Lewat Klinong-Klinong Numpak Andong di Yogyakarta, BPKH Sebarkan Edukasi Nabung Haji

FAZ • Friday, 1 Mar 2024 - 18:52 WIB

Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggelar rangkaian acara Klinong-Klinong Numpak Andong BPKH di Jogja National Museum, Yogyakarta pada Kamis (29/2/2024).

Kegiatan ini turut mengajak 100 kusir andong yang tergabung dalam Paguyuban Kusir Andong DIY dan menjadi bentuk kolaborasi dan dukungan BPKH terhadap keberlangsungan andong utamanya di Yogyakarta.

Anggota Bidang Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH Amri Yusuf menuturkan ini menjadi bagian branding kendaraan andong.

Andong tak hanya menjadi alat transportasi tradisional, namun juga salah satu ikon pariwisata di Yogyakarta.

Amri mengatakan, kegiatan ini juga merupakan perhatian BPKH pada kemajuan adong yang menjadi wujud ekonomi kerakyatan.

Andong ini harus didukung secara langsung, karena saat pandemi Covid-19 aspek wisata sangat terdampak.

“BPKH sudah memberi dukungan pada 2021, sepanjang tahun kita lakukan. 2024 ini mengulang kembali, kami tetap mendukung pariwisata di Yogyakarta,” kata Amri dari keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (1/3/2024).

Amri mengatakan, pada kesempatan kali ini BPKH turut memberikan QR Code di sisi belakang andong.

Ini menjadi cara BPKH untuk memasifkan edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk mulai menabung haji. 

Saat QR Code tersebut di-scan pada gawai, nantinya akan langsung terkoneksi dengan website dan YouTube BPKH.

Di kanal itu, akan ada berbagai informasi terkait pengelolaan keuangan haji yang bisa diakses oleh masyarakat.

"Banyak yang belum mengetahui kalau kita nabung haji dananya itu bertumbuh karena diinvestasikan secara syariah. Jamaah haji bisa lihat dananya bisa tumbuh secara real time di Aplikasi BPKH VA. Di mana setiap jamaah akan mendapatkan imbal hasil dari investasi BPKH langsung ke nomor rekening hajinya," ungkapnya.

Amri menuturkan kampanye menabung haji ini perlu terus digencarkan.

Mengingat masa tunggu di Indonesia rata-rata mencapai 26 tahun.

Bahkan, khusus di DIY telah mencapai hampir 34 tahun, sementara jumlah jamaah tunggu di Indonesia mencapai 5,3 juta orang.

Masyarakat yang menabung biaya haji sejak dini, dinilai akan turut mengurangi jumlah jamaah haji dengan usia berisiko tinggi dan menekan angka jamaah haji meninggal dunia.

"Harapannya, banyak usia muda produktif yang menjadi tangan-tangan untuk petugas haji karena jumlah petugas haji dengan jamaah kan jauh, jamaah saja sudah mencapai 240 ribu tahun ini," tuturnya.

Sementara itu Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto mengaku andong dari tahun ke tahun jumlahnya terus menurun.

Hal ini lantaran andong berangsur-angsur kalah dengan moda transportasi yang lebih murah. Untuk itu dia mengaku senang dan berterima kasih.

Menurutnya, kolaborasi bersama BPKH berupa branding andong menjadi ikon wisata di Yogyakarta ini menjadikan kusir andong lebih mudah dalam menggaet penumpang.

"Branding ini bisa meningkatkan minat orang naik andong. Sekaligus kami bisa memasarkan haji dan agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui soal keberadaan BPKH. Selalu kita harapkan BPKH dan Paguyuban Kusir Andong DIY agar terus bersinergi," harap Purwanto.