HKN 2023: SOHO Raih Penghargaan Karya Anak Bangsa

ANP • Saturday, 18 Nov 2023 - 19:59 WIB

Jakarta - SOHO Global Health turut berpartisipasi pada pameran Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selama tiga hari, 9-11 November 2023, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Di Momen Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023 ini, SOHO mendapatkan penghargaan "Karya Anak Bangsa 2023" dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berkat inovasi produk-produk berbasis bahan alam yang sudah terdaftar di E-catalog Inovasi. Setidaknya, tidak kurang dari 37 produk SOHO bahan alam yang sudah terdaftar di E catalog Inovasi. Penghargaan yang sama juga  pernah diraih di tahun 2017 berkat inovasi SOHO dalam pengembangan Temulawak  di SOHO Center of Excellence in Herbal Research (SCEHR), dengan pendekatan Seed to Patient. SCEHR berlokasi di Sukabumi.

Sebelumnya, SOHO juga telah meraih Outstanding Corporate Innovator (OCI), Product Development Management Association (PDMA). Di tahun 2018 dan 2019, SOHO juga meraih penghargaan HRDI Award sebagai Innovative Industrial R&D Institution dari MENRISTEK. Tahun 2021, SOHO meraih penghargaan Rintisan Teknologi (RINTEK) Industri dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Tak hanya itu, Curcuma Plus Vitamin juga tercatat sebagai top leader di kategori Kids Multivitamin Syrup.

Pada  acara HKN 2023 ini, SOHO menggelar talkshow bertajuk “Perjalanan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) untuk Sehatkan Bangsa:  Dari Benih Hingga Sampai ke Pasien”. Tiga narasumber dihadirkan pada talkshow yang digelar hari ini di JCC Senayan. Ketiganya adalah Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si, CIP, IPU, Vice President R&D, Regulatory Medical Affairs SOHO Global Health; Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si selaku Ketua Umum PDPOTJI atau Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia); dan  dr. Fanny Fachrucha, Sp.P(K) yang merupakan seorang Dokter Spesialis Paru.

Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si, CIP, IPU, Vice President R&D, Regulatory Medical Affairs SOHO Global Health, mengatakan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih mengalami  tiga permasalahan gizi (triple burden) dalam tumbuh kembang anak. Pertama, permasalahan Kurang Gizi, dimana 21,6% anak Indonesia mengalami stunting. Kedua, masalah Defisiensi Mikronutrien, dimana 95,5% anak Indonesia kekurangan asupan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran. Ketiga, masalah Obesitas, dimana 3,5% anak Indonesia mengalami kelebihan berat badan.

Selain itu, masyarakat Indonesia perlu menjaga kesehatan hati karena perubahan gaya hidup modern ataupun karena konsumsi obat-obatan yang cukup banyak pada pasien kronik, berpotensi memicu penyakit hati di kemudian hari. Seriusnya masalah ini ditandai sengan meningkatnya penyakit hati di Indonesia. Penyebabnya paling banyak karena perlemakan hati yaitu sampai dengan 40%. Selain itu hepatitis B dan C masing2 menyumbang 30% dan 15%.

Sebagai perusahaan farmasi yang telah hadir lebih dari 70 tahun di Indonesia, SOHO memiliki komitmen untuk mengembangkan obat berbahan alam atau herbal guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk mengatasi permasalahan gizi dan menjaga kesehatan hati, yakni dengan menyajikan produk dengan efek samping yang lebih rendah dan didukung studi empiris.

“SOHO mengembangkan banyak produk berbasis temulawak, di antaranya Curcuma Plus, Curcuma Force, dan Curvit. Keberhasilan pengembangan produk berbasis temulawak ini tentu tidak lepas dari peranan tim riset dan pengembangan yang dilakukan SOHO dalam menjaga setiap proses produksinya dengan baik, mulai dari pemilihan bahan baku, formulasi, sampai ke pengujian ilmiah. Produk-produk SOHO menggunakan temulawak kualitas tinggi yang terstandar (standardized curcuma)," paparnya.

Curcuma Plus sebagai multivitamin anak yang telah lebih dari 25 tahun hadir, dikenal bermanfaat untuk nafsu makan anak. Curcuma Plus memiliki kandungan Omega 3 dari Minyak ikan kod, Kalsium, Vitamin D, multivitamin dan mineral, serta ekstrak buah dan sayur.

