Bangun Pesantren dan Masjid, Fakta Shiddiqiyyah Cinta Tanah Air dan NKRI

FAZ • Friday, 13 Oct 2023 - 20:54 WIB

Jakarta - Momen bersejarah akan tiba pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, yang terletak di Desa Karangpapak, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Saat peresmiannya, pesantren ini akan menjadi salah satu benteng penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini adalah momen yang penuh semangat, dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat terkemuka.

Peresmian pesantren ini akan dihadiri oleh pejabat militer dan ulama nasional yang akan memberikan dukungan dan doa. Diharapkan pesantren ini menjadi penjaga NKRI dan imam perdamaian dunia.

Lebih dari sekadar pusat pendidikan agama, Pesantren Hayya Alash Sholaah juga menjadi lambang persatuan, perdamaian, dan cinta pada tanah air Indonesia.

Ketua Panitia Peresmian Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, Ir. Haryo Sumantri menjelaskan bahwa pesantren ini dibangun dengan tujuan luhur yakni menjadi benteng NKRI.

"Tak hanya itu saja, pesantren ini juga akan mencetak generasi muda yang memiliki cinta pada tanah air dan NKRI," jelas Haryo Sumantri.

Tentu, ada konsep yang diikuti yakni konsep tiga benteng negara. Sebagaimana disampaikan dalam buku "Cita-Cita Perjuangan" karya Dr. Abu Hanifah, konsep tiga benteng negara itu mencakup kaum thoriqoh, pesantren, dan musala yang mengajarkan cinta tanah air.

Pesantren dengan lahan seluas 5 hektare ini dibangun oleh warga thoriqoh Shiddiqiyyah secara mandiri tanpa bantuan luar. Hal ini tentunya mencerminkan semangat gotong royong dan cinta tanah air yang mendalam.

Ketua Bidang Kajian Kebangsaan PCTA Indonesia, Ir. Edi Setiawan, mengharapkan pembangunan Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah ini akan turut membentengi NKRI. "Ini juga sesuai dengan fakta sejarah sebagaimana yang disebutkan dalam buku 'Cita-Cita Perjuangan'," harapnya.

Sementara itu, Joko Herwanto menjelaskan bahwa pesantren tersebut mulai dibangun dengan peletakan batu pertama pada tahun 2019 dan dibiayai secara mandiri oleh warga thoriqoh Shiddiqiyyah tanpa membuat proposal..

"Jika ditotal semua anggaran yang digunakan untuk pembangunan ini hampir mencapai Rp8 miliar. Dengan semangat gotong royong dan cinta tanah air Indonesia tanpa membuat proposal-proposal, secara ikhlas kami persembahkan  pesantren dan masjid ini untuk bangsa dan NKRI," jelasnya.

“Kami mengundang Bapak Panglima TNI Laksamana H. Yudo Margono, S.E., M.M., C.S.F.A. dan Bapak KH Said Aqil Siroj semoga beliau bisa  hadir dalam peresmian Pesantren  Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal  Falah di Pelabuhan Ratu. Undangan sudah beliau terima,” pungkas Ir. Haryo Sumantri.