Gerakan Kentongan Perubahan Makin Masif, Gus Rouf: Negara Tidak Sedang Baik-baik Saja

FAZ • Sunday, 14 Jan 2024 - 11:49 WIB

Jakarta – Pesta demokrasi 2024 dianggap sebagai pemilu yang paling rawan dengan kecurangan. Langkah politik putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto, membuat kontestan lain seolah menghadapi “incumbent bayangan”.

“Secara langsung kita memang tidak berhadapan dengan incumbent. Tapi jelas, arah dukungan Jokowi ke paslon 02 itu kita rasakan betul di lapangan,” kata Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rouf Qusyairi, dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu (13/1/2024).

Pria yang akrab disapa Gus Rouf ini mengakui selalu ada potensi kecurangan di setiap pemilu, karena siapapun yang terlibat akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya berkuasa.

“Tinggal bagaimana kita meminimalisir potensi kecurangan itu, syukur-syukur bisa nol koma sekian persen. Karena ini menyangkut kualitas demokrasi, sehingga hasil kontestasi pileg maupun pilpres benar-benar punya legitimasi kuat dan dapat diterima publik,” harap Rouf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas AMIN.

Sebagai bagian dari upaya menekan kecurangan pemilu, FormasNU bersama Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhamin (Timnas Amin) menggalang partisipasi publik lewat gerakan Kentongan Perubahan.

“AMIN menggerakkan rakyat untuk mengawasi pemilu di semua tahapan karena indikasi kecurangannya begitu nyata. Kenapa kentongan? Karena kentongan ini sudah familiar di Indonesia. Di kampung-kampung kalau ada bahaya perampokan, kebakaran atau banjir itu selalu dibunyikan kentongan,” ujar Gus Rouf.

Kentongan, lanjut Gus Rouf, menjadi simbol peringatan berbasis kebajikan lokal, bahwa kondisi negara tidak sedang baik-baik saja. “Apalagi di saat yang sama, lembaga penyelenggara pemilu juga terlihat agak kendor,” cetusnya.

Gus Rouf menyadari di era digital seperti sekarang, kentongan sudah menjadi barang usang di mata milenial. “Era digital itu memang menuntut kreativitas yang punya value. Nah makanya kentongan ini menjadi tool atau alat untuk menyamakan frekuensi, tetap nanti diekspos melalui social media dan sebagainya,” tambah Rouf.

Ia bersyukur, terobosan ini mendapat respon positif dari masyarakat. “Alhamdulillah dari teman-teman banyak yang tertarik karena kita bagikan gratis. Sudah diproduksi puluhan ribu kentongan, dan peminat yang memesan melalui whatsapp di nomor 082112345757 sudah belasan ribu,” ungkapnya.

Gus Rouf mengajak masyarakat, terutama pendukung AMIN untuk membuat gentar siapapun yang berniat curang, dengan mendatangi TPS sambil membawa kentongan pada 14 Februari nanti. “Saya kira ini akan memunculkan confident. Karena simple, begitu ada indikasi kecurangan tinggal bunyikan kentongan, tidak lagi terjebak pada prosedural,” pungkasnya.