Gandeng TikTok dan Yayasan Kitong Bisa, Billy Mambrasar Hadirkan Pelatihan UMKM Digital di Papua

ANP • Monday, 26 Feb 2024 - 16:37 WIB

Jayapura – Berkolaborasi dengan TikTok Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Yayasan Kitong Bisa (Kitong Bisa Foundation) selenggarakan pembukaan pelatihan keterampilan digital untuk UMKM di Provinsi Papua dalam kegiatan bertajuk “TikTok Jalin Nusantara”. Bertempat Papua Youth Creative Hub (PYCH), Jayapura, Papua, Jumat (23/02/2024), pelatihan ini menyaring 30 peserta terbaik dari ribuan pendaftar. 

Berlangsung dari 23-25 Februari 2024, dilanjutkan 1-2 Maret 2024 mendatang, TikTok Jalin Nusantara menargetkan pemain UMKM dengan rentang usia 20-30 tahun yang berdomisili di Jayapura dan sekitarnya.

Hadir dalam acara Pembukaan Tiktok Jalin Nusantara di Jayapura, Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar Billy Mambrasar, Kebijakan Publik dan Pemerintahan Tiktok Indonesia Rofi Uddarojat, COO Yayasan Kitong Bisa Foundation Donatus Klaudius Marut. Dalam sambutannya, Billy meyampaikan apresiasinya kepada TikTok sebagai perusahaan over the top (OTT) yang turut mengambil bagian dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia, dalam hal ini khususnya SDM Papua.

“Jadi waktu itu saya kedatangan TikTok di Sayap Timur (Sekretariat Negara). Ternyata, yang mengarahkam TikTok untuk gerakkan program pelatihan digital adalah Mas Menteri langsung, Mas Sandiaga Uno. Saat kami brainstorming, bisa buat apa di Papua? Lantas Kaka Billy sampaikan, agar TikTok bisa berikan edukasi ke anak-anak muda Papua supaya kalau mereka pakai TikTok jangan hanya konsumsi konten, tetapi bisa produktif melalui platform TikTok ini, bisa dapat edukasi,” ucap Billy yang juga merupakan Duta SDGs Indonesia ini. 

Dalam program TikTok Jalin Nusantara, TikTok menggandeng beberapa mitra, salah satunya Yayasan Kitong Bisa. Sebagai organisasi nirlaba yang berfokus pada pendidikan nonformal dan pembangunan manusoa, Yayasan Kitong Bisa menyambut baik kegiatan ini karena menjadi bagian edukasi yang merupakan salah satu program kerja di Yayasan Kitong Bisa.

“Dari desain program yang TikTok sudah buat kira-kira beberapa bulan lalu, sekarang mereka akan mengajak mitra-mitra lokal dalam hal ini untuk Papua itu mereka mengajak Yayasan Kitong Bisa. Yayasan Kitong Bisa ini akan menjadi wadah untuk mereka melatih anak-anak Papua ini untuk bisa dapat berwirausaha menggunakan TikTok,” tambah Billy.

Kebijakan Publik dan Pemerintahan Tiktok Indonesia Rofi Uddarojat mengatakan bahwa Tiktok Indonesia menilai adanya urgensi mengenai keterampilan digital. “Saat ini, akses internet sudah cukup bagus sudah menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia. Tapi kami masih melihat adanya gap atau ketimpangan terhadap potensi ekonomi yang dihasilkan oleh internet. Pertama terkait dengan akses internet itu sendiri, kedua adalah keterampilan digital. Keterampilan digital sangat penting, dan kita melihat peluang bisa berkontribusi di beberapa daerah untuk memberikan pelatihan keterampilan digital ini,” ucap Rofi.

Dalam hal ini, COO Yayasan Kitong Bisa, Donatus Klaudius Marut, mengatakan Kegiatan TikTok Jalin Nusantara di Jayapura ini sudah disusun sedemikian rupa, sesuai kebutuhan teman-teman wirausaha di Jayapura dan sekitarnya, sehingga bisa maksimal dalam memanfaatkan digitalisasi yang lekat dengan anak muda kekinian.

“Edukasi mengenai digitalisasi ini sangat penting, mengingat sekarang eranya digital, termasuk TikTok kini menjadi Platform yang lekat dengan anak-anak muda generasi milenial dan Gen Z yang sekarang mendominasi pasar atau konsumen”, ujar Don, sapaan akrabnya.

Kaka Billy berharap dengan adanya kegiatan TikTok Jalin Nusantara ini, anak-anak Papua atau Pelaku UMKM di Papua semakin produktif dalam memanfaatkan platform ini, sehingga bisa meningkatkan ekonomi mereka.

“Mereka juga bisa bikin hal yang produktif jadi kalau mereka pakai Tiktok ini mereka pakai untuk jualan produk mereka, bisa dapat uang dapat income, dari uang yang mereka dapat bisa bantu orang tua mereka, bisa bayar uang sekolah, bisa beli baju kebutuhan sehari-hari”, ujar Billy lagi.

Lebih lanjut, putra Papua pertama lulusan Harvard ini juga tekankan bagaimana pentingnya membangun SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. “Kita akan mencapai puncak bonus demografi pada 2038. Itu puncaknya ya. Saat ini sudah berjalan nih bonus demografi, namun kita baru akan merasakan manfaat terbesarnya itu 2038. Oleh sebab itu, menjadi kritikal untuk kita siapkan generasi emas dari sekarang agar cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan narasi belaka,” terangnya.

“Membangun Papua itu tidak mungkin dikerjakan 1-2 kelompok saja, sebaaimana juga membangun Indonesia. Diperlukan yang namanya kolaborasi dan gotong royong. Sekali lagi, atas nama pemerintah pusat maupun pakar pendidikan secara pribadi, saya mengucapkan terima kasih kepada TikTok, Yayasan Kitong Bisa, dan tentunya kepada Kemenparekraf yang telah bahu-membahu menjalankan pelatihan ini. Ini bukan pekerjaan jangka pendek. Semoga kita bisa terus konsisten memberikan nilai manfaat bagi teman-teman muda di Papua, dan di daerah terluar lainnya di Indonesia,” tutup Billy.