Produk Terafiliasi Israel Lawan Boikot, Gencarkan “Palestina Washing”

AKM • Sunday, 31 Mar 2024 - 21:40 WIB

Jakarta - Berlanjutnya boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel di Indonesia agaknya membuat gerah beberapa pihak yang terdampak. Ini berakibat pada munculnya disinformasi yang berupaya menepis keterkaitan produk mereka dengan negara zionis Israel yang saat ini sedang melakukan genosida di Gaza, Palestina.

Disinformasi untuk memunculkan kebingungan di tengah konsumen Muslim ini juga dikampanyekan melalui media chatting WhatsApp. Sasarannya, dari ibu rumah tangga, kelompok profesi, hingga ibu-ibu pengajian.

Upaya pembelaan diri dengan taktik disinformasi seperti ini secara sinis disebut dengan istilah “Palestina Washing”. 

Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) Ahmad Himawan menilai kampanye berbaik-baik dengan Palestina ini, lazimnya menyebut bagaimana sejumlah perusahaan multinasional telah ikut menyumbangkan donasi kemanusiaan untuk membantu warga Gaza, atau menyebut produk mereka diproduksi di Indonesia –walaupun sebetulnya markas pusatnya ada luar negeri.

“Konsumen Muslim seharusnya menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti,” kata Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan, mengingatkan soal ‘Palestina Washing’ ini dalam diskusi publik bertema "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Himawan mengatakan YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro genosida dengan sejumlah kriteria. 

“Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” katanya.

Himawan menyebut bahwa berdasarkan analisa dan kajian internal, YKMI merekomendasikan boikot massal atas sepuluh brand produk perusahaan multinasional asing, termasuk Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, dan produk kurma dari Israel.

“Kami menyarankan konsumen Muslim menghindari semua produk tersebut sejak Ramadhan ini, “ katanya.

Selain situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash yang paling popular di Indonesia, situs gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) sejak lama juga aktif membagikan link yang mendorong ajakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel. Bahkan pada 2009, BDS melalui situs bdsmovement.net ikut mendorong kampanye boikot yang dicetuskan Asosiasi Konsumen Turki dengan menyebarkan link untuk memboikot produk-produk terafiliasi Israel, termasuk Danone, Coca Cola, Starbucks, dan Mc Donald's.

(Link: https://bdsmovement.net/news/turkish-group-calls-citizens-boycott-israeli-products)

Boikot produk terafiliasi Israel harus diakui memang telah berdampak. Tak kurang, kanal berita Al Jazeera mengungkapkan bagaimana boikot telah berdampak pada produk-produk terafiliasi Israel di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Malaysia. Media internasional ini melaporkan kencangnya gerakan boikot konsumen Muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza.

Di Indonesia, bulan suci Ramadhan telah menjadi momentum kembali menggerakkan kesadaran konsumen Muslim untuk boikot produk-produk terafiliasi Israel. 

Bahkan menjelang bulan Ramadhan 2024, pasca keluarnya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 83/2023,  gerakan boikot konsumen Muslim makin diperkuat dengan dukungan MUI  melalui deklarasi berupa  instruksi atau “Irsyadat Majelis Ulama Indonesia”, di Gedung MUI, Jakarta (10/03).

Salah satu dari lima poin instruksi MUI itu secara tegas, Menyeru umat Islam agar mulai bulan Ramadhan ini untuk tidak menggunakan lagi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan penjajah Israel dan pendukungnya, seperti produk kebutuhan konsumsi sahur, berbuka puasa, dan barang hantaran Lebaran (hampers) maupun produk-produk lainnya.