WNI di Eropa Surati Jokowi, Ingatkan Demokrasi

ANP • Friday, 24 Nov 2023 - 08:26 WIB

Jakarta - Warga negara Indonesia (WNI) di Eropa kirim surat terbuka khusus untuk Jokowi. Masyarakat yang tergabung dalam Eropa Bersatu Eropa Bicara menyebut kalau surat tersebut ditulis pada 16 November 2023.

Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh Ketua Pelaksana Program Eropa Bersatu, Bambang Ponco dan Ketua Koordinator Eropa Bersatu Eropa Bicara Sakaria Wielgosz. Perkumpulan diaspora itu mengaku merasa perlu untuk mengirimkan surat terbuka terhadap Presiden Jokowi.

Sebab masyarakat di Eropa merasa kecewa dengan langkah politik Jokowi di ujung masa kepemimpinannya. Jokowi dinilai telah melupakan semangat reformasi dan janji yang sudah ia sampaikan sebelum menjabat sebagai pemimpin negeri.

“Mengapa, Sang Presiden, integritas terkikis oleh angin? Pemilu di depan, kita berharap transparansi dan keadilan. Namun, ragu dalam raga mulai muncul. Luka dan air mata tak mungkin lagi dipendam,” tulis Kelompok Eropa Besatu Eropa Bicara dalam surat.

Selain itu, dalam surat tersebut turut diungkap rasa kekhawatiran WNI di Eropa terhadap kepercayaan yang telah diberikan terhadap Jokowi. Mereka mengaku tidak ingin Jokowi mewarisi demokrasi yang penuh dengan kegelapan di akhir jabatannya.

“Kami pernah berjuang bersamamu, dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Presiden Jokowi yang kami cintai, kami ingin warismu yang agung berlanjut karena kerja keras dan prestasimu, akan kami sampaikan pada generasi masa depan,” tegas kelompok diaspora dalam surat yang dikirim kepada Jokowi.

Berikut isi lengkap surat terbuka kelompok WNI di Eropa untuk Jokowi:

Eropa, 16 November 2023

Surat Terbuka 

Kepada Sang Presiden Joko Widodo yang kami cintai

Di Eropa, beku menggelayuti hati. Kami, diaspora Indonesia, terbentur keresahan yang tak kunjung luntur.

Dalam jarak yang memisahkan pertanyaan kami terluka. Mengapa Sang Presiden kita berjalan dalam lorong yang suram?

Semangat reformasi yang mempersatukan kita. Norma-norma demokrasi yang mempererat kita. Permohonan kami sederhana, berpegang pada cita-cita reformasi dengan prinsip demokrasi yang tulus. 

Namun sekarang, kita berjalan pada jalur yang berlainan. Berat hati untuk terus bergandengan tangan. 

Mengapa, Sang Presiden kita terasing dalam keheningan?

Kami pengikutmu, pendamping setiamu dalam perjalanan panjang. Dari Surakarta hingga Istana, selalu ada di belakangmu. 

Namun, kini hanya kekosongan dalam tanya. Mengapa, Sang Presiden, apakah yang terjadi?

Mahkamah Konstitusi, penjaga konstitusi kita, haruskah prinsip-prinsip tertinggi kita terpinggirkan?


Haruskan moral ini dikesampingkan?

Mengapa, Sang Presiden, integritas terkikis oleh angin?

Pemilu di depan, kita berharap transparansi dan keadilan. Namun, ragu dalam raga mulai muncul. Luka dan air mata tak mungkin lagi dipendam. 

Apakah ini yang akan Engkau wariskan pada bangsa? 

Mengapa, Sang Presiden, harapan kami kabur dalam kabut?

Kami, Diaspora Indonesia di Eropa, mencintai dirimu, Sang Presiden. Kami pernah menaruh harapan besar pada pundakmu. Kami telah menyerahkan mimpi akan bangsa ini pada tanganmu. 

Namun, kekhawatiran kami menyelimuti duka di hati. Akankah dirimu kuat, mempertahankan mimpi dan janji bersama sampai akhir nanti?

Mengapa, Sang Presiden, kita harus berjalan dalam kegelapan yang pekat?

Meskipun jauh dari tanah air, Jiwa dan raga kami Indonesia. Kami pernah berjuang bersamamu, dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.

Presiden Jokowi yang kami cintai, kami ingin warismu yang agung berlanjut karena kerja keras dan prestasimu, akan kami sampaikan pada generasi masa depan.

Kepada Presiden Jokowi yang kami cintai, ini bukan akhir yang kami inginkan.

Hormat Kami,
Masyarakat Diaspora Indonesia di Eropa.