Deteksi Dini Kanker Kolon & Rectum, Siloam Hospitals Surya Dhirga Ingatkan Beberapa Pencegahan dan Faktor Resiko

ANP • Sunday, 3 Mar 2024 - 12:41 WIB

Medan - Kanker kolon dan rectum, mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat umum. Kanker jenis ini merupakan kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) bagian bawah yang terhubung ke rektum (anus). Kanker kolorektal sendiri punya nama lain, yaitu kanker rektum atau kanker kolon, hal itu tergantung pada lokasi munculnya.

Melalui edukasi secara virtual,  Deteksi Dini Kanker Kolon & Regnum, yang disampaikan dr.Yossi Andila,M,Ked(Surg),SpB,Supsp,BD(K), dijelaskan secara rinci terkait gejala, faktor resiko serta cara penanganan yang efektif. 

Dikatakan dokter Yossi Andila, deteksi dini yang paling mudah, awal dan praktis yang dapat dilakukan adalah : colok dubur. Lalu kemudian pemeriksaan feses atau tinja. 

"Gejala kanker kolorektal tergantung pada ukuran dan lokasinya. Sebagian gejala umum yang dialami yaitu perubahan pada kebiasaan buang air besar, perubahan konsistensi tinja. Adanya darah dalam tinja dan perut yang terasa selalu tidak nyaman dalam kurun waktu minimal 6 minggu terus menerus" ungkap Yossi Andila, Rabu (28/02/2024) di Medan. 

Menurut Yossi, faktor risiko yang dapat diubah yaitu melalui konsumsi daging merah dan daging olahan. Adapun diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik hingga konsumsi rokok/ paparan asap rokok sekaligus konsumsi alkohol penyebab utama timbulnya kanker ini', sebut Yossi Andila mengingatkan. 

*Deteksi dan Penanganan*
Pemeriksaan feses merupakan cara umum dilakukan dan meliputi beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan FIT atau FIT-DNA. Metode yang satu ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa pemeriksaan guna mendeteksi adanya perubahan DNA pada feses yang tidak bisa dilihat hanya dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan darah samar atau fecal occult blood test (FOBT). "Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan darah yang terdapat pada feses", tutur Yossi Andila. 

Adapun pemeriksaan ini terbagi dalam dua jenis, yaitu: Fetal immunochemical test (FIT), yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mencampurkan feses dengan cairan khusus ke dalam mesin yang mengandung antibodi guna memeriksa adanya kandungan darah pada feses.Guaiac FOBT, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan menempatkan feses pada kartu khusus yang diberi bahan kimia. Jika feses positif mengandung darah, kartu akan berubah warna. 

Pemeriksaan kolonoscopi merupakan gold standard utk mendiagnosis kanker kolo rektal, ini merupakan pemeriksaan yang hampir mirip dengan sigmoidoskopi, tetapi menggunakan selang yang lebih panjang mencapai keseluruhan bagian usus besar. 

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui stadium kanker dan letak kanker yang sesungguhnya. Selain beberapa metode tersebut, terdapat  lain yang dilakukan, yaitu pemeriksaan kadar CEA dalam darah. Yaitu akan menunjukkan kadar CEA dalam darah pengidap kanker, jika kadar CEA tinggi, maka peserta positif mengidap kanker kolorektal. Dan untuk mengantisipasi adanya penyakit lain yang berbahaya, tes darah secara lengkap juga diperlukan. Tes darah lengkap akan meliputi perhitungan jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, serta hemoglobin. 

" Deteksi dini yang benar, pada stadium (1-2) dapat digantikan mempunyai Pronogsis yang baik atau tingkat kesembuhan mencapai 95 persen", pungkas dr. Yossi Andila, M,ked(surg), Sp.B, subSP. BD (k) * dengan jadwal praktek setiap hari di Siloam Hospital Dhirga Surya Medan yang dapat juga dilihat di aplikasi MySiloam.