Pemprov Jatim Dukung PT PAL Indonesia Menjadi Pusat Teknologi Maritim Nasional

MUS • Tuesday, 14 Nov 2023 - 13:59 WIB

Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mendukung PT PAL Indonesia menjadi pusat teknologi maritim dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. 

Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama PT PAL Indonesia dan wartawan
tentang Tranformation Industri Maritim 4.0 di Kantor di Kantor LKBN Antara Jatim, Senin (13/11).

Wagub Emil menyampaikan bahwa cita-cita Indonesia Emas 2045 akan tercapai jika Industri maritim kuat. “Maka proses transformasi industri 4.0  yang sedang dilakukan PT PAL Indonesia saat ini perlu kita dukung karena sejalan dengan prinsip digitalisasi,” katanya.

Wagub Emil meyakini dengan proses transformasi industri 4.0 yang dilakukan, PT PAL Indonesia ke depan akan semakin maju.  “Dampaknya nanti semakin maju pula Jawa Timur,” ujarnya.

Tidak hanya itu. Emil  berharap pengalaman transformasi yang sedang dilakukan PT PAL Indonesia nantinya juga bisa diterapkan oleh industri manufaktur lainnya, khususnya di Jawa Timur. 

“PT PAL Indonesia bisa menjadi percontohan penerapan digitalisasi dalam pengembangan proses bisnis,” harap mantan Bupati Trenggalek itu.

Dalam kesempatan itu, SEVP Transformation Management PT PAL Indonesia Satriyo Bintoro menjelaskan, transformasi 4.0 dilakukan untuk memajukan industri maritim menuju Indonesia Emas 2045. 

Menurutnya transformasi tersebut untuk menjadikan proses bisnis lebih lincah, efisien, dan efektif yang terkontrol secara daring dan real time.

“Tahapan yang dilakukan PT PAL saat ini sedang menyiapkan pondasi infrastruktur digital yang dibutuhkan, serta pengembangan implementasinya,” katanya.

Pria yang akrab disapa Bintoro ini mencontohkan, dari awalnya PT PAL hanya memiliki satu galangan  kemudian menjadi dua, tiga, empat, dan seterusnya hingga menjadi banyak. 

“Bahkan nantinya bisa sampai puluhan atau multiyard yang  akan terkontrol dari satu galangan induk,” jelasnya.

Dia juga memaparkan bahwa tahapan transformasi yang dilakukan PT PAL itu nantinya akan mengungkap efisiensi di beberapa galangan. 

“Secara agregat tentunya nanti juga akan meningkatkan penjualan dan inovasi dari berbagai galangan tersebut, serta pada gilirannya kita menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” tandasnya.

Bintoro juga mengungkapkan bahwa saat ini PT PAL Indonesia tengah mengerjakan proyek pembuatan enam kapal berbagai jenis dari order sejumlah negara. Menurutnya, proyek tersebut memberi multiplier effect pada perekonomian Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, galangan pengerjaan kapalnya berada di Kota Surabaya.

Padahal, kata Bintoro, untuk satu proyek pembuatan kapal membutuhkan ribuan tenaga kerja baru. “Untuk membangun satu kapal 150 meter saja kita bisa menyerap sampai 2.000 tenaga kerja baru,” jelasnya.

Menurut dia, serapan tenaga kerja itu meliputi bidang pengelasan kapal, tukang cat kapal, ahli listrik, produksi persenjataan kapal, hingga desain interior kapal.

Tak hanya itu. Serapan tenaga kerja juga berdampak di industri pendukung komponen kapal. Seperti komponen pintu kapal, baut kapal, hingga roller pintu.

“Kalau industri pendukung kapal ini memiliki order yang continue dan pasti, maka akan memberikan  multiplier effect pada perekonomian Jatim,” katanya.

Bintoro menjelaskan bahwa order enam unit kapal yang tengah digarap oleh PT PAL Indonesia itu antara lain, dua unit kapal Landing Dock pesanan Filipina, dua unit Frigate Merah Putih untuk Indonesia, satu unit Landing Platform Dock (LPD) dari Uni Emirat Arab (UEA), dan satu unit Kapal Listrik untuk Indonesia.

“Harga kapal setiap unit juga berbeda. Misalnya Frigate Merah Putih bisa mencapai Rp5 triliun untuk jangka waktu pengerjaan lima tahun,” ungkanya.

Namun, kata Bintoro, masih banyak proyek kapal dari luar negeri yang membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat. Khususnya untuk kebijaan komponen kapal.

Sebab Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk pembuatan kapal masih 35 persen. Sedangkan sisanya membutuhkan impor komponen dari luar negeri.

“Banyak proyek butuh dukungan pemerintah untuk kebijakan kemudahan impor agar pengerjaan proyek tepat waktu. Kita harapkan bisa bekerja sama dengan baik dengan pemerintah,” kata Bintoro.

Selain itu, saat ini kapasitas produksi PT. PAL Indonesia hanya mampu memproduksi dua unit kapal dalam setahun. “Karena itu, seiring semakin banyaknya order yang kami terima, ke depan kapasitas produksi itu akan ditingkatkan lagi menjadi dua kali lipat, yaitu empat unit kapal per tahun,” pungkasnya.