Pileg 2024, Sosialisasi Caleg Belum Bisa Optimal

AKM • Wednesday, 31 Jan 2024 - 07:46 WIB

Jakarta - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang kembali menerapkan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) berjalan serentak menimbulkan kesulitan sosialisasi bagi para caleg kepada masyarakat.

“ Hal ini disebabkan karena perhatian masyarkat terfokus untuk kandidat pasangan capres-cawapres dalam pilpres,” ujar Caleg dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Dapil Jakarta II   Mirwan Amir kepada Media, Jakarta, Selasa (30/1).

Mirwan menjelaskan dengan situasi ini maka menyebabkan persaingan para caleg baik di internal partai maupum dari luar berlangsung secara ketat.

“ Penggunaan spanduk semakin banyak, sosialisasi langsung ke masyarakat dan pemberian sembako dinilai menjadi sarana yang efektif untuk meraih dukungan suara,” tegasnya.

Mirwan yang juga mantan anggota DPR periode 2009-2014 mengungkapkan sistem pileg saat ini hanya sedikit membuka ruang para caleg yang baru dan menguntungkan caleg incombent

“ Caleg incomben lebih mengakar karena ada fasilitas keuangan dari APBN dalam merawat konstituen,” tuturnya.

Mirwan mengusulkan kedepan sebaiknya pileg dan pilpres dapat terpisah, sehingga sosialisasi dan adu program serta memilih tepat para caleg menjadi lebih baik.

“ Kedepan pileg dan pilpres sebaiknya terpisah agar masyarakat menjadi lebih fokus terhadap para caleg yang melakukan sosialisasi melalui gambar, program, ketemu masyarakat menjadi lebih efektif,”usulnya. 

Sementara itu, Mirwan menambahkan PKN saat ini fokus dalam pemenangan pileg dan tidak mendukung pasangan capres -cawapres

“Partai fokus dalam berkerja sama dalam pemenangan pileg tanpa sikp politik dukungn ke pasangan capres -cawapres,” sebutnya.

Mirwan menargetkan pileg 2024, partainya raih minimal 6,5 juta suara atau 4 persen untuk bisa masuk ke parlemen di senayan.

“Pihakmya bersemangat untuk raih 6,5 juta suara atau lebih sehingga bisa peroleh satu kursi atau lebih di parlemen,” tandasnya.