenai harga BBM bersubsidi.

VP Comm PT Pertamina Ali mundakir menambahkan, apapun keputusan dari pemerintah tentu Pertamina akan mendukung,baik dari sisi infrastruktur maupun distribusinya.

Yang jelas Pertamina menghimbau kepada seluruh pihak untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, apalagi dari sisi geopolitik, volatilitas harga minyak dunia masih terus terjadi.

"Potensi ricuh di SPBU jika kebijakan dual price jadi diterapkan bisa saja terjadi,antisipasinya kami (Pertamina) terus berkoordinasi bersama pihak Polri/TNI, kedepan antisipasi sistim IT (informasi tehnologi) di SPBU lebih dikedepankan" pungkas Ali.

BBM jadi naik? Mari kita tunggu sembari berharap harap cemas...1 harga atau tetap dua harga?! Hanya Presiden yang tahu....

(Arief Sinaga)