Mantap! Lewat BPKH Limited, Indonesia Akan Punya Hotel di Makkah dan Madinah Mulai Juli 2024

FAZ • Friday, 16 Feb 2024 - 09:52 WIB

Jakarta - Mulai 1 Muharram 1446 Hijriyah atau awal Juli depan, jemaah umrah sudah bisa menggunakan hotel Indonesia di Makkah dan Madinah.

Hotel tersebut berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited. Rencananya hotel tersebut akan dikontrak dalam jangka panjang.

Rencana pengoperasian hotel yang kelak bernama BPKH Limited itu, disampaikan langsung Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono. Dia mengatakan BPKH Limited selaku anak usaha BPKH sudah menjalin kerjasama dengan pemilik hotelnya langsung.

"Jadi nanti kami selaku operator langsung," katanya usai penandatanganan kerjasama BPKH Limited dengan sejumlah mitra di Jakarta pada Kamis (15/2).

Rencananya penandatanganan kerjasama berdurasi sekitar lima tahun ke depan. Travel umrah dari Indonesia bisa menggunakan hotel tersebut. Sidiq mengklaim nanti harga yang ditawarkan akan lebih hemat dibanding hotel sekelas lainnya.

Sidiq mengatakan pengoperasian dua unit hotel tersebut, dalam rangka memperluas investasi langsung BPKH. Uang investasi yang dipakai, bersumber dari dana haji yang dikelola oleh BPKH. Tujuannya bisa memberikan nilai manfaat yang lebih besar.

Dia menegaskan ke depan BPKH Limited akan memperluas unit usaha atau investasi mereka di Saudi. Khususnya yang terkait ekosistem haji dan umrah. Apalagi Indonesia merupakan negara pengirim jamaah umrah dan haji terbesar di dunia. Sehingga setiap tahun hasil investasi atau pengelolaan dana haji bisa terus tumbuh maksimal.

Sementara itu Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah menyambut baik perluasan investasi dana haji tersebut. Dia mengatakan dalam pengelolaan dana haji, tidak semata menghasilkan return atau manfaat yang optimal. Tetapi juga bisa memberikan pelayanan kepada jemaah haji maupun ekosistem haji dan umrah secara umum.

Dia mengatakan selama ini, sekitar 75 persen dana haji diinvestasikan dalam bentuk sukuk atau SBSN. Kemudian kurang dari 5 persen, ditempatkan pada investasi langsung (direct investment). Lalu ada sekitar 20-25 persen dalam bentuk deposito bank syariah. Dengan skema itu, mengejar hasil investasi di atas 10 persen per tahun cukup berat.

Untuk bisa mengejar hasil investasi dobel digit setiap tahunnya, investasi langsung perlu diperluas. Diantaranya dengan pengelolaan hotel. Kemudian membuka layanan katering jemaah haji dan lainnya. Fadlul mengatakan ada sekitar Rp 20 triliun dana haji untuk operasional layanan jemaah. Dari dana tersebut, harus ada yang kembali ke Indonesia. Selain itu juga bisa membawa pelayanan haji yang maksimal serta efisien.