LRT Jabodetabek Bermasalah, DPR Minta Tiga Kementerian Cari Solusi Bersama

AKM • Tuesday, 31 Oct 2023 - 11:06 WIB

Jakarta -.Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto minta Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian serta PT KAI duduk bersama mencari solusi terkait kondisi LRT Jabodebek yang bermasalah. 

"Ketiga kementerian ini perlu mengevaluasi total keputusan pemilihan kereta produksi PT. INKA sebagai armada LRT. Padahal sebelumnya sudah ada informasi bahwa kereta produk PT. INKA tidak cocok untuk angkutan penumpang sejenis KRL (kereta rel listrik), KRD (kereta rel diesel), LRT (light rail transit) atau trem," ujarnya kepada Media, Jakarta, Selasa (31/10).

Mulyanto minta ketiga kementerian menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini. Mengingat, dengan segala pertimbangan, akhirnya Pemerintah memilih kereta produksi PT INKA sebagai armada LRT. Harusnya pihak yang terlibat dalam penetapan kebijakan itu bertanggung jawab.

"Terkait dengan kualitas produk KA dari PT. INKA yang membahayakan penumpang sehingga gagal operasi Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN harus menegur keras perusahaan plat merah tersebut. Karena terbukti produk yang dihasilkan tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya," kata Mulyanto. 

Dengan kejadian ini Mulyanto jadi paham kenapa sebelumnya PT. KAI dan PT KCI lebih memilih kereta bekas dari Jepang, ketimbang menggunakan produk dalam negeri. Ternyata, kualitas kereta produk dalam negeri belum memenuhi standar keamanan dan kenyamanan yang semestinya. 

"Masak kualitas produk baru industri kita kalah dari barang bekas produk Jepang. Ini kan memalukan bangsa sendiri.

Kasus ini harus menjadi perhatian serius pemerintah. Jangan sampai publik serba salah, disodori pilihan yang sama-sama jelek seperti memakan buah simalakama. 

"Pilih produk dalam negeri, kualitasnya rendah dan membahayakan. Pilih KA bekas Jepang, merendahkan produk bangsa sendiri. Kita menginginkan produk dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun tidak juga dengan kualitas seadanya yang dikeluhkan sekarang ini," tegas Mulyanto.