Program #AyoBalasBaik, Stop Bullying Diinisiasi Sejumlah LSM untuk Cegah Perundungan

MUS • Wednesday, 3 Apr 2024 - 09:52 WIB

Bogor - Memanfaatkan momentum Ramadhan yang tengah berjalan, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) berkolaborasi dengan Rumah Guru BK (RGBK) dan Indonesia Student and Youth Forum (ISYF) menginisiasi gerakan #AyoBalasBaik,Stop Bullying. 

Sebuah aksi sosial Stop Bullying dengan cara menyebarkan nilai-nilai perdamaian di kalangan pelajar. Program bertema “Sekolah Damai Anti Perundungan, Pesantren Balas Baik” ini dilaksanakan akhir pekan lalu di Sekolah Borcess Ashokal Hajar (BOASH), Bogor. Program tersebut diikuti 50 Pelajar SMA dan SMK yang terpilih sebagai agen #BalasBaik Stop Bullying.

Dalam sambutannya, Founder KGSB Ruth Andriani menyoroti terus meningkatnya angka kasus bullying atau perundungan yang semakin mengkhawatirkan. Sejak beberapa bulan terakhir, banyak sekali kasus perundungan yang terjadi baik di lingkungan sekolah maupun pesantren, yang membuat kita semua prihatin, bisa dikatakan Indonesia ini dalam masa “darurat’ untuk kasus kekerasan dan perundungan di Satuan Pendidikan.

Kondisi darurat ini menjadi poin perhatian utama KGSB hingga tergerak untuk menjalankan program pencegahan dan penanganan bullying dengan melibatkan peran aktif warga sekolah. Issue ini sudah menjadi perhatian utama sejak KGSB berdiri 2 tahun lalu dengan menggandeng para Psikolog dan Praktisi hukum untuk terus melakukan penyuluhan serta edukasi kepada tenaga pendidik, ortu dan  siswa.

Penelitian menunjukkan bahwa bullying dapat meningkatkan resiko gangguan mental, depresi, ansietas, dan bahkan perilaku merusak diri dan bunuh diri pada korban. Mengutip data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), per Februari 2023 menunjukkan kenaikan angka kasus perundungan yang mengkhawatirkan. Sebanyak 1.138 kasus perundungan tercatat, dari kasus kekerasan fisik hingga psikis.

Dalam upaya mengambil langkah-langkah preventif yang efektif dan memberikan pemahaman yang mendalam kepada pelajar tentang pentingnya mencegah, menanggulangi bullying, hingga menggalakkan sebuah gerakan, KGSB, RGBK dan ISYF menginisiasi progam Pesantren #BalasBaik di lingkungan Sekolah Borcess Ashokal Hajar, Bogor. 

“Dengan melibatkan peserta secara aktif dalam pembelajaran, pelatihan, dan perencanaan tindakan lanjut, kami yakin bahwa pesantren ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bebas dari bullying di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia,” jelas Ruth lagi.

Founder Rumah Guru BK (RGBK), Ana Susanti mengatakan bahwa berbagai aktivitas dirancang khusus untuk menumbuhkan minat siswa dalam memahami dampak dan memerangi perundungan.

"Gerakan #AyoBalasBaik, Stop Bullying kami perkenalkan kepada para Siswa melalui kegiatan-kegiatan Active Learning yang melibatkan peran aktif peserta untuk memahami lebih jauh akan kategori dan dampak dari perundungan. Kami mengarahkan agar semua peserta dapat membuat afirmasi langkah yang akan mereka lakukan untuk memutus mata rantai perundungan di lingkungan sekolahnya", ungkap Ana.

Para siswa peserta tersebut mendapatkan edukasi tentang pentingnya mencegah dan menanggulangi bullying di lingkungan pendidikan. Kepada mereka juga diberikan pelatihan dengan fokus pada pengenalan tanda-tanda bullying, cara mengatasi, dan peran penting dalam mencegahnya. 

Direktur Eksekutif Indonesia Student & Youth Forum (ISYF), Rizky Nugraha Putra A menambahkan bahwa pesantren ini merupakan upaya kolaboratif untuk mengatasi masalah bullying di kalangan pelajar SMA dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. 

Terdapat 50 siswa terpilih sebagai agen perubahan diberikan edukasi dan pelatihan aksi sosial untuk memutus rantai bullying melalui gerakan membalas dengan kebaikan #ayobalasbaik.

“Momen edukasi dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang terdiri dari kajian dari perspektif agama, dan coaching agen #AyoBalasBaik. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pemahaman serta keterampilan sosial dan emosional untuk menghadapi situasi bullying secara bijaksana dan efektif,” ujar Rizky.

