PPG Pra Jabatan, Qurroti Ainin: Lengkapi Kualitas Metode Pengajaran Guru  

AKM • Thursday, 21 Dec 2023 - 08:19 WIB

Mataram - Menjadi seorang guru bukan hanya terletak pada perbuatan namun juga harus disertai keinginan  yang kuat dalam peningkatan kualitas ilmu pendidikan.  Dalam  menguatkan itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) telah menginisiasi  program Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan. 

PPG Prajabatan adalah program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan bagi lulusan Sarjana maupun Diploma IV, baik dari kependidikan maupun nonkependidikan. Program ini  menjadikan calon guru menjadi lebih terampil dengan peningkatan kompetensi melalui jenjang pelatihan yang tersistimatis guna mendapatkan Sertifikat Pendidik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Salah satu lulusan PPG Prajabatan, Qurroti Ainin Nashof  mengatakan memilih PPG Prajabatan sebenarnya sejalan dengan impiannya menjadi seorang guru. Ia menyebut PPG Prajabatan adalah jalan tepat yang dipilih agar mimpi menjadi guru bisa tercapai.

Ninin yang berasal dari keluarga guru mengaku ingin menjadi seorang guru bukan semata-mata mewarisi profesi sang ayah. Namun karena ingin mengambil peran nyata dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. 

“Melalui pendidikan, saya ingin mengambil peran mencerdaskan generasi muda penerus bangsa,” kata Ninin kepada Media dalam Kunjungan Ditjen GTK Kemendikbudristek, Mataram.  Nusa Tenggara Barat, Rabu (21/12)

Ninin menjelaskan dirinya tidak cukup hanya menyelesaikan pendidikan gurunya sampai sarjana namun juga  mengikuti PPG Prajabatan.

“Saya di Universitas Mataram mengambil prodi PGSD. Namun saya merasa belum cukup ilmunya untuk menjadi guru. Apalagi guru pada era teknologi digital seperti sekarang ini, tantangan yang dihadapi luar biasa kompleksnya,” jelas Ninin yang juga merupakan lulusan terbaik Prodi PGSD Universitas Mataram ini.

Karena itu, usai lulus sarjana PGSD Universitas Mataram, Ninin menguatkan langkahnya menjadi guru dengan mendaftar pada PPG Prajabatan. Ninin menyebut bahwa PPG Prajabatan sejatinya melengkapi skill-nya sebagai guru. Sebab dalam PPG Prajabatan, Ninin tidak hanya belajar tentang teori namun justru lebih banyak terjun ke lapangan alias praktik menjadi guru.

PPG Prajabatan, Ninin juga belajar banyak tentang bagaimana merancang metode pengajaran yang inovatif, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, serta memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.

 “Saya ingin menjadi guru yang memberikan dampak positif yang luas pada kehidupan siswa-siswi,” katanya.

Ninin percaya bahwa menjadi seorang guru bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter, mengembangkan potensi, dan mendukung perkembangan holistik setiap individu di kelas. 

“Dengan menjadi seorang pendidik, saya berharap dapat menjadi agen perubahan yang memberikan sumbangsih nyata bagi masa depan pendidikan Indonesia, membantu menciptakan generasi penerus yang unggul dan berdaya saing global,” ujarnya.

Ninin sendiri belum pernah menjadi guru secara formal. Pengalaman mengajarnya didapat justeru dari keaktifannya dalam berbagai kegiatan bahkan pernah menjadi asisten dosen. Lulus PPG Prajabatan Agustus 2023 dan pengukuhan PPG pada sebulan lalu, kini Ninin telah mengabdi sebagai guru di sebuah SD di Kota Mataram sambil menunggu penempatan.

Menurut Ninin, pprofesi guru bukan pekerjaan ringan. Menjadi seorang guru dituntut untuk bisa bersikap fleksibel dan dapat memahami setiap karakteristik individu siswa. Pun perkembangan teknologi yang demikian pesat, yang tentu saja ikut mempengaruhi pola pikir dan gaya belajar siswa secara beragam, sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda-beda dalam pengajaran.

Selain itu, guru memegang peran penting untuk menjaga motivasi siswa, menumbuhkan minat belajar, serta menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. 

“Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memotivasi siswa dengan gaya mengajar yang inovatif, serta menyeimbangkan kebutuhan individu dalam kelas merupakan tantangan yang harus dihadapi sehari-hari oleh guru,” tandasnya.