Demokratisasi AI untuk Semua, KORIKA dan cTIs Gelar AI Innovation Summit 2023

ANP • Monday, 7 Aug 2023 - 18:36 WIB

Jakarta - Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menggelar kembali Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS 2023) secara hybrid pada 10-12 Agustus 2023 dengan tema “Democratizing Artificial Intelligence For All”. AIIS 2023 merupakan kegiatan konferensi dan pameran yang akan menampilkan perkembangan dan pemanfaatan beberapa inovasi AI terkini, baik secara global maupun lokal di Indonesia, melalui main stage conference, fireside chat di pavilion, sesi kompetisi GenAI, dan sesi webinar. Konferensi AIIS 2023 digelar pada Hari Pertama di Booth D-1 Jakarta International Expo Kemayoran, sedangkan sesi fireside chat di adakan selama dua hari berikutnya di Paviliun KORIKA yang berada di Hall D-1, Stan #0001.

AIIS 2023 akan menjadi ajang bagi komponen bangsa Indonesia yang berasal dari pemerintah, industri, akademisi, media, dan komunitas, untuk menampilkan karya mereka dalam bentuk inovasi hasil riset, produk teknologi dan industri, pemikiran/wawasan, kebijakan, dan bentuk lainnya yang berharga bagi kemajuan pengembangan dan penerapan AI di Indonesia. Perhelatan AIIS 2023 akan menyuguhkan event kolaborasi AI yang terbaik untuk menyusul kesuksesan AIIS 2020 dan AIIS 2021.

Di tengah dunia yang terus didorong oleh kemajuan teknologi AI, summit ini bertujuan untuk mendorong upaya yang penting dan transformatif dalam memastikan akses dan pemanfaatan AI yang merata, etis, dan inklusif bagi individu, organisasi, dan komunitas di berbagai latar belakang dan sumber daya. Summit ini akan membahas cara-cara untuk mendobrak hambatan, menjembatani kesenjangan digital, serta memastikan distribusi manfaat AI yang adil dan setara. Para peserta akan berdiskusi tentang pentingnya memberdayakan semua orang dengan akses ke pendidikan, alat, dan sumber daya AI, sehingga mereka dapat mengembangkan literasi dan keterampilan AI yang diperlukan untuk memanfaatkan teknologi ini dengan bijaksana. Dengan fokus pada demokratisasi AI, summit ini bertujuan untuk menciptakan arena permainan yang setara di mana potensi AI dapat memberdayakan pertumbuhan pribadi dan masyarakat secara luas. Demokratisasi AI membuat teknologi AI menjadi lebih mudah diakses dan digunakan oleh berbagai kalangan, tanpa memandang latar belakang atau keahlian teknis.

Di dalam konteks Generative AI, demokratisasi AI memungkinkan siapa saja mendapatkan akses ke algoritma generatif untuk menghasilkan konten yang kreatif dan orisinal. Generative AI, atau juga dikenal sebagai Gen AI, adalah salah satu tipe AI yang dapat menghasilkan konten baru berdasarkan apa yang ia pelajari dari konten yang ada. Generative AI menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) yang kompleks untuk mempelajari pola-pola dan/atau distribusi dalam data yang ada dan kemudian membuat prediksi atau menciptakan konten yang baru berdasarkan pola-pola dan/atau distribusi tersebut. Konten yang dihasilkan Generative AI adalah dalam bentuk teks, gambar, audio, dan video. ChatGPT adalah salah satu contoh Generative AI yang menggunakan large language model, karena itu ChatGPT bisa disebut sebagai sebuah Generative Language Model. Selain ChatGPT, ada LaMDA dan PaLM yang dikembangkan oleh Google.

AIIS 2023 mengangkat tema “Democratizing Artificial Intelligence For All” dan berfungsi sebagai platform untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam strategi, kebijakan, dan inisiatif yang mempromosikan demokratisasi AI. Ini akan menyatukan para ahli, peneliti, pembuat kebijakan, pengusaha, dan penggemar AI untuk berbagi wawasan, menampilkan praktik terbaik, dan menginspirasi tindakan kolektif. Melalui sesi interaktif, lokakarya, dan kesempatan berjejaring, para peserta akan bersama-sama berusaha untuk memastikan bahwa AI menjadi kekuatan untuk kebaikan, yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

AIIS 2023 dibuka oleh Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza, dan dilanjutkan dengan penampilan beberapa pembicara utama (Key Note Speaker) dari tokoh nasional dan industri AI, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Ir. Nizam, Komisaris Utama PT Telkom, Prof Bambang Brodjonegoro, CEO OpenAI, Sam Altman, dan CEO Stability.ai, Emad Mostaque.

