Patuna Travel Gelar Sosialisasi dan Silaturahmi Haji Khusus Masa Tunggu 2025-2031

ANP • Wednesday, 27 Mar 2024 - 09:49 WIB

JAKARTA - Patuna Travel, sebagai biro pelayanan umrah dan haji menggelar sosialisasi dan silaturahmi kepada calon jamaah haji masa tunggu 2025 hingga 2031 di Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Selasa 26 Maret 2024. Ini merupakan sosialisasi kesembilan yang digelar oleh Patuna Travel. 

Patuna Travel telah menggelar sosialisasi di  Cibubur, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Jogja, dan terakhir di Bali sebelum puasa. Di dalam bulan Ramadan kesempatan bagi mereka yang berdomisili di DKI Jakarta. 

Direktur Utama Patuna Travel, Syam Resfiadi mengatakan pihaknya menggelar sosialisasi untuk menjelaskan terkait adanya greenflation atau inflasi yang disebabkan oleh kebijakan dan perubahan dalam industri hijau atau ramah lingkungan. 

“Maksud dan tujuannya untuk memberikan informasi terupdate tentang haji itu sendiri. Sosialisasi ini untuk menjelaskan terkait adanya perubahan kebijakan dari pemerintah Arab Saudi yang menyebabkan biaya haji naik,’’ ujar Syam Resfiadi dalam konferensi persnya kepada awak media, di Jakarta. 

Kepada para calon jamaah haji, Syam menjelaskan bahwa greenflation tidak hanya untuk perubahan satu energi berubah menjadi energi baru dimana ada cost-cost yang memang harus disiapkan atau dikeluarkan sehingga akhirnya membebankan harga kepada harga jual energi baru itu termasuk di haji dan umrah juga. 

‘’Sehingga pada saat lagi diam 2 tahun tiba-tiba bangkit itu perlu biaya tinggi contohnya bayar listrik lagi. Listrik udah gitu naik 20% dari pemerintah Arab Saudi. Mengambil tenaga kerja baru, karena banyak ekspatriat yang di Arab Saudi itu bekerja di industri-industri untuk urusan haji dan umrah. Karena mereka tidak punya tenaga kerja yang cukup banyak. Kalaupun ada tenaga kerja lokal, biasanya kelas-kelasnya tertentu, gak mau kelas-kelas bawah gitu ya. Minimal mereka supervisor atau manager,” papar Syam. 

Selain itu, kenaikan terjadi karena Pemerintah Arab Saudi menetapkan PPN 20 % sehingga menyebabkan harga tinggi. Sehingga akhirnya bebannya ke harga jual mereka. Lanjutnya, pintarnya Mohammad Bin Salman atau Perdana Menteri Arab Saudi mereka tahu yang pergi haji dan umrah itu bukan orang lokal, karena orang lokal nggak akan pakai hotel-hotel itu. Mereka tinggal datang turun dari bis lalu Tawaf dan Sai. 

‘’Yang bayar hotel dan segala macam fasilitas disanakan orang luar, yang tidak mungkin tinggal di jalan dan makan sembarang tempat. Nah, ini pola pikir itu yang dia menginflasi berapapun tingginya yang menyebabkan harga jual kita juga ikut tinggi. Awal 2022 harga paket hotel sudah naik, Arafah Mina naik termasuk haji regular juga kan merasakan itu,’’tukasnya.

Syam menegaskan bahwa sejak pandemi Covid-19 biaya haji reguler dan khusus naik. Banyak item yang mengalami kenaikan harga seperti hotel untuk jamaah haji.

Pada tahun 2023 setelah pandemi Covid-19, dikira biaya sudah tidak naik karena pandemi sudah selesai. Ternyata biaya haji tahun 2023 masih naik sebesar sekitar 30 persen dari 2022. 

"Ternyata di tahun 2024 ini juga (biaya haji) masih naik," ujar Syam.

Syam menjelaskan, biaya haji sejak tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 sampai tahun 2024 setelah pandemi terus mengalami kenaikan. Kenaikan biaya haji dari 2019 ke 2024 ekuivalen dengan 100 persen kenaikan.

Ia mengatakan, sebagai penyelenggara haji khusus memang tidak dibebankan harga paket ibadah haji. Tapi yang mendapat beban adalah calon jamaah haji yang harus membayar lebih.

"Nah inilah yang kita sosialisasikan agar mereka (calon jamaah haji) paham bahwa ini ada kenaikan-kenakan (biaya haji) yang luar biasa gejolaknya, peningkatannya agar mereka menyiapkan diri," ujar Syam yang juga ketua Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi).

Patuna Travel pun telah bekerja sama dengan sejumlah perbankan syariah agar para calon jamaah mendapat solusi terbaik untuk dapat melunasi paket haji yang dipilih. Patuna sendiri bersama perbankan syariah menyiapkan model tabungan untuk para calon jamaah haji. 

‘’Kalau mereka sudah punya uangnya sejumlah tertentu, silakan diinvestasikan saja, jangan diapa-apakan agar nanti ada panggilan, dia sudah siap uangnya. Nah, silakan dikelola di bank. Kalau taruh di rumah bisa aja dikutik-kutik, diambil. Jadi motivasi saya untuk mendatangkan jamaah, mempertemukan dengan perbankan sebagai badan usaha untuk bisa mencarikan solusi ini,’’tandasnya. 

Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), biaya haji reguler tahun 2019 sebesar Rp 69,16 juta. Biaya yang harus dibayar jamaah haji sebesar Rp 35,24 juta dan yang dibayar dari nilai manfaat sebesar Rp 33,92 juta. Sementara pada tahun 2024, biaya haji naik menjadi Rp 93,41 juta. Biaya haji yang harus dibayar jamaah sebesar Rp 56,04 juta dan yang dibayar dari nilai manfaat sebesar Rp 37,36 juta.

Biaya haji khusus juga mengalami kenaikan, Syam menginformasikan bahwa paket paling murah untuk biaya haji khusus di angka 12.000 Dolar AS (sekitar Rp 190 Juta) sampai 15.000 Dolar AS (sekitar Rp 237 juta) dan paket tertinggi 30.000 Dolar AS (sekitar Rp 474 juta).