Komandan TKN Fanta: Ceroboh Jika Buka Data Pertahanan Nasional pada Publik

ANP • Tuesday, 9 Jan 2024 - 07:01 WIB

Jakarta -  Calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menolak ajakan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk melakukan diskusi bahkan debat data usai debat Pilpres 2024 yang membahas tentang data Kementerian Pertahanan.

Baik Anies dan Ganjar ia hanya ingin berdebat di forum terbuka dan di panggung yang disediakan KPU. Bahkan keduanya menyerang Prabowo dari aspek-aspek yang sifatnya personal.

Menanggapi hal tersebut, Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran Arief Rosyid Hasan mengaku setuju dengan Prabowo yang tidak membongkar data pertahanan di dalam debat capres. Sebab menurutnya data pertahanan adalah hal yang sifatnya rahasia.

"Soal data pertahanan ini _kan_ rahasia negara ya tidak bisa dibongkar di publik, apalagi di forum terbuka seperti debat Pilpres ini. Mohon izin, silakan dicek negara-negara seperti Amerika, Rusia, dan lain-lain, saya yakin tidak ada pejabat yang mau buka rahasia negara di hadapan publik, kecuali blunder,” kata Arief, Senin siang melalui keterangan tertulis (8/01).

Arief menilai dua capres yakni Anies dan Ganjar hanya fokus menyerang pribadi Prabowo. "Bahwa yang lain ini sepertinya fokus ke serangan-serangan pribadi ya. Pak Prabowo menjelaskan bahwa waktu yang singkat itu tidak cukup untuk menjelaskan berbagai hal yang kompleks di negara ini," kata dia.

Wakil Direktur Milenial TKN Jokowi-Ma'ruf saat Pilpres 2019 itu menjelaskan bahwa dalam melihat satu persoalan  tak bisa dari satu perspektif saja. “Itulah yang membedakan seorang negarawan yang bicara gagasan, bicara hal-hal yang kompleks dengan orang lain yang sekedar bicara hal-hal yang teknis dan hanya omong, omong, omong," ucap Arief.

Arief menyebut pihaknya siap jika dibutuhkan untuk berdiskusi membahas soal apa yang menjadi program dan Prabowo-Gibran kedepannya. “Ya nanti bakalan kita jelaskan gitu secara lebih detail, secara lebih kompleks gitu ya. Apa-apa saja yang mesti dikerjakan ke depan dan apa-apa saja yang masih menjadi pekerjaan rumah kita gitu," kata Arief.

Arief sebelumnya dipercaya menjadi Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau Bank BSI. Ia pun menyoroti sensitivitas data dan perlindungan data yang harusnya dipahami Ganjar maupun Anies. “Beberapa tahun ke belakang kita di sektor perbankan. Juga sebelumnya di bidang medis sebagai dokter gigi. Mohon izin, data nasabah dan rekam medis seorang pasien saja kita jaga kerahasiaannya, ada namanya aturan perlindungan data pribadi. Tidak bisa sembarang buka data di publik. Itu hanya bicara satu orang individu, mohon maaf, apalagi ini data pertahanan nasional,” ujarnya.

“Sekali lagi, hanya orang blunder yang meminta data sesensitif itu digelar di forum publik yang disiarkan di tv nasional. Sama saja membuka pintu rumah untuk maling masuk. Kami bangga Pak Prabowo bijak dan tidak terpancing ego sama sekali,” ujar Arief tegas.

ARH juga meminta agar kandidat capres santai dan tak perlu emosi menjawab pertanyaan wartawan jika memiliki data. "Kalau punya data, santai saja tidak perlu emosi. Jika capres lain punya data, ya harus percaya diri. Ngegas duluan bisa jadi karena panik,”kata Arief.

Arief menegaskan bahwa jangan sampai masyarakat terjebak dalam hal atau hak yang menyesatkan atau mengadu domba. Prabowo kata Arief juga menekankan agar tetap santai jika diserang, oleh pasangan kandidat lain.

"Walaupun kita diserang, walaupun kita didorong hoaks dan segala macam, kita tetap hadapi dengan senyuman ya, kita jogetin aja, santui aja santui gitu," katanya lagi.

Lebih lanjut, tokoh milenial asal Sulawesi Selatan ini memuji karakter Prabowo sebagai seorang pemimpin yang jujur dalam berbicara dan mengoreksi jika ada yang salah. Sebab yang dibutuhkan pemimpin Indonesia yakni jujur dan konkret dalam kerja-kerjanya.

"Yang dibutuhkan bangsa ini pemimpin yang apa adanya ya, tidak hanya pandai berkata-kata ya, tidak hanya omong, omong, omong tapi dalam kerja-kerjanya juga banyak juga kan," kata Arief.

Adapun prestasi dan capaian yang dilakukan Prabowo dalam hal pertahanan dan keamanan diantaranya menciptakan Komponen Cadangan (KOMCAD), meningkatkan anggaran pertahanan dari Rp 125,9 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 139,9 triliun pada tahun 2023, memperkuat industri pertahanan dalam negeri yakni bekerja sama dengan industri pertahanan dalam negeri untuk memproduksi berbagai alutsista, seperti kendaraan taktis MAUNG, kapal perang, meningkatkan profesionalisme TNI dan lainnya.

Selain itu Arief menyoroti kepemimpinan Anies dan Ganjar di daerah saat menjadi gubernur. “Kalau kita bedah ya kepemimpinan mereka di daerah masing-masing juga kan, banyak juga nggak beresnya _gitu_,” ucap Arief.

Karena itu Arief menekankan bahwa pemimpin harus bijak dan tak boleh berlebihan. Sebab kata dia, urusan berbangsa dan bernegara tidak hanya satu kepala, tapi banyak orang yang terlibat.

"Sekali lagi kita bangga ya, ada di pihak Pak Prabowo Subianto, Mas Gibran Rakabuming Raka, yang selalu dengan besar hati, selalu dengan kejujuran, ketulusan itu, menjawab ya hal-hal yang fitnah yang dialamatkan oleh mereka berdua," kata Arief.

Selain itu, Arief juga meminta kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu untuk tetap netral dan mengedepankan substansial dan mengurangi hal-hal yang sifatnya menyerang secara personal dalam debat Pilpres. “Evaluasinya ke depan juga dikurangi ya hal-hal yang sifatnya menyerang secara personal ya, karena kita ini menunjukkan ya kepada bangsa kita yang jumlahnya 270 juta ini, bahwa kita ingin bangsa kita ini jauh lebih baik, jauh lebih maju lagi," tutupnya.