KTP Untuk Teman Parpol

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Basuki tjahja purnama, rabu (27/7) memutuskan maju melalui jalur partai politik, dalam pilkada DKI 2017. Dari keputusan ini, beragam pendapat muncul yang salah satunya dari teman Ahok, yang menyatakan tetap mendukung Ahok untuk  kembali maju dalam pilkada 2017

Komunitas Pendukung Ahok (Kompak) Tsamara Amany menegaskan akan tetap mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka juga tidak mempermasalahkan, meski akhirnya Ahok memilih maju melalui jalur partai politik.

Juru Bicara Kompak Tsamara Amany mengatakan, Kompak dan parpol pengusung Ahok kini sama-sama punya tujuan baik. "Bukan independennya (dukungan terhadap Ahok). Ini idealisme mencalonkan orang yang baik maju kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta," tegas Tsamara dalam diskusi POLEMIK SINDOTRIJAYA FM di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2017).

Tsamara menuturkan, Kompak memberikan dukungan terhadap Ahok lantaran kemampuan dan prestasi membenahi Ibu Kota. Awalnya, Kompak menilai pemikiran parpol berseberangan dengan Ahok. Kemudian muncul pengumpulan satu juta KTP warga DKI agar Ahok bisa kembali memimpin meski tak bersama parpol. "Kita takut kehilangan orang baik ini, kita harus bergerak," kata Tsamara.

Sementar itu, Ketua Koordinator Pemenangan Ahok di Pilgub DKI 2017, Nusron Wahid, mengatakan Ahok dan pendukungnya telah mampu menyadarkan masyarakat tentang politik. Keputusan Ahok yang berubah dari independen ke jalur parpol bukanlah hal yang harus dipermasalahkan dengan serius.

"Orang kalau nggak suka ya nggak suka saja, mau melakukan usaha apapun tetap saja salah," ujar Nusron dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).

Politisi Partai Golkar ini mengatakan dengan dukungan 1 juta KTP, Ahok membuktikan kualitasnya yang teruji dan berani dalam rangka membuat perubahan dan memperhatikan Jakarta.

"Ketika Ahok jagi gubernur kan dia dimusuhin parpol, termasuk saya pribadi. Siapa sangka ada pemimpin yang kontroversial, yang edan seperti itu, lalu kok (sekarang) ada parpol yang mendukung tanpa embel-embel tanpa mahar seperti ini?" kata dia.

Lalu, apa yang membuat Ahok didekati parpol? Karena kualitasnya atau dukungan masyarakat terhadapnya?"Dua-duanya," singkat Nusron.

Menanggapi hal ini, Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu masih ragu jumlah 1 juta kartu tanda penduduk yang dikumpulkan oleh Teman Ahok. "KTP itu masih klaim ajalah. Kita melihatnya sebagai KTP leasing aja," cetus Masinton Pasaribu dalam diskusi KTP Untuk Teman Parpol di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7).

Logikanya jika benar klaim Teman Ahok bahwa sudah terkumpul 1 juta KTP murni dari para pendukungnya menurut Masinton, semestinya Ahok konsisten di jalur independen. Apalagi 1 juta KTP dukungan itu sangat memenuhi syarat maju Pilgub Jakarta 2017 sesuai peraturan KPU.

"Kami khawatir ini hanya mau mengoleksi saja. Nanti kalau PDIP udah (dukung), cari parpol lain lagi. Saya juga heran kan sudah ada tiga partai kok calonnya yang bergerak sendiri datang ke PDIP," sindirnya. "Bisa-bisa ini jadi calon tunggal," tengarainya

Selain itu, Keraguan juga datang dari politikus Gerindra, Syarif. karena, Ahok akhirnya memilih jalur politik untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 mendatang. "Satu juta KTP yang diklaim kemudian dibuang begitu aja, hanya jin dan setan yang bisa ngitung," kata Syarif dalam diskusi ’KTP Untuk Teman Parpol’ di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/7/2016).

Lebih jauh Syarif mengatakan bahwa Ahok telah bertindakan tidak konsisten sebagai seorang pemimpin. Itu karena mantan Bupati Belitung Timur itu dengan mudahnya berubah haluan.

"Ahok gagal memberikan pendidikan politik yang baik bagi negeri ini," ucap Syarif.

Di sisi lain, Gerindra menunjukkan sikap konsisten dengan mengusung calonnya sendiri dari sejak awal. Bahkan, sampai akhirnya memilih Sandiaga Uno sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Sementara itu, Peneliti senior Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menanggapi, wajar fenomena pencalonan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang awalnya ingin maju dari jalur perseorangan, namun akhirnya memutuskan maju melalui jalur partai politik.

Menurutnya, justru Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan momentum kebangkitan partai politik. "Justru saya menyimpulkan di Pilkada 2017, khususnya di DKI Jakarta, ini kebangkitan partai politik. Karena ada acknowledgement, ada pengakuan terhadap partai politik. Jadi bukan deparpolisasi," kata Siti dalam diskusi bertajuk 'KTP Untuk Teman Parpol' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7).

Hal ini, menurut Siti zuhro, justru akan membantu partai politik mengatrol dirinya dan sangat menguntungkan bagi partai.

Dia menjelaskan, justru ada pengakuan yang sangat luas melalui  Ahok dan membuat masyarakat menjadi sadar bahwa parpol itu penting.

"Jadi karena Jakarta menjadi barometer politik, apa yang terjadi di Jakarta, ini dipantau secara seksama oleh daerah-daerah dan akan dicontoh. Oleh karena itu tolong semua kita hadir memberikan peran yang positif. Jangan ditarik yang menyimpang," tukasnya. (Produser DolyRamadhon).