Materi pemahaman isu bullying dari perspektif agama diberikan oleh Irfan Amali – Kyai Perdamaian dan co-fouder Peace Generation. Pembekalan ini diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai moral dan etika di kalangan peserta.

Selain edukasi, para agen #BalasBaik Anti Bullying juga didorong untuk merancang dan menerapkan rencana tindak lanjut yang konkrit dan terukur di sekolah masing-masing untuk memerangi bullying. Mereka juga mendapat support untuk memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial melalui kegiatan santunan dhuafa dan gerakan sosial lainnya, sebagai wujud nyata dari semangat kebersamaan dan empati.

3 Larangan dalam Penanganan Bullying

Serangkai dengan edukasi untuk para siswa agen #BalasBaik Anti Bullying, KGSB dan ISYF juga mengadakan webinar untuk para guru di sekolah tersebut. Webinar yang mengangkat tema “Pencegahan dan Penanganan Bullying di Lingkungan Sekolah” itu menghadirkan narasumber Unita Werdi Rahajeng, Psikolog dan Dosen Departemen Psikologi Universitas Brawijaya.

Dalam paparannya, Unita membeberkan 4 strategi pencegahan dan penanganan perundungan. Yakni hentikan saat itu juga, selidiki kejadiannya, berikan dukungan dan tindak lanjuti.

Di luar itu, psikolog Unita justru tidak menyarankan adanya mediasi antara pelaku dan korban serta saksi, baik tujuannya untuk menyelidiki detail kejadian maupun mendamaikan keduanya. Hal kedua yang tidak ia sarankan adalah menghukum pelaku di depan umum (group treatment) seperti saat upacara. Selain itu ia tidak berharap penangangan hanya diberikan saat kejadian tanpa ada tindak lanjut.

Lebih dari itu, Unita menyarankan setiap sekolah dibentuk tim TPPK (tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) yang terdiri dari tim pendidik/tenaga kependidikan dan perwakilan orang tua/komite. Tim ini memiliki tugas untuk membuat sistem/program dan saran untuk pencegahan kekerasan. Selain itu mereka juga dilibatkan dalam pencegahan dan penanganan kasus-kasus bullying yang terjadi serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.

Tentang Komunitas Guru Satkaara Berbagi 

KGSB merupakan komunitas yang mewadahi tenaga pendidik  yang didirikan pada 18 Desember 2021. Saat ini, KGSB beranggotakan lebih dari 700 tenaga pendidik dari tingkat PAUD hingga SMA Sederajat, bahkan Perguruan Tinggi yang tersebar di 184 kabupaten kota, 33 provinsi di Indonesia serta Timor Leste.

Program KGSB meliputi kegiatan pengembangan diri berupa seminar dan pelatihan bagi tenaga pendidik yang dilakukan secara regular setiap bulan. KGSB mengusung filosofi berbagi yaitu dari dan untuk tenaga pendidik yang diharapkan mampu berdampak serta bernilai bagi dunia pendidikan yang lebih baik di masa depan. Untuk menjadi anggota dan mengikuti kegiatan KGSB, guru hanya perlu mendaftarkan diri tanpa dipungut biaya.

Tentang ISYF

Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) berdiri atas dasar kesadaran dan kepedulian sekelompok pemuda untuk ikut terlibat aktif dalam pembangunan pemuda di Indonesia melalui penyadaran, pemberdayaan dan sumber daya pemuda. Lembaga ini lahir dari perjalanan sejarah yang panjang dan terukir monumental , karena lahir atas dorongan beberapa program diantaranya International Youth Forum 2008, International Youth Camp 2009, ASEAN University Student Forum 2009, Asia Africa Youth Forum 2010 dan Forum Pelajar Indonesia sejak tahun 2009.

Program tersebut berhasil menyadarkan, memberdayakan dan mengembangan pemuda Indonesia yang profesional dengan pengetahuan mendalam, keterampilan dan integritas, sehingga mampu berdaya saing di tingkat nasional dan global.

ISYF didirikan sebagai ruang bagi pemuda Indonesia, khususnya yang berusia 15-25 tahun untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai program sesuai dengan potensi, hobi, pengetahuan, keterampilan dan cita-citanya. Program tersebut berpijak pada isu pendidikan, kesehatan, lingkungan, kebudayaan, kewirausahaan, dan wawasan kebangsaan. Lembaga ini hadir sebagai upaya dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemuda di Indonesia.