CUS Tuding Hamas Teroris, Umat Islam Indonesia Diminta Waspada dengan Agitasi AS 

RED • Sunday, 3 Dec 2023 - 14:58 WIB

Jakarta - Munculnya pemikiran di Indonesia yang menentang Hamas di Palestina turut membuat gaduh publik. Salah satunya seperti yang terjadi di Bitung, beberapa waktu lalu.

Pemikiran yang kontra terhadap gerakan Hamas, menuding kelompok ini sebagai teroris. Sehingga aksi bela Palestina di Indonesia dicap sebagai dukungan terhadap terorisme.

Salah satu tokoh Islam yang menentang gerakan Hamas di Palestina adalah Abdulhakim Idris. Dia merupakan penggagas gerakan Center For Uyghur Studies (CUS). Lewat beberapa artikelnya, Abdulhakim memojokan Hamas di Palestina.

Rekam jejaknya sebagai pembela umat muslim Uyghur seakan luntur dengan gagasannya yang mendiskreditkan Hamas. Sikapnya amat sensitif di tengah masyarakat Indonesia yang sedang meluapkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Raya, Siswanto Rusdi, menilai pemikiran Abdulhakim tidak semestinya digaungkan di tengah gelora umat muslim dan pemerintah Indonesia mendukung Palestina.

“Jadi kurang tepatlah, apa yang disampaikan oleh Pak Abdulhakim ini sangat sensitif di Indonesia, jadi sebaiknya hal-hal seperti ini diredam dulu untuk menghindari gejolak di masyarakat kita,” kata Siswanto di Jakarta, Sabtu (2/12).

Menurut Siswanto, sepak terjang CUS yang berbasis di Amerika Serikat, patut diduga didukung oleh Negeri Paman Sam yang secara politis berpihak kepada Israel.

“Ini sangat rentan, apalagi kita berada di tahun politik jelang Pemilu 2024. Jangan sampai umat Islam terbelah dengan adanya pemikiran-pemikiran seperti ini,” jelasnya.

“Umat Islam di Indonesia jangan sampai terpancing oleh agitasi CUS. Tokoh-tokoh Islam yang saat ini sudah menjalin komunikasi dengan Abdulhakim Idris perlu mawas diri agar tidak terjebak dalam permainan mereka,” imbuh Siswanto.

Direktur Eksekutif National Maritime Institute (Namarin) ini juga mengimbau pemerintah RI untuk proaktif mengawasi gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh Abdulhakim Idris guna menjaga stabilitas politik dan keamanan. 

“Ke depan, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mencekal masuknya Abdulhakim Idris ke Indonesia,” pungkasnya.