Sementara itu, Curcuma Plus GROW EMULSION bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Adapun susu Curcuma Plus telah terbukti mendukung pencegahan stunting sejak dini. Hasil studi Curcuma Plus terhadap 995 anak Indonesia mengungkapkan bahwa 9 dari 10 anak menyukai rasa Susu Curcuma Plus, 6 dari 10 anak mengalami kenaikan berat badan, dan 4 dari 10 anak mengalami kenaikan status gizi.

Produk Curcuma Force yang mengandung kombinasi curcuma dengan piperin (untuk meningkatkan bioavailibilitas curcuma), banyak direkomendasikan oleh dokter sebagai hepatoprotektor untuk pasien-pasien dengan gangguan hati, seperti pada pasien hepatitis, atau pada pasien TBC yang mengalami gangguan fungsi hati.

Lebih jauh ia menjelaskan, SOHO juga menghadirkan SOHO Center of Excellence in Herbal Research (SCEHR) yang fokus pada penelitian dan budidaya tanaman obat guna menciptakan nilai tambah bagi pasien dan masyarakat. “SCEHR memiliki fasilitas laboratorium penelitian serta perkebunan dimana SOHO Group berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan galur Temulawak dan metodologi pertumbuhan,” ucapnya.

SOHO juga menerapkan konsep “Seed to Patient” untuk Temulawak, yang merupakan bahan inti dari produk Curcuma. Seed to Patient adalah metode di mana semua proses yang terlibat dalam pembudidayaan dan proses produksi obat herbal dikontrol ketat untuk mengurangi variabilitas ini. Konsep ini merupakan pendekatan holistik untuk penelitian yang berfokus pada setiap tahapan siklus produk dari hulu ke hilir.

“Sebagai bukti keseriusan kami dalam menghadirkan inovasi produk berbahan herbal, saat ini SOHO sedang berusaha untuk menerapkan proses ini ke bahan-bahan dasar lainnya, seperti Echinacea yang merupakah bahan dasar utama produk best-seller kami, Imboost,” lanjut Aswin.

 

Pada kesempatan yang sama, Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si selaku Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia) memaparkan bahwa temulawak  menurut pengalaman empirik bangsa Indonesia yang pengetahuannya diwariskan turun-temurun dari nenek moyang  memiliki banyak sekali khasiat kesehatan, seperti  dapat meningkatkan kesehatan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki nafsu makan, dan memelihara fungsi hati.

Pada masa pandemi, sebagian masyarakat Indonesia juga mengkonsumsi temulawak sebagai imunostimulan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Temulawak termasuk dalam Pedoman penggunaan herbal dan suplemen Kesehatan dalam menghadapi Covid -19 di Indonesia yang dikeluarkan oleh BPOM RI.   

Temulawak juga terbukti dapat meningkatkan berat badan pada anak. Sebab, temulawak mampu mempercepat pengosongan lambung, mengoptimalkan kerja enzim pencerenaan, hingga melancarkan proses pencernaan dan penyerapan lemak di usus, yang berujung pada peningkatan nafsu makan. “Dengan tercapainya berat badan normal pada anak, maka kita dapat menurunkan risiko stunting,” yakinnya. 

Sementara itu, Ditegaskan dr. Fanny Fachrucha, Sp.P(K), Dokter Spesialis Paru, temulawak atau curcuma juga dapat berperan sebagai hepatoprotektor pada pasien TBC (Tuberkolosis). Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah Covid-19. “Indonesia kini berada di urutan ke–2 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah,” ungkapnya.

Sama seperti obat-obat lain, obat TBC juga memiliki efek samping, termasuk di antaranya gangguan  fungsi hati (Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide). “Dan, pemberian Hepatoprotektor seperti curcumin yang terkandung dalam Curcuma xanthorrhiza dapat dipertimbangkan sebagai terapi pendamping pada pasien TBC. Sebab, kandungan Curcumin dalam temulawak memiliki efek hepatoprotektif untuk membantu memperbaiki fungsi hati serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Studi terkait curcuma juga terus berkembang termasuk studi kombinasi curcumin dan piperine di mana penambahan piperine ini dapat meningkatkan absorbsi dan bioavailabilitas Curcumin hingga 2.000%, di mana peningkatan bioavailibilitas ini akan meningkatkan efikasi dari curcuma sebagai hepatoprotektor,” pungkas dr. Fanny.