Dihadapan Menteri dan Jajaran Pimpinan Tinggi PUPR , Ary Ginanjar Paparkan Hasil Risetnya Selama 25 Tahun

FAZ • Sunday, 10 Sep 2023 - 08:51 WIB

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menggandeng ESQ/ACT Consulting International melaksanakan Workshop Manajemen Risiko bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Pada kegiatan tersebut hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekjen PUPR M. Zainan Fatah, Kepala BPSDM Khalawi, Sekretaris BPSDM Achmad Subkhi dan Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian sebagai pembicara.

Pada kesempatan itu, Ary Ginanjar membagikan hasil risetnya mempelajari ilmu character building dan corporate culture hadapan Menteri PUPR beserta para para jajaran. Ia membahas terkait cara memahami core values BerAKHLAK dengan basis Manajemen Resiko.

“Ada 5 langkah untuk membangun pemimpin (SDM) bertalenta berbasis BerAKHLAK di PUPR. Yang pertama harus perkuat fondasinya yakni corporate culture, pastikan kita sebagai leaders pemikirannya harus Growth Mindset bukan Fixed Mindset," ujar Ary Ginanjar.

Lalu, lanjutnya, pimpinan di sini harus memiliki kemampuan komunikasi atau cara meng-handle milenial dan zelenial dengan ilmu coaching, serta pastikan menempatkan orang di tempat yang tepat sesuai dengan talenta atau DNA nya. Baru bisa tingkatkan dengan kompetensi-kompetensi lainnya dengan istilah jadi magister super specialist.

Dikatakan Ary bahwa untuk mempertahankan sebuah lembaga, kementerian, instansi dan lainnya harus perkuat fondasinya (corporate culture) yakni core values dan core purpose. Kabar gembiranya, ASN sudah punya core values dan core purpose yang seragam, dengan core values BerAKHLAK dan core purpose Bangga Melayani Bangsa.

“Corporate culture ini yang dimaksud Pak Bas, gak hanya infrastruktur saja tapi kami ingin meninggalkan legacy atau siapkan fondasi yang kokoh agar PUPR bisa bertahan hingga 100 tahun ke depan. To live, to learn, and to leave the legacy. Sebelum ajal datang, mari siapkan fondasi yang kuat yaitu generasi yang bermoral berkarakter dan takwa Untuk Indonesia Emas 2045,” papar Ary.

Pria yang memiliki 17 perusahaan di bawah naungan ESQ Group itu menyampaikan bahwa setelah fondasinya kuat, untuk merespon masalah dan merespon perubahan maka harus punya pemikiran yang growth mindset.

"Karena jadi pemimpin masa depan itu harus no JEB. No Justification, No Excuse, No Blaming," lanjut Ary.

Kemudian langkah ke tiga yaitu tentang coaching. Ary mengatakan, Harvard Business Review memberikan tiga tips bagaimana caranya untuk menangani mereka (generasi milenial dan zelenial) yakni dengan social networking, people development and coaching, serta collaboration.

Metode Coaching adalah sebuah teknik bertanya dan mendengarkan seseorang tanpa ada unsur menasehatinya. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang ada pada dirinya, perencanaan strategi, bahkan mempunyai perencanaan untuk menyelesaikan permasalahannya tanpa diberikan saran atau masukan dari orang lain.

“Pendekatan dengan generasi milenial, zelenial itu berbeda tekniknya. Lalu, apalagi setelah di-coaching? Para leaders atau insan PUPR harus tahu talenta dirinya dan sekitarnya. Sebisa mungkin, untuk menempatkan orang harus di posisi yang tepat agar kinerja pun melesat," terangnya.

"Contohnya, untuk memilih orang yang tepat dalam pencegahan penanganan resiko harus tahu talentDNA-nya. Dengan begitu, kita bisa tingkatkan dengan kompetensi-kompetensi lainnya dengan istilah jadi magister super specialist,” tutup Ary.

Paparan dari Ary Ginanjar direspon positif oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono atau biasa disapa Pak Bas yang mengatakan bahwa semuanya harus dilandasi dengan BerAKHLAK.

"Namun tentu yang paling susah adalah implementasinya. Saya kira yang disampaikan Pak Ary tadi, kita meski growth dan maju. Itu semua dilandasi dengan BerAKHLAK," ujar Pak Bas.

Di sesi ini ia bisa merasakan banyak ilmu yang didapatkan, bagaimana berkomunikasi dengan milenial, semisal makan siang bersama, kuliner dengan ngobrol dengan mereka.

"Saya setuju, cara komunikasi dengan mereka itu harus di coaching bukan di ceramahi. Insya Allah akan kita teruskan, budayanya harus kuat dan berani serta berjiwa seni. Orang-orang yang ada di sini, 30 persen harus menjadi trendsetter. Untuk PUPR Growth," ujar Ucap Pak Bas.

Sementara itu, Sekjen PUPR menyampaikan bahwa keluarga besar PUPR mendapat pencerahan dari Ary Ginanjar yang sudah lama berinteraksi dengan pegawai. Peristiwa hari ini menjadi tonggak sejarah dengan berbicara didepan seluruh pejabat.

"Kesempatan kali ini Pak Ary membahas cara bagaimana agar kita bisa menjadi organisasi yang bertahan lama ke depan untuk mencapai yang kita inginkan," ungkap Sekjen PUPR.