BRIN Inisiasi Vaksinasi Hewan Ternak untuk Kendalikan Penyebaran Antraks

LAN • Thursday, 20 Jul 2023 - 21:43 WIB

Jakarta - Kembali terjadinya kasus penyebaran antraks di Gunung kidul, Yogyakarta. BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) berinisiasi untuk melakukan vaksinasi pada semua hewan ternak, menggunakan vaksin strain 34F2. 

Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Veteriner BRIN, Rahmat setya Adji menyatakan, virus antraks tidak dapat dihilangkan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan pemberian vaksinasi kepada hewan yang rentan terkena virus tersebut.

“Antraks tidak bisa dibebaskan atau dihilangkan, tapi dikendalikan. Bentuk pencegahannya adalah pemberian vaksinasi kepada hewan-hewan yang rentan," Ucap Rahmat saat melakukan diskusi di Media Lounge Gedung B.J. Habibie pada, Kamis (20/07/2023).

Menurut Rahmat, antraks merupakan penyakit bakterial yang dapat menyerang hewan domestik dan liar, terutama hewan herbivora. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang menghasilkan spora ketika terpapar oksigen.

Peneliti tersebut menyatakan bahwa jika hewan terinfeksi tetapi tidak disembelih, bakteri antraks akan berbentuk vegetatif. Namun, saat darah hewan yang terinfeksi terkena oksigen, bakteri tersebut akan membentuk spora.

Rahmat menjelaskan bahwa virus tersebut dapat dihentikan dengan penyiraman formalin pada titik tempat kematian hewan, dengan kadar konsentrasi formalin sebesar 10 persen. Namun, diperlukan 50 liter formalin untuk membersihkan satu meter persegi lokasi penyembelihan yang telah terpapar bakteri antraks. 

Rahmat juga menambahkan bahwa bakteri antraks memiliki sifat yang kuat, bahkan dapat menyebabkan kematian hanya dalam rentang waktu 48 sampai 72 jam. Dikarenakan proses pengaliran virus yang terbilang sangat cepat.

"Spora itu tahan terhadap terhadap lingkungan ekstrem, termasuk kondisi pH yang ekstrem, panas ekstrem, dan bisa bertahan hidup selama 150 hingga 200 tahun," jelas Rahmat.

Diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menyerang sistem pencernaan manusia. Rahmat memberikan penjelasan tentang suhu panas saat kita memasak suatu makanan dapat membunuh bakteri tersebut. 

"Antraks rapuh dengan pemanasan basah, seperti direbus dengan air mendidih selama 30 menit. sedangkan, panas kering seperti sate membutuhkan suhu 120 derajat selama satu jam," tambah Rahmat.

Kementerian Pertanian juga telah menyediakan 96 ribu dosis vaksin untuk wilayah-wilayah dengan populasi hewan ternak dominan, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Juga telah menyediakan 110 ribu dosis vaksin sebagai cadangan untuk menghadapi wabah virus antraks, seperti yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta. (Rafi)