Yayasan Kitong Bisa Tawarkan Solusi Bayarkan SPP Mahasiswa Yang Terjebak Utang Pinjol Lewat Program Beasiswa Indonesia Maju

ANP • Tuesday, 30 Jan 2024 - 19:08 WIB

JAKARTA - Menanggapi pemberitaan yang ramai belakangan ini melalui media sosial terkait salah satu Universitas yang menawarkan mahasiswa Skema Pinjaman Online untuk membayar uang kuliah, CEO Yayasan Kitong Bisa, Juliane Sari (Debbie) Manurung, mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut, dimana Skema Pinjaman Online yang ditawarkan akan membebani mahasiswa dalam proses pelunasannya. Oleh karena itu, Yayasan Kitong Bisa menawarkan solusi lain yang bisa menjawab kekhawatiran mahasiswa dalam membayar uang Kuliah, yaitu melalui Program “Beasiswa Indonesia Maju”.

Yayasan Kitong Bisa, yang diwakili oleh Ananda Hutapea, selaku Direktur Utama Kitong Bisa Internasional, telah membina kerjasama dengan Thunderbird Global School of Management,  Arizona State University, lewat sebuah program belajar gratis yang disebut dengan: "100 Million Learners". Program inilah yang menjadi prasyarat bagi mahasiswa yang ingin memperoleh Program “Beasiswa Indonesia Maju”. Yaitu dengan hanya menyelesaikan 10 modul pembelajaran dengan topik kepemimpinan, komunikasi dan kewirausahaan, yang disediakan secara sukarela, oleh Arizona State University, yang dapat diakses melalui website www.kitongbisa.org. Setelah menyelesaikan modul tersebut, mahasiswa bisa berkesempatan melakukan pelatihan kewirausahaan yang di dalam program pelatihan tersebut mahasiswa juga akan turun langsung belajar di perusahaan rekanan Kitong Bisa, dan memperoleh beasiswa untuk membayar biaya kuliah selama 2 semester atau lebih, tergantung dari kebijakan perusahaan dan kinerja mahasiswa. Mekanisme Magang ini akan melewati proses wawancara dari Perusahaan, dan bila dinyatakan lulus mahasiswa bisa melakukan magang di perusahaan tersebut.

“Teman-teman akan diwawancarai oleh HRD dari perusahaan rekanan Kitong Bisa, dan apabila lulus seleksinya, teman-teman memiliki kesempatan melakukan magang di perusahaan tersebut selama 2 semester, dan memperoleh penghasilan sampingan untuk membayar biaya kuliah teman-teman selama 2 semester atau lebih, tergantung kebijakan perusahaan dan kinerja temanteman”, kata CEO Kitong Bisa Foundation Internasional, Ananda Hutapea yang dikutip dari Video Kitong Bisa Foundation.

Salah satu rekanan Yayasan Kitong Bisa, PT. Global Berkat Indonesia yang turut terlibat dalam program ini, menjadi salah satu perusahaan yang akan menyerap tenaga magang ini. Direktur PT. Global Berkat Indonesia, Henrico Jonathan, mengatakan kerjasama ini menjadi wujud bersama PT. Global Berkat Indonesia dan Yayasan Kitong Bisa dalam memberikan pembinaan pendidikan dan pengalaman bekerja demi tercapainya Indonesia Emas 2045.

“Goal Indonesia emas 2045 perlu diiringi dengan peningkatan kualitas SDM dari sekarang, terlebih masuknya Indonesia dalam bonus demografi tahun 2030. Untuk itu langkah konkrit yang kami persiapkan bersama dengan Kitong Bisa adalah pembinaan dalam pendidikan serta pengalaman dalam bekerja sebagai modal utama seseorang menang dalam era globalisasi”, papar Direktur PT. Global Berkat Indonesia, Henrico Jonathan.

Dengan solusi ini, Yayasan Kitong Bisa berharap mahasiswa dapat membayar biaya kuliah tanpa harus terlilit skema Pinjaman Online, sekaligus bisa menambah wawasan lebih luas mengenai kewirausahaan, yang bisa menjadi bekal setelah mereka lulus nantinya. Yayasan Kitong Bisa adalah Organisasi Non Profit yang bergerak di bidang Pendidikan, Lingkungan, dan Teknologi, khususnya di Tanah Papua. Kitong Bisa telah menjadi Pelopor Pusat Pembelajaran Non Formal yang unggul untuk menciptakan generasi Papua yang cerdas, inovatif, dan berkarakter untuk Indonesia.