ID FOOD Siap Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Selama Ramadan dan Idul Fitri

MUS • Wednesday, 20 Mar 2024 - 13:28 WIB

Jakarta – Holding BUMN Pangan ID FOOD menjalankan sejumlah langkah untuk jaga pasokan dan harga pangan di tengah Ramadan dan Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idul Fitri, diantaranya melalui peningkatan pendistribusian stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta pelaksanaan Pasar Murah di berbagai provinsi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan, dalam keterangannya, Rabu, 20 Maret 2024, di Kementerian BUMN, Jakarta. Menurutnya, di tengah momentum Ramadan dan Idul Fitri ini ID FOOD mendorong optimalisasi stok CPP yang dimiliki, khususnya komoditas gula, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng.

“Kita fokus meningkatkan pendistribusian 5 komoditas pangan strategis tersebut ke berbagai wilayah melalui anak perusahaan dan kantor cabang distribusi yang tersebar di seluruh provinsi,” ujarnya.

Frans mengatakan, untuk komoditas gula konsumsi, ID FOOD melakukan upaya stabilisasi pasokan dan harga melalui produksi sendiri dan pengadaan luar negeri, dimana saat ini terdapat stok 67,5 ribu ton. 

"Kita fokus meningkatkan pendistribusian 5 komoditas pangan strategis tersebut ke berbagai wilayah melalui anak perusahaan dan kantor cabang distribusi yang tersebar di seluruh provinsi," tutur Frans. 

Sementara itu, terkait komoditas daging sapi, ia mengatakan, ID FOOD melalui PT Berdikari menyiapkan paket daging sapi berbagai varian yang dapat diakses secara luring maupun daring melalui Gerai Daging Berdikari. ID FOOD juga telah ancang-ancang menjaga stok daging sapi untuk tahun 2024, melalui pengadaan daging beku dan sapi bakalan dari luar.

“Khusus di bulan Ramadan dan jelang Lebaran, Berdikari menyediakan paket daging sapi dalam bentuk parting (bagian-bagian tertentu) dengan harga terjangkau. Upaya ini agar masyarakat bisa punya banyak pilihan dari sisi varian dan harga. Kita tahu daging sapi merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dicari jelang Idul Fitri,” jelasnya.

Selanjutnya, Frans menyampaikan langkah perusahaan dalam menjaga pasokan minyak goreng. Sampai dengan minggu ketiga Maret, ia menuturkan, ID FOOD telah mendistribusikan minyak goreng sebanyak 6,2 juta liter ke 22 provinsi, yaitu Sumatera Barat sebanyak 1,3 juta liter, Sumatera Utara 962 ribu liter, Lampung 946 ribu liter, DKI Jakarta 709 ribu liter, Bali 560 ribu liter, Jawa Barat 557 ribu liter, Riau 440 ribu liter, Sumatera Selatan 221 ribu liter, Jawa Timur 157 ribu liter, Kalimantan Timur 114 ribu liter, DI Yogyakarta 112 ribu liter, dan provinsi lainnya seperti Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, NTB, Kep. Bangka Belitung, NTT, Aceh, dan Kalimantan Tengah sebanyak total 160 ribu liter.

“Pendistribusian minyak goreng ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng di tingkat konsumen,” jelasnya.

Khusus untuk menjaga stok saat Ramadan dan Idul Fitri, ID FOOD telah mempersiapkan pasokan minyak goreng sebanyak 5,1 juta liter. Jumlah tersebut untuk didistribusikan pada periode Maret sampai dengan April 2024. 

“Di momentum HBKN ini pendistribusian minyak goreng kita akan lakukan lebih masif dengan melibatkan anak perusahaan di sektor perdagangan dan distribusi, yaitu PT Rajawali Nusindo, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT GIEB Indonesia yang memiliki lebih dari 80 cabang distribusi dan perdagangan di seluruh Indonesia,” paparnya.

Untuk penyaluran CPP komoditas telur dan daging ayam dilakukan melalui program bantuan pangan penanganan stunting yang telah dimulai kembali proses penyalurannya pada 15 Maret 2024 ini.

“Kick off penyaluran dilakukan di Jawa Barat kepada 1.435 KRS di wilayah Kota Bekasi sebanyak 469 Keluarga Risiko Stunting (KRS), Kota Cimahi 466 KRS dan Kota Depok 500. Selanjutnya, akan dilaksanakan secara bertahap kepada 1.446.089 KRS, di mana untuk Sumatera Utara terdapat 136.738 KRS, Jawa Barat 403.285 KRS, Jawa Tengah 345.514 KRS, Jawa Timur 374.197 KRS, Banten 92.654 KRS, Nusa Tenggara Timur 73.068 KRS dan Sulawesi Barat 20.633 KRS,” terang Frans.

Ia menambahkan, program bantuan pangan penanganan stunting berupa paket 1 kg daging ayam dan 10 butir telur ini digelar dalam rangka membantu masyarakat memenuhi kebutuhan gizi untuk menurunkan risiko stunting.

“Dimulainya kembali penyaluran di tengah bulan Ramadan ini diharapkan turut membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani menjelang hari raya.

Selain itu, Frans mengatakan, program bantuan pangan ini juga bertujuan sebagai stabilisator bagi harga telur dan daging ayam di tingkat peternak mandiri kecil (hulu).

“Melalui program ini, ID FOOD akan menyerap telur dan daging ayam yang diproduksi para peternak mandiri kecil dengan harga yang baik dan stabil sesuai ketentuan harga yang ditetapkan pemerintah. Hal tersebut guna menjaga kepastian dan stabilitas harga di tingkat peternak, sehingga dapat mendorong peternak terus semangat berproduksi,” ungkapnya.

Di samping 5 komoditas itu, ID FOOD juga menjaga ketersediaan stok komoditas ikan dan garam. Stok ikan dikelola oleh PT Perikanan Indonesia. Sementara stok komoditas garam konsumsi dikelola oleh anak Perusahaan ID FOOD yaitu PT Garam. Sampai dengan Maret 2024, jumlah stok garam konsumsi ID FOOD tercatat sebanyak 227 ribu ton. 

Lebih lanjut guna menjaga stabilitas harga dan membantu akses masyarakat terhadap kebutuhan pangan yang terjangkau dan berkualitas, ID FOOD meningkatkan pelaksanaan pasar murah jelang HBKN Idul Fitri melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Menurut Frans, pada 2024 sampai dengan 18 Maret ini ID FOOD telah hadir di 125 titik lokasi GPM di 30 provinsi.

“Kita terus tingkatkan partisipasi ID FOOD dalam pasar murah. Selama periode Maret-April ini ID FOOD akan berpartisipasi di 100 titik pelaksanaan Gerakan Pangan Murah. Pada kegiatan tersebut kita menyediakan sejumlah komoditas pangan, diantaranya gula konsumsi, minyak goreng, beras, tepung terigu, garam,” pungkas Frans.