JAKARTA - Sudah menjadi pengetahuan masyarakat Indonesia pada umumnya, bahwa pada masa keemasannya zaman dulu diketahui Group Texmaco yang dikomandoi oleh Marimutu Sinivasan merupakan perusahaan raksasa konglomerasi masa Orde Baru.

Group Texmaco telah menggunakan kucuran dari keuangan negara untuk membangun raksasa bisnisnya. Bahkan dari bantuan keuangan Negara yang dipakai untuk membangun bisnisnya diperkirakan mencapai puluhan bahkan ratusan triliun rupiah.

Seiring dengan berjalannya waktu, lantaran tidak mampu lagi membayar hutang-hutangnya kepada negara, maka Satuan Tugas (Satgas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diketuai oleh Rionald Silaban telah menyita seluruh aset-aset Texmaco di seluruh Indonesia, salah satunya PT Asia Pacific Fibers Tbk (APF) di Karawang. 

Untuk diketahui saat ini bangunan dan mesin-mesin di pabrik PT APF Karawang tersebut masih terus dibongkar, dan sesuai informasi dari masyarakat setempat, Rionald Silaban yang juga sebagai Dirjen Kekayaan Negara di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani telah melayangkan surat kepada PT APF, untuk segera menghentikan pembongkaran bangunan mesin-mesin itu.

"Ada keanehan, mengapa terjadi pembongkaran di PT APF? Kami juga tidak mengetahui, apakah memang sudah disita negara atau bagaimana," kata Wawan seorang warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi PT APF, Kamis 21 Desember 2023.

Hal yang janggal tersebut, terjadinya pembongkaran bangunan mesin-mesin itu sampai dengan saat berita ini dimuat masih terus dilakukan. 

Apakah negara akan dibiarkan merugi? Semua tergantung dari kemauan kuat para aparat negara untuk mencegah persoalan tersebut. Masyarakat masih bertanya-tanya dengan apa yang sesungguhnya terjadi. 

"Ini tidak ada penjelasan? Bahwa pihak APF menjual aset tersebut ke pihak luar padahal ini aset negara," ungkap warga.