Chandra Asri, Pemimpin Pasar di Sektor Petrokimia di Indonesia

ANP • Monday, 4 Sep 2023 - 18:56 WIB

JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group) merupakan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 satu-satunya di negara Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang mencakup fasilitas energi, pengolahan air, jetty & tank.

Edi Riva’I - Legal, External Affairs and Circular Economy Director mengatakan, saat ini, Chandra Asri merupakan Pemimpin Pasar di Sektor Petrokimia di Indonesia dengan berbagai proyek ekspansi yang telah dilakukan diantaranya Pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1. Selain itu, terdapat juga beberapa proyek yang saat ini dalam pipeline diantaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride”.

“Chandra Asri sebagai Mitra Pertumbuhan (Growth Partner) berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah,” tegasnya.

Menurutnya, highlight capaian Chandra Asri selama tahun 2023 antara lain: 

o Berhasil mengakuisisi 70% saham Krakatau Sarana Infrastruktur ("KSI") di Krakatau Daya Listrik ("KDL") dan 49% saham KSI di Krakatau Tirta Industri  ("KTI") pada 27 Februari 2023. 

o Bersama INA Jajaki Pendirian Pabrik Chlor-Alkali Berskala Dunia melalui PT Chandra Asri Alkali (”CAA”).

o Chandra Asri Menunjuk Lisensor Pabrik EDC dengan vinyl technology licensor dari Amerika Serikat.

o Penghargaan Kepatuhan Tertinggi Wajib Pajak dari KPP Wajib Pajak Besar Dua

o Padmamitra Award 2022 atas Prestasi Konservasi Lingkungan & Keanekaragaman Hayati. 

o Obligasi Chandra Asri Mendapat Peringkat Stabil dari PEFINDO

Ia menjelaskan, proyeksi rencana Pembangunan Pabrik Petrokimia Terintegrasi ke-2 (“CAP2”) saat ini dihadapkan gempuran produk impor dari negara-negara CEPA serta buruknya kondisi geopolitik global. Oleh karena itu, CAP2 tengah melakukan upaya rekonfiguransi dalam memastikan tujuan pertumbuhan usaha strategis tetap terlaksana.

“Fokus optimalisasi dari akuisisi Krakatau Tirta Industri (“KTI”) dan Krakatau Daya Listrik (“KDL”), mulai dari percepatan perluasan pasokan air dan energi untuk memenuhi kebutuhan industri yang berkembang, serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar di Cilegon dan mendukung kompleks petrokimia skala global kedua  CAP2, melalui sinergi operasional, teknis, dan keuangan,” ujarnya.

Sesuai dengan prioritas di tahun 2023 untuk memperluas bisnis petrokimia, Chandra Asri melalui  PT Chandra Asri Alkali (“CAA”) membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan Industri Hilir Nasional, mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil Nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global.

Chandra Asri memiliki rencana pertumbuhan dengan 3 pilar "Big, Long and Diversify" hingga tahun 2030, yang mana terdapat beberapa proyek yang termasuk di dalamnya, diantaranya:

1. Proyek ekspansi pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (BIG)

2. Proyek hilirisasi produk petrokimia "EDC" dan kimia anorganik "CA" (LONG)

3. Pengembangan bisnis ke sektor infrastruktur melalui akuisisi KDL dan KTI (Diversify)

Sementara itu, Phuping Taweesarp - ESG and Sustainability Director menjelaskan, Chandra Asri senantiasa berkomitmen menjalankan bisnis dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan dan aspek-aspek ESG yang mendorong kami terus mengembangkan program sosial dan lingkungan agar pemangku kepentingan kami mendapatkan manfaatnya.

“Chandra Asri sebagai mitra pertumbuhan (growth partner) senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan sejalan dengan prinsip Circular Economy dan ESG dengan pilar R.E.S.P.O.N.S.I.B.L.E. Salah satu hal yang menjadi fokus perusahaan ialah mengatasi permasalahan sampah plastik dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk dan memberi manfaat bagi masyarakat yang terlibat,” katanya.

Sebagai indikator pencapaian, Chandra Asri menggunakan sejumlah peringkat ESG dan parameter pengakuan di dalam negeri. Di internasional, Morningstar Sustainalytics telah memberikan Chandra Asri peringkat risiko ESG rendah dalam 1% teratas industri kimia komoditas, dan menetapkan sebagai Top-Rated Industry Performer. Selain itu, kami juga menerima peringkat BBB dari MSCI ESG Rating pada posisi kuartil pertama dalam industri. Di dalam negeri, kami menerima penghargaan PROPER hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun ke-2 secara berturut-turut, sebagai pengakuan lingkungan dan sosial 'melebihi kepatuhan' yang hanya sedikit yang berhasil dicapai. Bursa saham Indonesia juga telah memasukkan saham kami dalam Indeks ESG Leader, 30 teratas performa ESG dari anggota IDX. 

Hal tersebut adalah bukti kerja keras tim kami, yang telah fokus dan berdedikasi untuk menjalin ESG ke dalam strategi kami sehari-hari, jangka menengah, dan jangka panjang. Ini jelas menunjukkan bahwa Chandra Asri berada di jalur yang benar dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan kami untuk keunggulan operasional kelas dunia.

Harapan dari para pemangku kepentingan terus berkembang, regulasi menjadi lebih ketat, dan pandangan global terus berubah. Di Chandra Asri, kami terus memperbarui strategi dan rencana aksi kami untuk mengakomodasi semua perubahan ini. Kunci utamanya adalah memiliki kerangka kerja yang dapat mengatasi risiko dan peluang terkait ESG dan mengintegrasikannya secara tepat waktu ke dalam strategi bisnis perusahaan