Left Ventricular Assist Device, Penanganan Gagal Jantung dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk 

AKM • Tuesday, 8 Aug 2023 - 07:53 WIB

Jakarta - Penanganan penyakit gagal jantung menggunakan alat Left Ventricular Assist Device (LVAD) telah hadir  di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. LVAD merupakan perangkat medis yang digunakan untuk membantu kinerja jantung dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Penambahan dan peningkatan kualitas layanan LVAD dari Siloam Hospitals ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup penderita gagal jantung dan menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung . 

Awalnya, LVAD berfungsi untuk menyokong fungsi pompa jantung selama pasien menunggu ketersediaan donor transplantasi jantung. Namun, dengan adanya teknologi terkini yang menunjang durabilitas jangka panjang, alat ini telah menjadi solusi akhir bagi penderita gagal jantung lanjut, terutama apabila tidak terdapat pilihan untuk transplantasi jantung.

"Pasien gagal jantung lanjut saat ini di Indonesia hanya bisa mendapatkan perawatan secara paliatif (paliatif treatment) dimana hal ini tidak membawa pasien kemana-mana. Dengan adanya LVAD, kita dapat memberikan harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik lagi kepada pasien gagal jantung lanjut di Indonesia.” ka dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp. JP, FIHA, FAPSC, FESC.,  dalam simposium mini dengan tema  ‘A New Hope for Advanced Heart Failure’ di Jakarta, Sabtu (05/08) 

Simposium mini diselemggarakan untuk memperkenalkan LVAD, prosedur pemasangan, serta langkah perawatan digelar Siloam Hospitals Kebon Jeruk melalui Siloam Heart Institute,  yang dihadiri oleh lebih dari 75 dokter dan spesialis kardiologi di Indonesia. Simposium mini ini menghadirkan beberapa ahli kardiologi di Indonesia maupun dari institusi internasional sebagai pembicara, seperti Ketua Kelompok Staf Medik Kardiologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), FISHR, FAsCC, FAPSC, FACC, dan President of Heart Failure Society Singapore, dr. Lim Choon Pin, MBBS, MMED, MRCP, FAMS, FESC, FACC. 

Pada kesempatan tersebut disampaikan pula akan pasien dengan usia muda memiliki faktor resiko gagal jantung saat ini di Indonesia.  Prof. Dr. dr. Bambang Budi S, Sp. JP (K), FISHR, FAsCC, FAPSC, FESC, FACC., mengatakan sebagai profesi dokter, melakukan evaluasi dan perbaikan faktor risiko untuk mengurangi masalah pada kasus gagal jantung merupakan hal mutlak yang perlu diberdayakan. "Pemberian terapi bertahap juga diperlukan, dan pada pasien yang penyakitnya terus progresif dan tidak membaik dengan pemberian terapi, terapi LVAD dapat dipertimbangkan.”ujar Prof. Dr. dr. Bambang Budi S, Sp. JP (K), FISHR, FAsCC, FAPSC, FESC, FACC.

Sementara itu di kesempatan Simposium, dr. Lim Choon Pin, MBBS, MMED, MRCP, FAMS, FESC, FACC.,  President of Heart Failure Society of Singapore sejak tahun 2022 mengatakan akan LVAD yang merupakan terapi, termasuk dalam golongan Mechanical Circulatory Support dan terapi ini masuk ke dalam rekomendasi yang disarankan untuk pasien gagal jantung sesuai dengan Konsensus AHA/ACC/HFSA 2022 (American Heart Association =AHA, American College of Cardiology= ACC, HFSA= Heart Failure Society of America)

“Hasil penelitian menunjukkan perbaikan survival rate pada pasien yang menggunakan LVAD Heartmate III sejumlah 83% dibandingkan dengan survival rate transplantasi jantung 82%.” ungkap dr. Lim Choon Pin, MBBS, MMED, MRCP, FAMS, FESC, FACC.

Dilansir dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, dan gagal jantung terdeteksi sebanyak 15 dari 1.000 penduduk, atau sekitar 4.2 juta penduduk yang menderita penyakit kardiovaskular. Selain itu, menurut Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, sebanyak 14.4% penyebab kematian di Indonesia terjadi karena penyakit jantung koroner yang berujung pada gagal jantung. Melihat tingginya prevalensi penyakit jantung, Kementerian Kesehatan Indonesia terus melakukan upaya pencegahan kasus baru dan pengendalian penyakit dengan tujuan mendorong masyarakat untuk mengubah perilaku jadi lebih sehat melalui Gerakan Masyarakat (GERMAS) serta berupaya mengontrol tingkat keparahan penyakit jantung.

Tindakan pemasangan LVAD di RS Siloam Kebon Jeruk didukung oleh tim multidisiplin dengan kompetensi internasional serta peralatan medis dan ruang perawatan dengan teknologi terbaru. Prosedur ini juga menerapkan pelayanan komprehensif, termasuk metode minimal invasive surgery hingga terapi pasca pemasangan alat.

Untuk mendukung layanan medis di bidang kardiologi, RS Siloam Kebon Jeruk yang tergabung dalam Siloam Heart Institute Grup RS Siloam menyediakan 11 dokter spesialis jantung dan pembuluh darah serta 6 dokter bedah toraks kardiovaskuler, juga dilengkapi dengan ruang perawatan khusus pasien jantung mulai dari perawatan intensif, perawatan biasa, hingga rehabilitasi medik terkait dengan penyakit jantung. Selain itu, RS Siloam Kebon Jeruk juga memiliki Klinik Gagal Jantung yang terdedikasi di dalam area rumah sakit. Klinik ini dibuka untuk masyarakat umum untuk melakukan konsultasi tanpa biaya terkait penyakit gagal jantung. 

Klinik ini didukung oleh 1 dokter umum, 1 perawat, 1 apoteker dan 1 ahli gizi yang dilatih secara khusus untuk memberikan pelayanan menyeluruh untuk pasien jantung yang membutuhkan konsultasi lebih mendalam termasuk obat-obatan yang dikonsumsi, cara pemakaian dan efek samping obat, keluhan harian, hingga konsultasi pola hidup sesuai kebutuhan pasien. Selain konsultasi, pasien juga dapat menerima pemantauan kondisi selama rawat jalan melalui konsep home telemonitoring.

RS Siloam Kebon Jeruk telah menjadi bagian dari Grup RS Siloam sejak tahun 2002 dan telah dikenal masyarakat sebagai rumah sakit dengan pusat unggulan layanan kardiologi. Memiliki lebih dari 200 tempat tidur operasional, rumah sakit ini melayani lebih dari 1.000 pasien rawat inap setiap bulannya. Didukung oleh lebih dari 200 dokter dan spesialis, serta lebih dari 500 perawat dan staf medis, RS Siloam Kebun Jeruk mampu melayani hingga 500 pasien rawat jalan setiap harinya.