Suara Perindo Diduga Dialihkan ke Parpol Lain, Pengamat: Kejahatan Demokrasi!

MUS • Tuesday, 27 Feb 2024 - 12:36 WIB

Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin merespons isu dugaan upaya pengambil alihan suara partai gurem seperti Perindo, Partai Ummat, dan Partai Gelora ke salah satu partai politik (parpol) lingkungan istana untuk lolos parlementary threshold atau ambang batas 4% ke Senayan.

Menurutnya sangat berbahaya jika itu benar terjadi dan suatu kejahatan demokrasi yang nyata tidak bisa ditolerir. Ujang menyarankan agar rakyat maupun parpol harus melawan terkait dugaan kecurangan tersebut.

"Ini bahaya ya kalau itu benar terjadi, kalau itu sampai terjadi ada pengalihan suara partai Perindo, Ummat, Gelora ke partai tertentu untuk lolos ke Senayan ini kejahatan demokrasi yang nyata, kejahatan demokrasi yang besar ini tidak bisa ditolerir. Dalam konteks ini parpol harus melawan, rakyat pun harus melawan terkait persoalan kecurangan yang dalam hal ini," ujar Ujang kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).

"Saya melihat kalau betul ini terjadi, dan dilakukan oleh siapapun untuk meloloskan partai tertentu ke senayan agar bisa lolos 4 persen dengan mencuri, mengambil alih suara partai yang tidak lolos ke senayan seperti Perindo, Ummat, Gelora maka ini bisa dikatakan sebuah kejahatan yang terencana sedang dilakukan pihak tertentu itu," tambahnya.

Ujang menyebut dalam konteks ini rakyat jangan tinggal diam, parpol juga jangan tinggal diam harus melek terbuka hati, matanya ini tidak boleh terjadi.

"Ini adalah penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan dilakukan oleh kelompok atau oknum tertentu akan merusak demokrasi dan akan dicatat dalam sejarah bahwa mereka mendapat suara dengan cara yang haram artinya menghalalkan segala cara untuk bisa lolos ke Senayan dan ini tak patut ditiru harus dilawan oleh segenap rakyat Indonesia," ucapnya.

Pantauan MNC Portal Indonesia pada situs resmi KPU https://pemilu2024.kpu.go.id/pilegdpr/hitung-suara/dapil pada Selasa (27/2/2024) update pukul 09.00 WIB dengan total suara masuk 64 persen suara PSI saat ini 2.085.695 atau 2,75 persen. Sedangkan suara Partai Perindo 1.001.083 atau 1,32 persen, Partai Ummat 369.486 atau 0,49 persen, dan Partai Gelora 815.493 atau 1,07 persen.

Sebelumnya Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden (TKRPP) sekaligus Politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus merasa janggal dengan proses penghitungan suara Pemilu 2024. Apalagi, KPU sebelumnya telah memberi perintah ke aparat penyelenggara pemilu ke daerah untuk menghentikan proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.

Deddy menduga, penghentian itu didasari atas adanya partai kecil di lingkungan penguasa yang hendak dilaksanakan masuk parlemen. Hal itu dikuatkan setelah dirinya dapat informasi adanya operasi pengalihan suara Partai Perindo kepada partai gurem yang ada di lingkungan Istana.

"Ada kuat kecurigaan upaya tersistematis untuk memenangkan salah satu kontestan Pemilu. Ada kabar saya dengar kabar bahwa ada operasi agar suara partai kecil akan diambil untuk dialihkan, terutama Partai Perindo, Gelora dan Partai Ummat," kata Deddy dalam keterangannya yang dikutip Kamis (22/2/2024).

Sementara itu, Juru Bicara Nasional Partai Perindo Abdul Khaliq Ahmad buka suara menyikapi temuan C1 atau C hasil milik partai berlambang sayap rajawali dengan nomor urut 16 di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) blank hingga ditutupi. Menurutnya, hal itu bisa terjadi apalagi dengan tidak transparan, sehingga bisa saja dugaan pengalihan suara ke partai politik (parpol) atau pasangan calon (paslon) terjadi.

“Kemungkinan itu bisa saja terjadi ya karena tidak adanya keterbukaan itu, kemudian orang bisa menduga-duga banyak hal termasuk pengalihan suara parpol atau paslon lain kan gitu ya," kata pria yang juga menjabat Ketua Bidang Keagamaan DPP Perindo ini kepada wartawan, Minggu (25/2/2024).