Gibran Cawapres, Instant Society Syndrome Merebak di Panggung Politik Nasional

MUS • Tuesday, 24 Oct 2023 - 13:35 WIB

Surabaya - Kehadiran Gibran Rakabumi dikancah politik nasional menimbulkan gejolak. Hal ini tidak lepas dari proses yang dilalui, karena banyak intervensi khususnya MK.

Pengamat politik dari Surabaya Survey Center ( SSC ) Surokim.Abdus Salam menyampaikan, bahwa ini bisa menjadi praktik politik ajimumpung yang kasat mata tanpa tedeng aling-aling.

Surokim juga menyampaikan bahwa ada unsur memanfaatkan situasi disaat orang tuanya berkuasa, kerabatnya bisa membuat putusan yang bisa menguntungkan dia, siapa saja bisa.dengan mudah melupakan kehormatan dan tanpa beban untuk bisa menjaga marwah atas proses politik  yang menghargai merit system. 

"Tentu proses yang dilalui Gibran banyak sekali bersinggungan dengan orang tua yang berkuasa ataupun kerabat di MK. Hal ini akhirnya menisbikan proses politik yang sehat " ujar Surokim yang juga akademisi dari Universitas Trunojoyo.

Surokim memaparkan juga, situasi ini bisa menjerumuskan bangsa pada nilai politik yang sangat rendah. Bahkan dikalangan anak muda menurut Surokim, politik akan menjadi olok - olokan dan tak lagi mempunyai kepercayaan pada pola pengkaderan partai untuk memunculkan calon pemimpin.

"Jika tidak berhati-hati apa yang terjadi jelang pilpres 2024 seiring pencalonan Gibran, akan  bisa menjerumuskan dan akan membuat politik menjadi ajang olok- olok dan potensi menjadi ajang komedian dikalangan anak muda," lanjut Surokim.

Yang paling menyedihkan menurut Surokim, anak-anak.muda tak lagi percaya bahwa mengikuti kaderisasi diparpol itu penting. Anak muda tak lagi percaya bahwa semua harus dilakukan melalui tangga yang berliku dan melalui tempaan candradimuka yang berat.  

"Akhirnya generasi muda akan benci politik. Mereka tak lagi percaya pada nilai politik yang menghargai proses," lanjut Surokim.

Prosee kaderisasipun juga akan terdampak. Surokim menandakskan,  yang matang akan ditinggalkan dan cenderung memilih instant walau dengan cara yang bypass karena memang ada dan tersedia  jalan yang lebih cepat dan ringan.

"Pengkaderan tidak ada lagi karena partai akan cenderung memilih yang instant sebagai calon pemimpin" lanjut  Surokim.

Hal yang paling menyedihkan menurut Surokim adalah penunjukan Gibran sebagai cawapres. Fenomena ini menurut Surokim sungguh akan kian menyuburkan praktik kkn dalam kondisi politik yang sesungguhnya.  

Menurut Surokim, bahwa pesan negatif yang kompleks untuk anak muda dan tanpa sadar semua akan terjangkit dengan mudah virus instant society syndrome.

"Akhirnya cara - cara instant akan menjadi warna politik kita dan tentunya akan berbahaya untuk masa depan bangsa dan negara," pungkas Surokim.