BKKBN Gelar Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan pada Kampung KB Percontohan di Jakarta

ANP • Saturday, 27 Apr 2024 - 13:17 WIB
Kegiatan Sosialisasi Buku Saku 'Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan (DakDikDuk) di RPTRA Gandaria Utara pada Jumat (26/04/2024)

Jakarta - Sekira 50 peserta yang mayoritas ibu-ibu antusias memadati RPTRA Dwijaya yang berlokasi di Kampung KB Kelurahan Gandaria Utara pada Jumat (26/04/2024). Sejak pagi, peserta bersemangat mengikuti kegiatan gelaran BKKBN bertajuk Sosialisasi Buku Saku 'Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan (DakDikDuk)'.

Adapun sasaran sosialisasi yang hadir terdiri dari Penyuluh KB, PLKB, pengelola/kader Rumah Data Kependudukan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu yang memiliki baduta/balita. Kampung KB Gandaria Utara yang dijadikan salah satu lokus sosialisasi ini, mendapatkan peringkat juara harapan 3 di tingkat nasional pada tahun 2023 lalu.

Pendidikan Kependudukan merupakan upaya BKKBN untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai masalah dan isu kependudukan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas hidup mereka.

Program yang kini dikembangkan untuk menyampaikan materi kependudukan yakni melalui Pojok Edukasi Kependudukan untuk Masyarakat (PESAT), dahulu dikenal dengan Pojok Kependudukan. Agar materi tidak sekedar meletakkan buku dan memajangnya di kampung/desa, maka dilakukan penggerakan melalui pertemuan ini.

Hadirnya buku Saku DakDikDuk ditujukan untuk menjadi pegangan untuk PKB, PLKB, kader ketika memberikan penyuluhan kepada masyarakat, diharapkan dapat menambah kompetensi agar masyarakat memiliki pemahaman, sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan.

Terdapat 9 bagian dalam buku saku DakDikDuk meliputi: 1) Dinamika Kependudukan (kelahiran, kematian, migrasi); 2) Membangun Keluarga Berencana (menghindari 4T yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak); 3) Pola Asuh (peran orangtua dalam pengasuhan anak); 4) Kreatif di Usia Produktif.

Selanjutnya, 5) Menjadi Lansia Sehat Bahagia (lansia tangguh); 6) Kemandirian Ekonom Keluarga; 7) Kesehatan Reproduksi; 8) Gizi Buruk; 9) Program-Program di BKKBN (Generasi Berencana, Kampung KB, BKB, BKR, BKL, PIK R, UPPKA, Rumah DataKu, Sekolah Siaga Kependudukan, DASHAT).

Diskusi santai tersebut, dibuka secara resmi oleh Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan Indra Murty Surbakti. Mengawali arahannya, ia membagikan beberapa isu yang dibahas dalam Rakernas BKKBN yang digelar hari sebelumnya. Salah satunya mengenai alasan mengapa penurunan stunting mangalami pelambatan, yakni karena pandemi covid dan sasaran intervensi yang diduga belum tepat.

Dirinya mengingatkan arahan Wapres mengenai program percepatan penurunan stunting, yang di dalamnya tidak lepas dari isu kependudukan saat ini. Ke depannya, Indra mengatakan akan dilakukan evaluasi terhadap program stunting 5 tahun ke belakang.

"Program penurunan stunting ke depan akan difokuskan pada sasaran ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun. Hal ini karena stunting tidak bisa disembuhkan (susah) apalagi di atas usia 2 tahun. Akan tetapi stunting bisa dicegah. Jadi program BKKBN fokus pada pencegahan bayi lahir stunting, salah satunya melalui program KB," ujar Indra.

Menyinggung bonus demografi, dirinya menyoroti pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). "Windows of opportunity bisa tercapai kalau stunting dikurangi. Kalau kita mau lebih produktif maka jangan stunting, harus sehat, harus berpendidikan termasuk hardskill dan softskill, punya pekerjaan, ini kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi," kata Indra.

Indra menyebut Indonesia masih memiliki kesempatan memanfaatkan bonus demografi sampai tahun 2030, walaupun sudah melewati puncaknya pada tahun 2020. Di wilayah DKI Jakarta sendiri, Indra menilai akan selalu dapat menikmati bonus demografi. Hal ini karena daya tarik Jakarta dengan segudang lapangan pekerjaan yang masih menarik migrasi para pekerja dari daerah lain.

"Harapan kita acara DakDikDuk ini bisa menghasilkan manfaat yang signifikan sehingga ke depannya Kampung Keluarga Berkualitas menjadi bebas stunting," tutupnya.

Sejalan dengan Indra, SuDin PPAPP Wilayah Jaksel Maria Gracia Manurung berharap Kelurahan Gandaria Utara serius menggarap Kampung Keluarga Berkualitas agar masyarakat mengalami peningkatan baik dari segi ilmu pengetahuan maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

"Di Jakarta ini, RPTRA memang tersebar di kelurahan-kelurahan terutama yang padat penduduk  untuk menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat sekitarnya. Pak lurahnya bertanggungjawab atas RPTRA di wilayahnya, tempat ini bisa digunakan oleh siapa saja untuk melaksanakan kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Gracia.

Sosialiasi DakDikDuk serupa diadakan di lokus 5 wilayah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi percontohan, meliputi Kampung KB Rawa Badak Selatan di Jakarta Utara, Kampung KB Tanah Tinggi di Jakarta Pusat, Kampung KB Lubang Buaya di Jakarta Timur, Kampung KB Gandaria Utara di Jakarta Selatan dan Kampung KB Tegal Alur di Jakarta Barat.