Pada kesempatan pembukaan AIIS 2023, Hammam Riza selaku Ketua Umum KORIKA menyampaikan bahwa AIIS 2023 membawakan tema "Democratizing Artificial Intelligence For All". Tema ini memberikan pesan bahwa AI bukan hanya milik segelintir orang yang memiliki hak istimewa, tetapi menjadi alat yang memberdayakan dan mengangkat komunitas, mendorong inovasi, dan mendorong pertumbuhan inklusif. Selain itu, AIIS 2023 bertujuan untuk menjadi wadah bagi Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) untuk mempromosikan organisasi, melakukan pitching ke publik (pentahelix), dan mempercepat implementasi AI di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan pernyataannya bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menghadapi tantangan ekonomi digital di pasca pandemi Covid-19, dan akan membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan melalui kebijakan progresif dan kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat. Ekonomi digital menjadi kekuatan yang berkontribusi signifikan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan telah menyumbang hampir 50% dari transaksi ekonomi digital di ASEAN. Ekonomi digital tentunya saat ini dan kedepan mendapatkan pengaruh signifikan dari keberadaan Generative AI. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh sebuah lembaga internasional, dampak Generative AI pada produktivitas dapat menambah nilai triliunan dolar bagi ekonomi global. Studi ini memperkirakan bahwa Generative AI dapat menambah jumlah yang setara dengan $2,6 triliun hingga $4,4 triliun per tahun di 63 kasus penggunaan. Ini akan meningkatkan dampak semua AI sebesar 15 hingga 40 persen. Perkiraan ini akan berlipat ganda jika menyertakan dampak Generative AI yang diintegrasikan ke dalam perangkat lunak.

Hasil studi tadi sejalan dengan apa yang direncanakan oleh Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) pada tahun 2020, yang menargetkan PDB Indonesia sebesar 10,5% pada tahun 2030 melalui pemanfaatan AI. Akan tetapi Stranas KA 2020 masih mengacu pada peta jalan yang mengandalkan teknologi AI saat itu. Dengan kemunculan Generative AI dan perkembangan teknologi AI maju lainnya yang sangat berdampak pada ekonomi digital Indonesia kedepan, dibutuhkan peta jalan yang lebih menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Strategi Nasional AI Indonesia perlu diadaptasikan dan direvisi dengan percepatan teknologi AI, seperti Generative AI. Indonesia perlu menyiapkan regulasi etika AI untuk mengawal perkembangan teknologi-teknologi maju tersebut.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) bisa beroperasi secara optimal pada 2023. Agar target itu tercapai, pemerintah sedang mendorong pembangunan pusat data atau data center berbasis cloud milik negara. Berkaitan dengan tema yang diusung oleh AIIS 2023, kementerian Kominfo menyoroti tentang pentingnya etika dan regulasi AI untuk pencegahan penyalahgunaan Generative AI. Generative AI berpotensi digunakan secara negatif untuk menghasilkan hoax, misinformasi, dan disinformasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di satu sisi demokratisasi AI memungkinkan masyarakat mengakses dan menggunakan AI secara luas, namun di sisi lain masyarakat perlu diberikan kesadaran dan pedoman bagaimana memanfaatkan dan menerapkan AI secara bertanggung jawab. Karena itu, Kominfo menyiapkan program-program upskilling dan reskilling talenta digital bidang AI agar mampu berdaya saing dan membangun kemandirian dalam mencapai tujuan transformasi digital Indonesia.

Di Hari Pertama, AIIS 2023 menyajikan rangkaian 5 topik sesi panel: (1) Healthcare: Forecasting Healthy Future, (2) Digital Government, (3) Research and Education, (4) Food, Drugs and Agriculture, dan (5) Smart Cities and Mobility. Sesi panel ini diisi oleh pembicara-pembicara ahli di bidang AI dari Nasional dan Internasional, seperti Singapore, USA, UK, Phillipine, China, dan India. Pada Hari ke-2 dan ke-3, AIIS 2023 menyediakan sesi-sesi fireside chat yang diadakan di Paviliun KORIKA. Pada sesi fireside chat, para pembicara dari perwakilan industri, pakar, akademisi, dan aktivis di bidang AI berbagi tentang perkembangan riset, inovasi, dan produk teknologi teknologi AI, melalui presentasi, diskusi, dan interaksi dengan peserta AIIS 2023. 

Dan yang tidak kalah menarik, pada sesi fireside chat di Paviliun KORIKA Sepuluh Finalis Kompetisi Dunia Kreatif dengan Generative AI memperkenalkan inovasi kreatif mereka. Finalis dibagi pada dua kategori, yakni Kategori Pengembangan Tools Generative AI dan Kategori Khusus Pemanfaatan Tools Generative AI. Sebagaimana disampaikan oleh ketua panitita kompetisi, Lya Hulliyyatus, pemenang dari ajang kompetisi ini mendapatkan uang tunai mulai dari 5.000.000 untuk pemenang ketiga, 10.000.000 untuk pemenang ketiga, dan 20.000.000 untuk pemenang pertama.

Pada penutupan acara, Hammam Riza, Ketua Umum KORIKA menyampaikan bahwa AIIS 2023 menjadi bukti dari upaya KORIKA dalam mewujudkan misinya dan memastikan keberhasilan implementasi Strategi Nasional AI Indonesia. Melalui AIIS 2023, masyarakat Indonesia mendapatkan kesempatan pengetahuan dan pengelaman yang lebih luas tentang AI, khususnya berkaitan dengan Demokratisasi AI dan Generative AI.

AIIS 2023 didukung oleh Microsoft Indonesia, Huawei, GDP Labs, Datasaur.ai, DTP, IBM, Malaria No More, Area31, EduBeyond, PT Biofarma (Persero), PT Kalbe Farma Tbk, CTIS, dan para senator KORIKA dari pentahelix.